Gina Astuti
31 Dec 2020 at 19:48


Gejala radikalisme yang menyasar generasi muda atau generasi milenial seringkali dimulai dengan pemahaman yang dangkal terhadap ajaran agama, penanaman dan pengembangan moderasi beragama di harapkan sebagai cara pandang dalam memahami dan mendalami sebuah agama.

Penerapkan moderasi beragama ini sangat diperlukan, apalagi bagi generasi muda. Ini sebagai upaya untuk mengajarkan agama itu bukan hanya untuk membentuk individu yang saleh secara personal, tetapi juga mampu menjadikan paham agamanya sebagai instrumen untuk menghargai umat agama lain

Oleh karenanya menurut salah seorang Pakar Tafsir Al-qur’an yaitu Abi Qurais Shihab dalam ayotasik.com (08/07/2020), ada tiga faktor  penting yang menjadi acuan suksesnya moderasi beragama di Indonesia.

  1. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud adalah mengetahui tentang ajaran agama dan kondisi masyarakatnya. “Tanpa mengetahui itu, kita tidak akan bisa (menerapkan moderasi)” ujarnya. Adanya pengetahuan akan menumbuhkan rasa toleransi dan saling menghargai antar umat beragama.

  1. Mengubah Rasa Benci Terhadap Agama Menjadi Cinta Terhadap Agama

Emosi keagamaan bisa menjadikan seseorang melanggar agamanya. Ia mencontohkan, seseorang rajin salat tahajud dan yang lainnya tidak. jika orang yang gemar tahajud ini tidak bisa mengubah emosi keagamaan menjadi cinta keagamaan, maka akan mudah menyalahkan orang yang tidak rajin salat tahajud.

  1. Selalu Berhati-hati

Dalam setiap hal termasuk dalam menghidupkan moderasi beragama kehati-hatian harus selalu menjadi suatu hal yang di perhatikan, karena dalam perbuatan baik sekalipun akan selalu ada peluang untuk di anggap buruk oleh orang lain, jadi untuk meminimalisir hal yang tidak di inginkan kehati-hatian adalah salah satu kunci sukses penerapan moderasi beragama. (Kel 1/Nov)

 

Sumber :

https://www.ayotasik.com/read/2020/07/08/5769/cegah-radikalisasi-moderasi-beragama-diperlukan

0