Novy Listiana
31 Dec 2020 at 18:51


OPINI – Sobat damai sudah pernah mendengar Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU)? Apa yang melatar belakangi peringatan ini?

Setiap bulan Desember tepatnya ditanggal 3, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) menyelenggarakan kegiatan memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) dengan berbagai kegiatan seperti upacara bendera, kegiatan jalan santai dan pameran, serta kegiatan lainnya.

Gedung sate sebagai bangunan ikonik di Kota Bandung ternyata dulunya merupakan Gedung Departemen Pekerjaan Umum. Tak banyak yang tahu bahwa di sana pernah terjadi peristiwa heroik yang melibatkan 21 orang, 7 orang di antaranya tewas saat mempertahankan Gedung PU tersebut. Peristiwa ini kemudian dikenang dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum.

Bersumber dari merdeka.com, Pacsa proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka. Namun, ternyata perjuangan tak berhenti sampai di situ. Belanda masih ikut campur dan tak mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal itu membuat para pemuda di seluruh Indonesia termasuk di Bandung berbondong-bondong mempersiapkan perlawanan terhadap pihak sekutu.

Pemuda Bandung membentuk organisasi gerakan Pemuda PU, yang mana organisasi tersebut berhasil merebut Gedung Sate dari tangan Jepang. Kewajiban mereka berikutnya adalah mempertahankan Gedung Sate dari tangan musuh dalam hal ini tentara sekutu.

Bermodalkan senjata seperti granat dan beberapa pucuk bedil serta senjata api hasil rampasan dari tentara Jepang dipergunakan mereka untuk melawan tentara sekutu yang mulai masuk ke Bandung pada 4 Oktober 1945. Setelahnya hampir setiap hari kantor Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum di bawah Pimpinan Ir Pangeran Noor selalu dikacaukan oleh tentara sekutu/Belanda/NICA.

Pada 24 November 1945, di bagian utara kota, meletus suatu pertempuran yang hebat. Penduduk sekitarnya banyak yang mengungsi ke kota lain. Saat itu Gedung Sate dipertahankan oleh Gerakan Pemuda PU yang diperkuat oleh satu Pasukan Badan Perjoangan yang terdiri kurang lebih 40 orang dengan persenjataan yang cukup lengkap.
Namun, bantuan yang diberikan itu tidak berlangsung lama, sebab pada tanggal 29 November 1945, pasukan tersebut ditarik dari Markas Pertahanan Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.

Tanggal 3 Desember 1945, jam 1.00 pagi, saat terjadi penyerangan oleh tentara sekutu kantor Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum hanya dipertahankan oleh 21 orang. Meskipun tentara sekutu bersenjata lengkap, hal itu tak membuat pemuda PU menyerah begitu saja. Mereka mengadakan perlawanan mati-matian dengan segala kekuatan yang dimiliki untuk mempertahankan Gedung PU.

Pertempuran yang tidak seimbang ini baru berakhir pada pukul 14.00 WIB. Dalam pertempuran tersebut diketahui dari 21 orang pemuda 7 di antaranya hilang. Satu orang luka-luka berat dan beberapa orang lainnya luka-luka ringan. Para pemuda yang hilang itu diketahui bernama Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu dan Soerjono.

Semula memang belum diketahui dengan pasti, di mana jenazah dari ketujuh orang pemuda ini berada. Baru pada bulan Agustus 1952 oleh beberapa bekas kawan seperjuangan mereka dicarinya di sekitar Gedung Sate, dan hasilnya hanya ditemukan empat jenazah yang sudah berupa kerangka. Keempat kerangka para suhada ini kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.

Sementara itu, sebagai penghargaan atas jasa-jasa dari tiga orang lainnya yang kerangkanya belum ditemukan telah dibuatkan 2 tanda peringatan. Satu dipasang di dalam Gedung Sate dan lainnya berwujud sebuah batu alam yang besar ditandai dengan tulisan nama-nama ketujuh orang pahlawan tersebut yang ditempatkan di belakang halaman Gedung Sate.

Peringatan tersebut sampai saat ini tak sekedar mengenang kisah heroik pemuda saat mempertahankan Gedung Sate yang dulu merupakan Gedung PU dari tentara sekutu dan serdadu Belanda. Namun, peringatan Hari Bakti PU juga bisa jadi momentum bagi semua orang PU untuk terus berjuang membangun infrastruktur yang lebih handal dan merata demi kepentingan bangsa dan negara. (Nov)

 

Sumber : Merdeka.com

0