Vitra Yuqadhirza
27 Dec 2022 at 22:46


Cara Budidaya Udang Vaname


      Budidaya Udang Vaname  Bagi para pemula yang ingin terjun ke dunia bisnis, budidaya udang vaname bisa menjadi peluang usaha. Dikarenakan usaha budidaya ini menghasilkan untung yang melimpah dengan hanya memerlukan modal kecil. Semakin banyak para wirausaha yang berhasil di bidangnya masing-masing seiring dengan berjalannya waktu. Hal tersebut disebabkan  semakin kesini semakin merajalela bisnis mandiri.

Langkah pertama yang dapat dilakukan ketika budidaya udang vaname adalah mempersiapkan tambak udang vaname. Melakukan persiapan tambak udang vaname bertujuan untuk  mempercepat proses oksidasi yang dapat membuang gas-gas beracun, menetralkan tingkat keasaman pada tanah, dan bibit hama penyakit yang ada di tanah dasar tambak dapat dibunuhnya. Dalam persiapan tambak, ada 4 cara yaitu :

     Pengeringan tambak merupakan cara awal dalam persiapan tambak udang vaname. Pengeringan tambak tersebut berguna untuk membunuh bakteri pengganggu yang dapat merugikan di dalam kolam tambak. Untuk memastikan bakteri yang merugikan di dalam kolam tambak mati dan hilang, maka biarkan 3hari setelah tambak dikeringkan.

     Langkah selanjutnya, setelah dasar tanah tambak kering adalah membajak tanah pada tambak dengan kedalaman sekitar 10cm. Apabila pada saat melakukan pembajakan ditemukan adanya sampah, dapat dilakukan pembersihan sampah dengan membuangnya terlebih dahulu. Tujuan pembajakan pada tambak ini adalah untuk menghilangkan bau busuk yang berasal dari sisa pakan yang mengendap di dasar tambak dan mengangkat sisa-sisa lumpur. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang vaname adalah tingkat keasaman air tambak yang digunakan. Bahkan apabila tingkat keasaman air (pH) tambak yang digunakan terlalu tinggi dapat menyebabkan udang vaname terbunuh atau mati.

     Tingkat keasaman yang diperlukan dalam budidaya udang vaname adalah 7.5 sampai 8.5 pH. Udang vaname akan dapat tumbuh dengan baik pada nilai pH 7.5 sampai 8.5. Akan tetapi, pada umumnya tambak mempunyai tingkat keasaman dengan nilai pH dibawah 7.

     Para pembudidaya dapat menggunakan alat pH meter, agar lebih akurat dalam mengetahui nilai pH air yang digunakan pada tambak. Setelah nilai pH diketahui akurat, kemudian para pembudidaya dapat menetralkan nilai pH tersebut dengan menggunakan kapur pertanian atau dapat juga disebut dengan dolomite. Dosis pengapuran pH tanah adalah sebagai berikut :

  • Gunakan kapur sebanyak 500 – 1000 kg/ha untuk nilai pH <4
  • Gunakan kapur sebanyak 250 – 500 kg/ha untuk nilai pH 5 – 6
  • Gunakan kapur  sebanyak 100 – 250 kg/ha untuk nilai pH 6

Mengaduk kapur atau dolomite secara merata, kemudian taburkan pada tambak udang merupakan cara pengapuran pada tambak udang vaname. Setelah cara tersebut selesai, kemudian diamkan tambak selama 2 hingga 3 hari.

Langkah selanjutnya setelah mengembalikan pH tanah menjadi normal adalah :

  • Lumpur sisa usaha budidaya sebelumnya dibuang terlebih dahulu dan lakukan pengeringan kolam.
  • Pemberian kapur pertanian (CaCO₃) 100 – 300 Kg/Ha, kapur tohor [Ca(OH)₂] 50 -100 Kg/Ha dan Dolomit [CaMg(CO)₃] sebanyak 200 – 300 Kg/Ha.
  • Pemupukan organic dengan pupuk kandang dan penyemprotan GDM Black BOS dosis 5 Kg/Ha secara merata.
  • Pemupukan Urea 10 m- 20 Kg/Ha, SP 36 sebanyak 5 – 10 Kg/Ha.
  • Pemberian saponin 10 – 12 ppm dan diamkan 2 – 3 hari untuk memberantas hama penyakit yang ada di kolam
  • Pengisian air secara bertahap dan aplikasi Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Tambak 6 liter/Ha.
  • Penumbuhan plankton sebagai pakan alami benur / udang dengan aplikasi rutin Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Tambak 6 liter/Ha seminggu sekali.

Pilih  pembenihan yang baik dengan ciri-ciri berikut, diantaranya :

  • Tidak cacat, organ tubuh lengkap serta memiliki ukuran yang seragam
  • Mempunyai bentuk tubuh yang ramping dan memanjang
  • Bersih dari lumut dan kotoran dengan warna tubuh yang jernih
  • Memiliki pergerakan yang aktif dan lincah

     Untuk menyesuaikan suhu air dan alkalinitas air, setelah benur tiba di lokasi tambak harus diaklimatisasi terlebih dahulu. Hal tersebut juga berguna untuk meningkatkan angka kelulusan hidup benur dan menghindari stress benur. Saat melakukan penebaran benur, menggunakan tingkat padat antara 100 hingga 125 ekor/M². Pemberian pakan pelet pada udang vaname sesuai dengan usia pertumbuhannya yang disebar secara merata ke seluruh bagian tambak.

    Pada awal pemeliharaan, frekuensi pemberian pakan cukup 2 – 3 kali sehari karena masih tersedia pakan alami yang cukup. Kemudian frekuensi pemberian pakan  meningkat 5 sampai 6 kali sehari seiring dengan pertumbuhan udang vaname. Jumlah yang digunakan adalah 50% dari bobot udang pada awal pertumbuhan dan menurun hingga 3% saat menjelang panen. Pemberian Suplemen Organic Cair GDM Spesialis Perikanan atau probiotik melalui pakan dengan dosis 10 ml/Kg setiap hari dan melalui air kolam dilakukan seminggu sekali dengan takaran 6 liter/hektar 

     Manajemen air memiliki ikatan dengan kualitas dan volume air tambak. Untuk ketinggian air tambak harus dipertahankan agar tetap stabil dan apabila terjadi penguapan atau kebocoran pembudidaya hanya perlu menambahnya. Kualitas air mencakup kecerahan, kandungan oksigen terlarut, salinitas, suhu, pH air dan kadar amonia.

Berat panen udang vaname mencapai 16 – 20 gram/ekor atau umur panen udang vaname berkisar 100 hari. Untuk menjaga mutu udang vaname tersebut, biasanya panen dilakukan pada malam hari dan dapat dilakukan keseluruhan atau sebagian.

Kegiatan pasca panen udang vaname meliputi :

  • Cuci udang dari lumpur dan kotoran sesegera mungkin.
  • Sortir udang berdasar ukuran dan mutunya.
  • Timbang udang vannamei.
  • Masukkan udang dalam box container bersama es secara berlapis atau campur.

Nama : Kamur Razi
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
             Syariah


0