Vitra Yuqadhirza
06 Jan 2023 at 19:30


PENGAJIAN IBU-IBU SEBAGAI APLIKASI PENDIDIKAN AGAMA

Forum pengajian bagi ibu-ibu merupakan salah satu proses untuk mengaplikasikan Pendidikan seumur hidup. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pendidikan ada yang berlangsung secara formal seperti di sekolah, ada yang berlangsung secara informal dirumah tangga dan ada juga yang berlangsung dimasyarakat yang dapat disebut Pendidikan luar sekolah atau dayah. Forum yang terakhir ini tergolong kedalam Pendidikan non formal. Pengajian ini berada ditempat Gp Meutia yaitu Dayah Furu’ Hadi’ Asyar. Karna ibu-ibu mengadakan pengajian ini seminggu 3 kali pertemuan. Namun semuanya itu melakukan suatu kegiatan untuk menanmbah pengetahuan dan pengalaman, dan proses ini juga disebut dengan proses Pendidikan seumur hidup. Melalui forum pengajian ini banyak hal yang dapat ditinjau seperti aspek sosiologis kemasyarakatannya, aspek pembinaan aqidah islam, dan yang tak kalah penting lagi adalah proses peningkatan wawasan pengetahuan.

Kelompok mahasiswa KKNT-KS di Gp. Meutia menungkapkan, ibu-ibu yang ada di Gp. Meutia juga rutin dan sangat antusias dalam melaksanakan pengajian mingguan yang merupakan program Gampong dalam meningkatkan wawasan spiritual dikalangan ibu-ibu. Pengajian tersebut diadakan setiap malam Selasa, Jum’at dan Sabtu, mulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 21.00. pengajian tersebut dibuka dengan kegiatan tausiah kitab-kita pada mlam selasa kitab tauhid, malam jum’at dan sabtu kitab akhlak yang disampaikan oleh seorang pemimpin dayah furu’ hadi’ asyar yang Bernama Tengku Almursyid. Setelah menjelaskan kitab selanjutnya sesi tanya jawab dan ditutup dengan salawat dan zikir.

“Pengajian ini sudah lama dibuka, awalnya di dayah ini tanah kosong, lalu yg mempunyai lahan kosong ini membuat pengajian di gp meutia, mulailah di bangun pengajian ini lalu pemimpinnya dayah furu’ hadi’ asyar ini bertempat tinggal didayah tersebut sebagai  mengatur dayah ini dan mengelola dayah tersebut. Dayah ini dikenal dengan dayah Tengku bagok. Dayah ini tidak hanya pengajian ibu-ibu saja tetapi bapak-bapak, anak-anak remaja, dan anak-anak kecil, dayah ini sering diadakan acara kecil seperti tiap malam jum’at memberi sedekah makan bubur dan minum dll. Dan ada juga acara buka puasa Bersama yang dibuat oleh bapak-bapak utuk makan Bersama Apabila ada acara besar seperti maulid biasanya ibu, anak remaja dan bapak-bapak mengadakan makan Bersama tetapi secara terpisah” Manfaat yang dirasakan sangat banyak sekali, contohnya selain kita mendapatkan pahala. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari pengajianitu sendiri, lebih sering bersilatuhrahmi dengan banyak orang karena bersilatuhrahmi akan memperpanjang umur seseorang dan mempunyai banyak teman. Ungkap ibu-ibu majelis saat diwawancara oleh mahasiswa KKNT-KS di Gp. Meutia.

Oleh karena itu, pengajian ibu-ibu menjadi salah satu lahan Pendidikan non-formal untuk meningkatkan kualitas Pendidikan ibu-ibu, sekaligus mengembangkan sifat-sifat social sekaligus sebagai lahan pembinaan aqidah silam. Dalam kegiatan pengajian ibu-ibu ini biasanya selain berupaya menanamkan serta memantapkan aqidah islam, juga untuk membina kerohanian yang dinamis, subur dan kuat demi pembangunan manusia seutuhnya. Harapanya, pengajian ibu-ibu ini tetap dilakukan sampai kapanpun, melihat gempuran zaman sangat menguras atas berkurangnya akhlak dikalangan masyarakat terutama generasi bangsa. Ibu-ibu ini merupakan posisi yang tepat untuk memfilter arus informasi yang diterima oleh kalangan anak-anak. “Al-ummu madrasatul Ula, ibu merupakan madrasah pertamanya anak”, maka pengajian ibu-ibu ini harus menjadi tradisi yang wajib dijaga.

Ditulis Oleh

NAMA                                   : RAIHANNIL JANNAH

NIM                                        : 1012019029

SEM/UNIT                            : VII/1

PRODI                                   : PAI

FALKULTAS                         : FTIK

0