Bahraeni
03 Apr 2022 at 07:57


Dalam laporan riset microsoft 2020 digital civil index atau DCI survey untuk mengukur tingkat kesopanan pengguna internet netizen indonesia  menempati rating bawah dan bahkan netizen indonesia dikatakan paling tidak sopan se-asia tenggara, lantas apa sih alasannya?

Dalam survei tahunan  dari microsoft ini diselenggarakan antara bulan april sampai dengan Mei 2020 yang melibatkan 16.000 responden di 32 negara yang terdiri dari kaum muda dan juga dewasa.

Nah survei ini menggunakan skor dari 0-100 dimana makin rendah skor berarti paparan resiko online ini makin rendah tingkat kesopanan di dunia maya negara itu disimpulkan makin tinggi. Nah resiko online apa yang dimaksud? Yang dimaksud yaitu beredarnya kabar hoax kemudian ujaran kebencian, penipuan, bullying hingga diskriminasi yang dialami di dunia maya.

Berdasarkan digital civil index secara global negara-negara maju berada di urutan tertinggi yaitu belanda berada di urutan pertama yang menjadi negara dengan netizen paling sopan dengan indeks skor 51 sementara di Asia Tenggara dan juga secara umum di Asia negara Singapura berada di posisi teratas atau menjadi negara teladan karena paling sopan dalam aktivitas online dan keempat secara global dengan skor 59 yang posisnya berada setelah Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.

Nah posisi Indonesia sendiri berada pada ranking ke 29 dari 32 negara dengan skor 76 dengan kata lain Indonesia mendapatkan predikat paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Posisi ini bahkan jauh dibawah Malaysia yang berada di ranking 10 dengan skor 63 atau berada di urutan kedua setelah Singapura dalam hal korespondensi online di Asia Tenggara.

Negara tetangga lain yang juga mendapatkan ranking lebih baik dari netizen Indonesia selanjutnya adalah Filiphina yang berada diperingkat 13 dengan indeks skor 66, kemudian Thailand urutan ke19 dengan skor 69, disusul Vietnam di ranking 24 dengan skor 71 dan ternyata kita hanya unggul dari Mexico, Rusia dan Afrika Selatan dalam hal kesopanan online yang disurvei tersebut secara global.

Kok bisa netizen kita menjadi salah satu yang berada di peringkat bawah kesopanan di dunia maya? netizen Indonesia dikatakan bahwa cukup tinggi terapapar hal-hal negatif di internet yang dinilai menggerus kesopanan yang menurut laporan tersebut adalah penyebaran hoax, kemudian ujian kebencian, diskriminasi hingga bullying.

Nah, itu berdasar survei contoh nyatanya yang sempat viral di twitter dan lini masa sosial media pada tahun 2021 tentang hujatan orang-orang kita mengenai pernikahan sesama jenis asal Thailand yang dinilai tidak pantas dan diharamkan oleh agama.  Tentunya netizen kita ramai-ramai melontarkan serta menyerang dan mengirimkan cuitan-cuitan yang berkonotasi negatif terhadap pasangan tersebut sehingga netizen thailand geram dan memberikan reaksi.

at first, we peacefully sent our warm congratulations to them but apparently some Indonesian bashers freaked out then started blatantly maliciously judge them? plus, mocking Thailand is the land of LGBTQ? it’s not the first time you behave like this. don’t you have any creative thought to discuss, do u? what’s wrong with you huh?why have you always critised and attacked towards LGBTQ community? stop judging others by your belief and religion. the world doesn’t rotate around your country. 2021, educate yourselves more. grow up” look at that. What a shame!!!

Sudah kebiasaan oknum netizen kita yang nyinyir karena merasa dunia berputar kepada mereka sendiri. Merasa paling benar sendiri meskipun ada perbedaan di dunia ini. beda agama, beda pandangan , beda suku dan beda negara dengan mereka tetapi  rasa ikut campurnya sangat besar.   Jangankan kepada warga asing, ada yang berbeda dengan mereka di negara sendiri saja sudah saling hina.

Meskipun survei diatas berasal dari warga asing, tapi itu merupakan pukulan telak bagi warganet Indonesia yang tidak bisa menjaga ketikan dan etikanya di media sosial dan yah memang itulah faktanya.

Terlepas dari biasanya netizen disebut maha benar. Namun, studi kesopanan ini tentu saja penting untuk diperhatikan supaya bisa meningkatkan kesadaran kita dan juga mendorong interaksi yang lebih positif secara online. Ayo yang dewasa gak cuma umur aja, pikiran juga harus dewasa, yuk mengolah perkataan, ucapan, dan sikap kita, jadikan negara kita menjadi negara yang sopan seperti dulu.

0