Vitra Yuqadhirza
05 Jan 2023 at 22:57


EKSPLORASI TEKNIK SULAM PADA PERMUKAAN ANYAMAN PANDAN

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber daya alamnya. Hal ini menghasilkan keberagaman dalam hal kerajinan tangan, salah satunya adalah pemanfaatan anyaman pandan Tasikmalaya menjadi berbagai jenis produk fesyen. Namun dalam perkembangannya, produk fesyen yang berbahan dasar anyaman pandan saat ini kurang diminati oleh pasar, karena bentuk dan elemen dekorasi yang dinilai sulit untuk mengikuti selera pasar dan anak muda jaman sekarang. Para pengrajin cenderung menggunakan material dekoratif yang monoton, sebab helaian anyaman pandan yang rapuh. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif teknik dekoratif yang memungkinkan untuk diterapkan pada anyaman pandan. Berdasarkan hasil eksplorasi hasilnya adalah menggunakan teknik sulam benang dengan beberapa jenis tusuk seperti tusuk rantai, tusuk tikam jejak, tusuk jelujur dan tusuk bullion. Dengan adanya alternatif teknik pengrajin diharapkan dapat mengembangkan produknya secara kreatif sehingga produk fesyen yang diproduksi menjadi lebih bervariatif. Penerapan alternatif teknik dan material inilah yang sekiranya dapat membawa perubahan dan menaikan value dan nilai jual pada produk fesyen tersebut. Alternatif teknik dan material yang ada dalam jurnal ini sekiranya dapat memberikan solusi bagi para pengrajin untuk menghindari kerusakan pada helaian anyaman pandan.

Kata Kunci : anyaman pandan, produk fesyen, sulam.

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang amat kaya dengan budaya dan sumber daya alamnya, sehingga banyak menciptakan produk-produk yang bermanfaat dalam menunjang kehidupan masyarakatnya. Mulai dari produk rumah tangga, aneka jenis makanan sampai dengan produk fesyen kebanyakan masyarakat di daerah masih menggunakan bahan-bahan yang mereka dapat dari alam. Pengolahannyapun masih menggunakan cara yang tradisional dan mengandalkan kemahiran tangan manusia. Tidak heran produk lokal cukup diminati oleh masyarakat dari dalam negri maupun luar negri, salah satu produk yang cukup mendapatkan perhatian pasar adalah kerajinan tangan berbahan dasar anyaman pandan. Anyaman adalah hasil dari kerajinan tangan yang diawali dengan menyusun beberapa bahan utama dengan pola khusus berulang seperti melipat, menumpuk, menyilangkan dan lainnya (Desnica et al., 2019).

Dalam perkembangannya anyaman pandan tidak hanya berfungsi sebagai alas semata tetapi masyarakat mengembangkan kembali dan mengalihkan aspek fungsinya menjadi sebuah produk fesyen dengan keunikan tersendiri. Kesempatan ini digunakan oleh beberapa pengrajin untuk meningkatkan produksi kerajinan tangan berbahan dasar anyaman pandan. Namun dalam perkembangannya produk fesyen berbahan dasar anyaman pandan cukup sulit untuk mendapatkan perhatian pasar yang selalu menuntut kebaruan dan keindahan lebih dari suatu produk, sehingga pada akhirnya produk fesyen berbahan dasar daun pandan saat ini tidak memiliki banyak peminat di pasar fesyen.

Usaha peningkatan penjualan dan perluasan pemasaran produk fesyen berbahan dasar anyaman pandan dilakukan dengan cara eksplorasi pada surface (permukaan) anyaman pandan sehingga hal ini lah yang pada akhirnya menjadi daya tarik baru. Beberapa jenis teknik dan tusuk dalam sulam diharapkan bisa memberikan unsur kebaruan dalam penerapannya, sehingga bisa menaikan value dan meningkatkan penjualan produk fesyen berbahan dasar anyaman pandan Tasikmalaya oleh para pengusaha di daerah.

 

 

 

Anyaman Pandan

Keberagaman sumber daya alam di setiap daerah di Indonesia sangat bervariasi jenisnya dan memiliki keunikannya tersendiri, sehingga sumber daya alam tersebutlah yang dijadikan bahan baku utama yang kemudian diolah sedemikian rupa oleh para pengrajin derah menjadi berbagai jenis kerajinan, produk rumah tangga dan juga produk fesyen. Selain faktor sumber daya alam, faktor kemudahan akses dan faktor geografis suatu daerah yang mudah dijangkau juga bisa mempermudah masuk dan keluarnya bahan baku pembuatan kerajinan itu sendiri. sehingga pada akhirnya didapatkan jenis kerajinan atau produk yang sangat beragam, hal itu jugalah yang mendatangkan kemudahan dalam hal pemasaran produk baik di dalam daerah itu sendiri maupun ke luar daerah lain. Semua usaha masyarakat daerah untuk mengolah sumber daya alam yang tersedia dilatar belakangi oleh kebutuhan harian dari masyarakat, salah satu bahan baku yang cukup sering ditemui di daerah merupakan anyaman.

Anyaman adalah sebuah benda yang terdiri dari beberapa helaian serat dengan ukuran tertentu dimana dalam prosesnya terdapat penumpukan dan penyilangan antar helaiannya sehingga membentuk sebuah jalinan atau ikatan yang saling mengunci satu sama lain. Anyaman bisa dikategorikan sebagai kerajinan karena dalam pengerjaannya masih menggunakan tangan manusia. Anyaman biasanya dibentuk dari serat yang berasal dari beberapa jenis pohon seperti pohon kelapa, lontar, pandan, bamboo ataupun mendong (Cahyana & Sukayasa, 2009).

Salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah dan cukup strategis letak geografisnya adalah daerah Tasikmalaya. Menurut sejarah sekitar tahun 1915, masyarakat daerah Tasikmalaya khususnya kecamatan Rajapolah sudah biasa membuat anyaman berbahan daun pandan dan lainnya salah satu produknya adalah tikar. Tikar tersebut diketahui sebagai tikar aria, dimana terdapat dua lapis anyaman sehingga lebih nyaman saat dibuat menjadi alas duduk (Cahyana & Sukayasa, 2008). Warna yang tersedia pada waktu itu juga sangat terbatas dan kebanyakan menggunakan warna natural, yang didapatkan setelah daun diproses sehingga tidak menggunakan pewarna tambahan. Sementara ditahun 1962, terciptalah gagasan untuk mengolah anyaman pandan menjadi barang jadi lainnya seperti kipas, tempat pensil, tas, dompet dan lainnya, sehingga berkembang bentuk dan kegunaannya sampai sekarang (Cahyana & Sukayasa, 2008).

 

Karakteristik dan Jenis Pandan

Bahan utama untuk membuat anyaman pandan adalah tanaman pandan yang masuk dalam jenis tanaman Monocotiledone dari ordo Pandanus dan famili Pandanaceae. Jenis pandan yang digunakan biasanya adalah jenis pandanus tectorius (pandan laut) (Gambar 1) dan pandanus furcatus (pandan jaksi) (Gambar 2). Dimana pandan laut memiliki ciri daun yang memanjang dan kecil pada bagian ujung daunnya, tidak memiliki tulang daun, memiliki duri pada pinggiran daunnya juga daun yang berwarna hijau tua. Sementara daun pandan jaksi bisa tumbuh lebih panjang dan lebih kasar teksturnya setelah diolah bila dibandingkan dengan pandan laut. Jenis pandan yang paling baik kualitasnya adalah pandan panama yang masih sejenis dengan tanaman palem (Cahyana & Sukayasa, 2009).

Karakter daun pandan yang memiliki bau khas ini pun dipercaya oleh masyarakat Jawa Barat dapat menjadi pengalas dan penutup mayat yang baik setelah diberi kain kafan sehingga tidak akan membuat bau mayat tercium, selain itu fungsi tikar anyaman pandan untuk menjadi alas melahirkanpun dinilai sangat baik karena mudah dalam hal pembersihan darah yang tercecer dan bau darahpun akan cepat hilang (Desnica et al., 2019).


Jenis Motif Anyaman

Menganyam adalah salah satu teknik reka rakit tekstil dimana setiap helaian disusun dengan pola melipat, menumpuk dan menyilang sesuai dengan jenis motif anyamannya, sehingga pada hasil akhirnya juga akan menampilkan bentuk motif yang berbeda dan memiliki keunikan juga ciri khasnya masing-masing. Keunikan tiap motifpun akan terasa disetiap daerah bahkan disetiap pengrajin anyaman pandan, hal ini disebabkan oleh pengerjaan tangan masing-masing pengrajin yang akan berpengaruh pada tingkat kerapihan, tekstur anyaman dan juga formula pewarnaan yang digunakan oleh pengrajin. Selain itu material, jenis pewarna dan faktor lain juga dapat menentukan kualitas dan hasil akhir dari anyaman itu sendiri.

Anyaman pandan dengan motif lancar adalah motif yang paling banyak dibuat oleh para pengrajin anyaman saat ini dimana teknik anyaman yang digunakan adalah teknik menganyam yang paling dasar. Disamping itu terdapat beberapa motif anyaman lain yang juga digunakan oleh para pengrajin diantaranya adalah anyaman cayut/ mata walik, anyaman sasag ganda, anyaman rara, anyaman kerancang, anyaman kerancang peteuy dan anyaman kepang (Desnica et al., 2019).


 

PEMBAHASAN

Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Anyaman Pandan

Menurut Cahyana dan Sukayasa (2009) ada beberapa alat dan bahan yang perlu untuk dipersiapkan sebelum masuk ke dalam proses pembuatan anyaman pandan, guna mempermudah setiap tahapan proses dari awal yakni mempersiapkan bahan baku utama sampai pada tahap akhir penyelesaian anyaman dalam bentuk lembaran, diantaranya adalah:

a.       Pisau pemotong: Pisau ini digunakan untuk mengambil daun pandan dari pohonnya, bentuk pisaunya menyerupai pisau dapur. Mata pisaunya haruslah tajam agar potongannya rapih dan baik.

b.       Suakan (cucuk): Alat ini digunakan untuk membelah daun pandan menjadi beberapa helai dan menghilangkan duri dari daunnya.

c.       Pamaud: Alat ini terbuat dari kaleng bekas atau bambu berukuran 15x10 cm yang pada salah satu sisinya diasah sehingga menjadi tajam dan digunakan untuk menggosok helaian daun pandan agar bentuknya menjadi lurus dan mudah untuk diolah.

d.       Belanga: Alat ini digunakan untuk memasak daun yang sudah dibelah menjadi helaian dan sudah melalui tahap pelurusan. Penjepit Anyaman: Alat ini digunakan untuk menahan helaian daun pandan agar tidak lepas atau bergeser saat hendak dianyam.

e.       Kaporit dan obat anti jamur untuk daun pandan yang bertujuan agar daun pandan menjadi awet.

Proses Pembuatan Anyaman Pandan

Proses pembuatan anyaman pandan terdiri dari tiga tahapan diantaranya adalah tahap pengolahan awal, penganyaman dan tahap akhir.

a.       Tahap Pengolahan Awal

Pada tahap ini daun pandan yang sudah cukup tua dan memiliki bentuk yang baik akan diambil dari pohonnya menggunakan pisau pemotong. Pemotongan dilakukan pada pangkal daun yang bertujuan agar pohon tidak rusak dan terganggu pertumbuhan daun mudanya. Setelah didapatkan daun pandan dengan kualitas yang baik, proses selanjutnya adalah nyuak yakni membuang duri dan memisahkan daun menjadi helaian dengan ukuran 3mm – 4 mm sesuai dengan jarak pemasangan silet pada suakan (cucuk), pada proses ini daun diselipkan dan kemudian ditarik ke luar dari suakan (cucuk).

Selanjutnya helaian daun pandan direbus di dalam belanga selama 1 jam dan direndam kembali dengan air bersuhu normal selama 1 hari. Setelah itu daun pandan dijemur dibawah sinar matahari dan diangin-anginkan selama 1 hari. Kemudian daun pandan direndam kembali di dalam larutan kaporit selama 2 jam dan dikeringkan untuk selanjutnya masuk kedalam proses maud yakni daun dihaluskan kembali permukaannya dengan cara digosok menggunakan alat pamaud.

b.       Tahap Penganyaman

Pada tahap ini helaian daun pandan yang sudah siap dianyam dipasangkan pada alat penjepit untuk awalan agar helaian daun tidak terlepas jalinannya satu sama lain saat hendak di anyam. Pola anyaman daun pandan dengan motif lancar sangat sederhana yakni helaian lungsin dan pakan disilangkan secara bergantian (naik 1 dan turun 1) setiap helainya sampai anyaman selesai atau habis. Helaian daun di anyam dengan motif lancar dimana nantinya akan dihasilkan lembaran anyaman pandan yang sederhana secara visual tetapi memiliki jalinan yang kokoh antar helaiannya sehingga tidak mudah longgar, berlubang dan tersangkut. Anyaman dengan motif lancar menghasilkan lembaran yang rata dan polos tetapi kuat secara struktur dan cocok untuk diterapkan ke dalam produk-produk yang membutuhkan ketahanan jalinan dalam penggunaannya sehari-hari seperti tikar, tas, topi dan lainnya.

c.       Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini helaian daun yang sudah dianyam sampai selesai dan menjadi lembaran disemprot dengan vernis atau bahan kimia lain yang berfungsi untuk menjaga ketahanan dari pada anyaman agar visual anyaman menjadi lebih baik, menarik dan tidak cepat lapuk atau dihinggapi rayap. Lembaran anyaman daun pandan yang telah selesai kemudian bisa langsung dipergunakan untuk kebutuhan pembuatan produk rumah tangga, kerajinan ataupun produk fesyen.

Dalam pembuatan produk fesyen, pengrajin biasanya sudah menyiapkan pola khusus, nantinya lembaran anyaman akan dicetak sesuai dengan polanya dan dipotong dengan dilebihkan beberapa cm agar jalinan anyaman tidak mudah lepas saat dalam proses produksi. Pengrajin juga bisa menjahit terlebih dahulu bagian pinggir dari anyaman yang sudah dipotong agar anyaman tetap kuat dan tidak lepas saat diproses menjadi produk lain.

Perkembangan Produk Fesyen Berbahan Dasar Anyaman Pandan

Saat ini produk fesyen berbahan dasar anyaman yang berasal dari para pengrajin di daerah Tasikmalaya sudah cukup dikenal dimasyarakat karena mereka sudah sejak lama memulai untuk memasarkan produk mereka yang biasanya adalah tas aneka bentuk dan ukuran, pouch, hand bag dan lainnya secara daring atau online melaui berbagai platform belanja masa kini. Secara desain produk fesyen yang memanfaatkan anyaman daun pandan sudah mengalami banyak perkembangan sampai dengan sekarang, para pengrajin mengadaptasi banyak bentuk dan memiliki referensi desain terkini dari banyak merek fesyen lain.

Para pengrajin saat ini banyak memanfaatkan dan mengkombinasikan material lain dalam membuat produk fesyen diantaranya pita, aneka kain, kulit sintetis, bordir, renda dan hiasan lain seperti kuningan atau logam yang sudah dicetak. Sementara teknik yang digunakan biasanya adalah melekatkan menggunakan lem kain, renda dan beberapa jenis manik-manik juga teknik sulam yang menggunakan pita. Penerapan eksplorasi yang berlebihan dan dibuat tanpa melihat keingin pasar bisa saja menjadi produk yang tidak berkembang karena segmentasi pasarnya hanya untuk beberapa kalangan tertentu saja.

Penerapan elemen hiasan bunga dengan ukuran besar dan warna yang mencolok membuat produk dengan desain tersebut hanya diminati oleh orang dewasa dan cenderung pada orang tua saja, padahal dengan mengeksplorasi bentuk dan teknik menghias lain pengrajin bisa mendapat lebih banyak keuntungan karena segmentasi pasar yang mereka ingin capai menjadi lebih luas dan tidak terbatas pada golongan tua saja tetapi juga remaja dan anak muda. Maka dari itu diperlukan beberapa penyesuaian kembali untuk bisa menciptakan sebuah kombinasi dan formula yang cocok bagi pasar remaja dan anak muda, seperti ukuran hiasan, pemilihan warna dan material yang digunakan.

Eksplorasi Teknik Menghias Permukaan Anyaman Pandan

Dalam dunia fesyen dan tekstil terdapat dua hal mendasar diantaranya structure design dan surface design, dimana structure design berarti desain struktur yang menyususun suatu bahan atau tekstil. Sementara surface design bisa diartikan sebagai memberi unsur ornamen pada tekstil atau kain yang telah jadi dimana yang tekankan adalah usaha untuk menghias atau memberi elemen dekoratif dengan teknik tertentu pada kain polos (Marlianti & Handayani, 2017). Sebuah produk fesyen yang berbahan dasar dari anyaman memiliki dua unsur tersebut sekaligus, dimana structure merupakan anyaman pandan itu sendiri sementara hiasan yang dilekatkan diatas permukaan anyaman merupakan bagian dari surface design.

Berdasarkan pengamatan pasar saat ini, produk fesyen berbahan dasar anyaman pandan yang banyak ditemui telah diterapkan teknik sulam dan penggabungan dengan material lain namun dari segi pemilihan jenis, warna dan bentuk eksplorasi pada surface (permukaan) anyaman dinilai masih kurang menarik sehingga berpengaruh pada kurangnya minat pasar. Hal ini juga diakibatkan oleh desain pada surface yang tidak up-to-date dengan selera pasar saat ini. Sehingga dalam eksplorasi kali ini ingin memperlihatkan kemungkinan lain yang bisa diambil oleh para pengrajin agar produk yang mereka produksi dapat berkembang lebih lagi.

Salah satu cara untuk memperindah suatu surface design (permukaan) dari bahan dan tekstil adalah dengan menambahkan teknik menyulam, Sulaman adalah elemen dekorasi yang dilekatkan diatas permukaan bahan atau tekstil dengan menggunakan bantuan jarum sulam dan benang sulam (Marlianti & Handayani, 2017). Sulaman membutuhkan keterampilan tangan yang baik karena untuk membuat sulaman diperlukan kesabaran, ketelatenan, kerapihan, kemampuan memadu padankan warna dan melihat komposisi atau keserasian sulaman secara keseluruhan.

Kegiatan menyulam membutuhkan sebuah jarum sulam yang memiliki ukuran lebih besar dari pada jarum biasa sehingga memungkinkan jika kita menggunakan beragam jenis benang. Selain penggunaan benang sulam masih banyak lagi jenis elemen dekoratif lainnya yang dapat diterapkan dalam menghias surface (permukaan) seperti pita berbagai ukuran, tali, benang logam, aneka payet dan lainnya.

Namun karena anyaman pandan memiliki karakteristik yang cukup rapuh dalam setiap helaiannya maka penggunaan dan material elemen dekoratif juga menjadi penting untuk diperhatikan. Salah satu elemen dekoratif untuk menghias anyaman pandan yang cocok dan baik untuk diterapkan adalah benang sulam karena benang sulam dalam penerapannya tidak terlalu merusak struktur atau helaian anyaman pandan, selain itu benang sulam juga terlihat rata dan menyatu saat dilekatkan dengan permukaan anyaman itu sendiri juga tidak berlebihan secara keseluruhan visualnya. Warna dari benang sulam juga cukup beragam pilihannya bila dibandingkan dengan penggunaan pita yang memiliki warna yang terbatas, sehingga pengrajin bisa lebih menyesuaikan dengan selera, permintaan pasar atau tren warna saat ini.

Analisis Penerapan Teknik

Tekstur dari helaian daun pandan setelah melewati proses pengolahan tetaplah memiliki karakter seperti daun lain yakni mudah hancur dan pecah apabila perlakuan atau terdapat kesalahan dalam teknik pengolahannya. Setelah melakukan percobaan menyulam diatas permukaan anyaman pandan dengan menggunakan elemen dekorasi berupa benang sulam yang polanya terispirasi dari bentuk bunga dan daun, didapatkan hasil yang cukup baik dibandingkan dengan penerapan pita untuk menyulam diatas anyaman daun pandan. Ukuran benang yang kecil dan licin memungkinkan untuk cepat dalam prosesnya dan tidak perlu usaha yang terlalu besar untuk menarik benang dan merapihkannya.

Sementara percobaan menggunakan pita berukuran kecil menunjukkan bahwa pita akan lebih sulit saat melewati lubang yang dibuat oleh jarum sulam sehingga membutuhkan usaha lebih untuk menarik pita keluar. Pita yang ditarik keluar juga menghasilkan lubang dan retakan yang lebih besar bila dibandingkan dengan penggunaan benang sulam seperti diawal percobaan.

Penggunaan beberapa jenis tusuk dalam teknik sulam juga perlu diperhatikan, lubang yang sudah dilalui memiliki kemungkinan besar untuk retak dan menghasilkan lubang yang besar jika dilalui beberapa kali, sehingga dalam penerapan benang sulam harus memilih jenis tusuk yang tidak terlalu rumit, tidak terlalu ketat/ mengikat dan memiliki jarak yang berdekatan antar lubangnya seperti tikam jejak, tusuk rantai, tusuk jelujur dan tusuk bullion. Sementara tusuk yang sulit atau memiliki resiko besar untuk diterapkan diatas permukaan anyaman pandan adalah tusuk feston, tusuk pipih, tusuk satin dan tusuk flanel. Pada dasarnya semua jenis tusuk dalam sulam bisa diterapkan pada permukaan anyaman pandan namun kembali lagi pada resiko helaian daun yang pecah dikarenakan jarak yang terlalu dekat antar lubang tusukan jarum sulam, faktor lain juga bisa datang dari human (orang) yang mengerjakan sulam, bisa jadi penarikan benang terlalu kuat dan ketat sehingga helaian daun pandan menjadi terkoyak dan rusak.

Penerapan teknik sulam diatas anyaman pandan memiliki resiko bukan hanya pada saat produk fesyen berada dalam proses pembuatan atau proses produksi saja tetapi resiko juga ada pada saat produk sampai ditangan konsumen, sehingga produk tetap memerlukan perlakuan dan perlindungan khusus untuk tetap bisa tetap terjaga bentuk dan setiap bagiannya. Bagian buruk ayaman juga memuat bagian buruk dari sulaman dimana terdapat banyak kuncian dan ikatan benang sulam itu sendiri sehingga merusak estetika dan kenyamanan pengguna. Pelapisan bagian buruk bisa menjadi jawaban yang paling tepat, produk fesyen apapun yang mendapat penambahan elemen dekorasi berupan sulaman perlu dilapisi oleh kain dibagian dalamnya agar tidak mengganggu kenyamanan pengguna dan juga menghindari benang sulam bagian dalam tersangkut dengan barang pribadi lain miliki pengguna.

Sulaman pada bagian baik anyaman pandan juga tidak terhindar dari resiko rusak dan tersangkut, hal ini bisa disiasati dengan melapisi bagian baik dengan lapisan tembus terang atau pvc sehingga sulaman tetap aman namun keindahan tekstur anyaman juga sulaman tetap bisa terlihat dari luar tanpa takut tersangkut ataupun terkena noda. Penggunaan lapisan bening diluar anyaman juga dapat menghindarkan helaian anyaman pandan yang berwarna putih dan memiliki tekstur rapuh dari kemungkinan rusak dan kotor juga bisa menjaga atau memperpanjang umur dari produk fesyen itu sendiri.


KESIMPULAN

Perlu diingat bahwa anyaman pandan merupakan serat alami yang memiliki keterbatasan dalam hal ketahanan bila dibandingkan dengan serat buatan manusia sehingga material anyaman pandan lebih mudah hancur dan memerlukan perawatan ataupun perlakuan khusus. Hal ini juga yang menyebabkan produk fesyen berbahan dasar anyaman pandan cenderung memiliki elemen estetis yang terbatas, namun masih memiliki peluang untuk bisa dikembangkan lebih lagi. Pada penelitian ini keterbatasan teknik dekorasi yang diterapkan pada anyaman pandan yang sebelumnya hanya dengan sulam menggunakan pita, pelekatan kain dan renda.

Dalam penelitian ini telah ditemukan alternatif teknik lain yang dapat diterapkan pada anyaman pandan tanpa merusak struktur anyamannya. Adapun teknik yang dikembangkan adalah teknik sulam menggunakan benang sulam aneka warna dan beberapa jenis tusuk dalam sulam seperti tusuk rantai, tusuk jelujur, tusuk tikam jejak dan bullion.

Beberapa tusuk sulam yang sudah disebutkan adalah jenis tusuk yang mudah untuk dikombinasikan dan dibuat sesuai dengan pola motif yang diinginkan namun tetap menjaga struktur dari pada jalinan anyaman pandan itu sendiri sehingga dalam penerapannya dapat memperkecil resiko kerusakan pada helaian daun pandan. Diharapkan dengan adanya alternatif teknik dekoratif pada anyaman pandan ini dapat membantu dalam hal peningkatan value, nilai jual dan keragaman dari pada produk fesyen yang diproduksi oleh para pengrajin di daerah, sehingga kualitas dan harga dari produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk fesyen lainnya, yang berdampak baik bagi pendapatan atau omset yang didapatkan oleh pengrajin anyaman pandan di daerah.

 

REFERESI

Cahyana, A., & Sukayasa, K. W. (2008). Studi Pengembangan Desain Kerajinan Anyaman Pandan Sentra Industri Kecil Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Https://Repository.Maranatha.Edu/288/1/An yaman Pandan Tasik.Pdf

Cahyana, A., & Sukayasa, K. W. (2009). Kajian Karakteristik Bahan Baku Dan Proses Produksi Kria Tradisional Anyaman Di Tasikmalaya Jawa Barat. 60. Https://Repository.Maranatha.Edu/292/1/Kaj ian Karakteristik.Pdf

Marlianti, M., & Handayani, W. (2017). Klasifikasi Teknik Stitching Sulaman Sebagai Surface Design Tekstil. 1–10. Https://Jurnal.Isbi.Ac.Id/Index.Php/Atrat/Art icle/View/349

Ditulis Oleh

〖Rizki Ramadhan,4032019081,Manajemen Keuangan Syariah〗^1

〖M.Ari Darmawan,4032019072,Manajemen Keuangan Syariah〗^2

〖Baiti Jannah,4032019035,Manajemen Keuangan Syariah〗^3










0