A Sofyan N
13 Feb 2022 at 17:05


Aksi protes beberapa warga Kazakhstan memicu kerusuhan dan menyebabkan kerusakan hingga mengancam keselamatan warga. Menyikapi hal tersebut, presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayef menetapkan status darurat selama 2 pekan di kota Almaty dan di Provinsi Mangistau pada Rabu (05/01/22).

Kedua wilayah tersebut merupakan pusat aksi protes dan keurusuhan terjadi. Kebijakan status darurat tersebut mencakup pembatasan pergerakan masyarakat dan larangan beraktivitas di atas pukul 11 malam hingga pukul 7 pagi. Selain itu, pelarangan pertemuan massal yang diduga dapat mengakibatkan kerusuhan semakin membesar.

“Seruan untuk menyerang kantor pemerintahan dan markas militer merupakan tindakan melanggar hukum. Daripada menimbulkan konflik dan bukan berarti pemerintah akan menurut begitu saja, kami ingin berdialog dan meciptakan rasa saling percaya,” ucap Tokayev dalam video pidatonya beberapa jam sebelumnya.

Dilansir dari wartaekonomi.co.id pada Rabu (05/01/22), aksi demonstrasi merupakan akibat meroketnya harga BBM. Pada aksi ini, demonstran yang diikuti oleh ribuan masyarakat setempat, berkumpul di kota Zhanaozen, pusat minyak. Kota tersebut juga pernah menjadi lokasi bentrokan mematikan antara demonstran dan polisi 10 tahun lalu.

Aksi demonstrasi merebak hingga ke provinsi Mangistau dan daerah Kazakhstan Barat, termasuk pusat provinsi Aktau dan kamp para pekerja subkontraktor produsen minyak terbesar di Kazakhstan, Tengizchevroil.

Sementara itu, di daerah kota Almaty, polisi tampang telah menguasai alun-alun kota setelah sebelumnya mengusir para demonstran dengan menggunakan gas air mata serta granat kejut yang mengepung kantor walikota. Meski begitu, suara ledakan masih terdengar selama berjam-jam di sepanjang sudut jalan kota dan sebagian besar titik kumpul di kota.

0