Riska Yuli Nurvianthi
30 Jul 2022 at 16:44


“Terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme harus dihadapi tanpa kompromi. Jangan sampai ada kompromi dengan hal-hal yang berkaitan dengan terorisme. Negara harus menang!” -Presiden Joko Widodo

Semua manusia menginginkan hidup tanpa konflik, saling mengasihi satu sama  menciptakan kerukunan antara sesama baik antar umat beragama hingga mewujudkan kehidupan yang damai dan harmonis.

Namun kenyataan tidak bisa dielakkan dari pandangan kiranya ada segelintir kelompok yang menyukai perselisihan, perpecahan dan pertikaian dan baginya itu adalah jihad terbaik sepanjang hidup.

Mereka sebetulnya tidak ada bedanya dengan kita, hanya saja pergeseran pandangan dan ideologi kelompok tersebut yang menjerumuskan kedalam jalan yang salah, radikal dan menyesatkan.

Sahabat damai, sebagai manusia yang mencintai perdamaian, kerukunan dan keharmonisan antar bermasyarakat, bangsa dan negara sudah saatnya kita mengambil dan melanjutkan peran dalam menjaga keutuhan tersebut dari serangan barisan/kelompok yang salah.

Jangan menjadi pribadi yang apatis dengan membiarkan kelompok radikal tersebut merajalela melangsungkan aksinya dengan kejam, termasuk doktrinisasi untuk meningkatkan jumlah mereka di negera tercinta ini.

Jika kita hanya mengandalkan peran pemerintah untuk mengatasinya itu tidak cukup dan tidak akan berhasil, sebab kelompok radikal bukan permasalahan kecil yang hanya selesai jika ditangani pihak berwajib melainkan, seluruh elemen bangsa harus ikut mengambil peran terbaiknya masing-masing.

Sahabat damai, kita semua adalah saudara. Islam telah menyatukan hati kita dan inilah ikatan persatuan yang paling kokoh tiada banding sehingga pertengkaran, perseteruan, pertentangan, dan permusuhan antar sesama itu bukan kebiasaan kita dan harus diatasi dengan sebaik-baiknya.

Sebab  Menjaga suasana kebersamaan, ketenteraman, dan keharmonisan, menghindari perpecahan dan perselisihan, dan mendamaikan perselisihan adalah tugas kita sebagaimana allah swt telah mensyariatkan demikian kepada hambanya.

Selain itu, Allah swt menganjurkan kepada umat muslim untuk tidak hanya mempertahankan perdamaian (peace keeping) namun juga mengupayakan lahirnya perdamaian (peace building). Pada Surat Al-Hujurat disampaikan bahwa sesama mukmin haruslah mampu menjaga perdamaian di antara saudaranya, sebagamana firmannya:

Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya.” (QS Al-Hujurat: 9)

Sahabat damai, bahkan perdamaian menjadi satu dari beberapa kebaikan dalam Islam yang diutamakan selayaknya melakukan sedekah antar sesama . Hal ini tercermin dalam ayat Alquran yakni:

 “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa: 114)

Pada hakikatnya perdamaian sebagai suatu kondisi yang terbebas dari adanya konflik kekerasan dan terwujudnya keadilan serta kesejahteraan yang diperjuangkan di setiap lapisan masyarakat. 

Sehingga, perdamaian yang sesungguhnya tidak terbatas pada perdamaian fisik semata, namun juga termasuk di dalamnya adalah perdamaian batin atau melibatkan hati dalam memaknai.

Sahabat damai, artinya apa, kita tidak di harapkan melakukan perlawanan dengan para kelompok radikal tersebut dengan cara kekerasan atau melakukan aksi kejam balik melainkan dengan cara-cara yang cerdas tidak melukai melainkankan dengan membangun narasi tandingan dengan pesan-pesan perdamaian.yang santun dan sopan agar tidak menimbulkan konflik baru.

Selama ini masyarakat kebanyakan dianggap tidak banyak bersuara sehingga menjadi mayoritas yang sunyi (silent majority). Sudah saatnya semua masyarakat menyampaikan kepada publik luas perihal narasi-narasi perdamaian dengan lantang.

Hal itu penting untuk membangun narasi keislaman yang mengayomi, sekaligus melakukan kritik terhadap narasi prokekerasan. rumus terbaik dalam mencegah paham kekerasan adalah melakukan kontranarasi kepada penyampai pesan-pesan kekerasan (messenger) dan pesan-pesannya (messages).

Sahabat damai, saat ini memilih diam bukanlah pilihan yang bijak. Sebab bila mayoritas umat yang cinta perdamaian diam, maka narasi-narasi prokekerasan akan terus berkembang dominan. Karena itu cara terbaik untuk menyikapinya adalah terus bersuara bahwa kekerasan bukanlah ajaran agama manapun dan tidak diinginkan.

Jangan berhenti menjadi pelaku dalam penyebar pesan-pesan perdamaian, sebab dengan cara demikian adalah solusi dalam membantu pemerintah menuntaskan akar dan jejaring para kelompok radikal yang tidak akan perna ada tempatnya untuk NKRI kita tercinta.


Referensi : Berbagai Sumber

0