Vitra Yuqadhirza
05 Jan 2023 at 19:53Pengalaman Resiliensi Produsen Tempe Pasca COVID-19 di Desa Ingin Jaya
Pada hari Sabtu, 24 Desember
2022, kami mahasiswa IAIN Langsa melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah
tempat produksi tempe di desa Ingin Jaya, kecamatan Rantau, kabupaten Aceh
Tamiang, provinsi Aceh. Kami tertarik untuk mengetahui bagaimana salah seorang
produsen tempe melewati masa resiliensi setelah terjadinya lonjakan kasus COVID-19
di tahun 2020. Pandemi ini telah mempengaruhi berbagai sektor termasuk ekonomi.
Apalagi usaha kecil seperti pembuatan tempe di sebuah desa.
Masa resiliensi adalah periode
setelah terjadinya bencana atau krisis. Periode ini membuat produsen tempe
mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnisnya setelah terjadinya COVID-19. Mereka
sudah pasti mengalami kesulitan saat mencoba untuk kembali normal pasca
pandemi. Berbagai tantangan sudah dilewati untuk bisa bertahan.
Ibu Tari, produsen tempe di
desa Ingin Jaya, adalah orang yang masih bisa bertahan setelah pandemi terjadi. “Pengalaman saya waktu
COVID-19 ini sangat sulit pemasarannya karena biasanya langganan datang ke
pasar. Mereka beralasan karena COVID dan keuangan menurun.” Ucap Ibu Tari saat
kami tanya tentang pengalamannya. Hal ini terjadi akibat pembatasan yang
dilakukan oleh pemerintah setempat agar virus tidak menyebar sehingga roda
perekonomian sedikit terhambat.
“Solusi kita ya tadi, bersabar,
tetap berusaha bagaimanapun caranya tempe itu harus terjual setiap hari. Insya
Allah kita yakin di waktu masa pandemi, rezeki pasti datang.” Pungkas ibu Tari
tentang solusi bertahan akibat pandemi. Produsen tempe perlu memikirkan solusi untuk bisa
menghadapi masa resiliensi. Ia mengurangi jumlah produksi serta melakukan
pemecatan karyawan akibat pendapatan yang tidak sesuai dengan pengeluaran. Cara
yang dilakukan oleh ibu Tari merupakan sebuah terapi mental untuk dirinya
sendiri dan juga tetap berusaha dengan semaksimal mungkin dengan berbagai cara.
Untuk menghadapi masa
resiliensi, produsen tempe perlu memikirkan strategi secara matang agar bisa
meningkatkan efisiensi bisnis, meningkatkan inovasi produk, dan memanfaatkan
peluang besar yang tersedia. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh produsen
tempe di desa adalah dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
mengelola usaha. Mereka juga perlu mempertimbangkan tindakan untuk menyesuaikan
model bisnis, mencari sumber pendanaan alternatif, atau bahkan mempertimbangkan
untuk berubah ke produk atau jenis bisnis yang tidak jauh beda.
Pemerintah sudah seharusnya
memperhatikan dan memberikan sedikit bantuan untuk para produsen tempe di desa.
Kebijakan harga kacang juga perlu diperhatikan agar para produsen bisa
mengeluarkan modal dengan optimal. Bantuan dalam mengelola tantangan
operasional adalah yang terpenting bagi para produsen tempe di desa.
Secara keseluruhan, masa
resiliensi setelah pandemi COVID-19 akan membutuhkan upaya yang kuat demi
bertahan serta strategi yang terukur untuk mengatasi tantangan yang dihadapi
dan kembali mendapatkan kesejahteraan seperti semula. Produsen tempe di desa
Ingin Jaya telah menunjukkan pengalaman resiliensi yang luar biasa. Mereka
beradaptasi dengan situasi yang sulit dan terus mencari cara agar bisnis tetap
berjalan.
Ditulis Oleh: M. Iqbal Farabi Sufi, Hablullah, Muhammad Alif
Muza
0