Vitra Yuqadhirza
21 Dec 2022 at 19:53


Resiliensi Sebagai Benteng Pertahanan Diri Seorang Pebisnis Usaha Kue Di Masa Pandemi Covid – 19

Munculnya wabah virus covid – 19 telah mencuri perhatian seluruh dunia. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi telah mengumumkan covid – 19 tersebut sebagai pandemi atau wabah global. Efek pandemi virus covid – 19 ini tentunya berdampak pada berbagai kehidupan masyarakat, termasuk aktivitas para bisnis usaha kecil dan menengan atau UKM.

Situasi pandemi Covid - 19 bukanlah situasi yang menyenangkan dan cenderung memberikan dampak negatif. Dampak negatif tersebut berupa penurunan kesejahteraan hidup individu hingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari aspek spiritual, aspek sosial, aspek finansial, aspek keluarga, aspek mental dan emosional (Basaria, 2020). Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani dampak pandemi ini akan secara langsung memengaruhi kapasitas pemulihan suatu masyarakat. Kebijakan yang tepat dan cepat akan mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan pandemi dan mencoba bangkit.

Pandemi covid - 19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik saja namun juga berdampak pada kesehatan mental juga. Masyarakat diharapkan oleh perubahan  Masyarakat dihadapkan oleh perubahan tatanan kehidupan sosial yang signifikan seperti pembatasan sosial, pemotongan jumlah karyawan, kewajiban bekerja dari rumah, hingga mengajar anak sekolah online. Berbagai hal ini menjadi penyebab banyak orang mengalami permasalahan kesehatan mental seperti peningkatan kecemasan dan stres yang berefek pada perilaku tidak produktif. Terutama bagi pedagang makanan maupun pedagang lainnya yang merasa sedih karena adanya dampak virus covid – 19 ini sehingga perekonomian menurun.

Dalam pengabdian masyarakat ini, saya mengunjungi salah satu rumah seorang pengusaha kue khas aceh dan kue - kue lainnya yang bertempat tinggal di Gp. Geudubang Jawa, Kota Langsa. Nama pemilik usaha tersebut adalah “Bu As” para tetangga dan warga sekitar sering memanggilnya dengan panggilan Bu As. Bu As adalah seorang ibu rumah tangga yang telah membangun usaha kue sejak tahun 2000, bu As memang hobi membuat makanan manis seperti kue khas Aceh, kue lebaran, kue hantaran pengantin maupun jenis – jenis kue lainnya.

Bu As telah membangun warung kecil untuk menjadi tempat usahanya dalam penjualan kue – kue nya tersebut. Salah satu kue yang dijual oleh bu As adalah kue bolu ikan, selain kue khas Aceh bu As juga membuat kue bolu ikan dan jenis kue lainnya untuk dijual. Kue bolu ikan ini banyak sekali diminati olah warga sekitar yang sering membeli kue bolu ikan tersebut dan ada juga beberapa warga dari luar Gp. Geudubang Jawa yang datang kerumah bu As untuk membeli bolu ikan maupun kue bolu lainnya.

Mengapa bolu ikan terasa lembut, manis dan gurih? Siapa sangka bahwa ternyata bolu ikan ini terbuat dari bahan – bahan yang sangat sederhana dan gampang sekali untuk dibuat sendiri. Berikut bahan – bahan pembuatan bolu ikan:

1.       150 gram tepung terigu

2.      150 gram gula pasir

3.      2 butir telur ayam

4.      ¼ sendok teh soda kue bubuk

5.      sekucupnya mentega untuk mengoles dicetakan

 

Sebelum pandemi covid – 19, bu As selalu membuat kue disetiap harinya, baik itu kue pesanan maupun kue yang untuk dijualkan, dan kue – kue tersebut selalu habis terjual. Akan tetapi setelah adanya kasus covid – 19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020. Hasil usaha para pedagang lain termasuk dagangan bu As sendiri menjadi turun drastis. Ketika penyakit virus covid – 19 semakin meluas maka itu sangat berpengaruh terhadap para pedagang kecil seperti bu As.

Bu As mengatakan “Banyak sekali kendala yang terjadi pada saat covid – 19, yang biasanya orang mudik selalu memesan kue oleh – oleh sama ibu, namun saat covid – 19 ini para pembeli jadi terbatas, kurangnya pemesanan, dan itu sangat berdampak kepada dagangan ibu.” kata bu As.

Pada saat covid – 19, bu As membuat kue hanya seminggu tiga kali atau bahkan hanya dua kali saja. Karena kue yang dibuat tidaklah bertahan lama, paling cepatnya hanya bertahan seminggu atau 2 minggu saja, dan kurangnya pembeli juga membuat dagangan bu As tidak selalu habis terjual. Pemasukan bu As juga berkurang. Namun bu As tetap menjalaninya dengan ikhlas, bu As selalu berfikir positif dan percaya bahwa kedepannya dagangannya akan kembali normal seperti dulu.

“Walaupun sedang masa pandemi, ibu tetap membuat kue walaupun tidak setiap hari, ibu percaya bahwa dagangan ibu pasti akan kembali normal lagi dan Alhamdulillahnya setelah covid – 19 berlalu, dagangan ibu kembali normal seperti dulu, bahkan sekarang banyak sekali orang yang datang kerumah untuk membeli kue dan juga memesankan kue lebaran, kue untuk hantaran pernikahan maupun kue khas Aceh untuk dijadikan oleh – oleh”. Sambung bu As dengan wajah tersenyum.

Itulah yang dinamakan resiliensi, yang mana bahwa kemampuan resiliensi ini sebagai benteng ketahanan diri untuk bertahan di tengah kondisi pandemi global saat ini perlu untuk ditingkatkan. Resiliensi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi secara positif dan efektif sebagai strategi dalam menghadapi kesulitan.

Berikut ini adalah tips bisnis para usaha pedagang kecil agar tetap lancar di masa pandemi covi – 19:

1.      Pastikan chashflow terjaga dengan baik

2.      Rencanakan ulang pendapatan dan pangkas anggarn biaya

3.      Selalu monitor transaksi bisnis

4.      Memperluas jaringan

5.      Kreativitas dan inovasi

6.      Perhatiakn kondisi stok barang untuk dagangan

7.      Tetap berfikir positif pada setiap segala hal

 

Jenis – jenis strategi pemasaran produk pada masa pandemi covid – 19 adalah sebagai berikut:

1.    Direct selling

Direct selling atau penjualan langsung merupakan jenis strategi pemasaran dimana penjual akan menjual secara lansung produknya kepada konsumen.

2.    Earned Media

Cara memasarkan produk yang kedua adalah earned media. Beberapa dengan penjualan langsung, jenis strategi ini justru dilakukan secara tidak langsung.

3.    Point of Purchase

Point of Purchase (POP) merupakan strategi marketing dengan cara menempatkan material marketing atau iklan di dekat produk yang sedang dipromosikan.

4.    Internet Marketing

Pasti anda juga sudah tidak asing dengan strategi pemasaran ini bukan? Internet marketing merupakan strategi pemasaran yang cukup dikenl dan dilakukan oleh banyak pelaku usaha pada saat ini. Caranya yang mudah dan cepat membuat strategi ini banyak dipilih.

 

Jadi sebagai pelaku bisnis anda tidak perlu cemas, pastikan bisnis anda tetap berjalan dengan baik dan lancar dan mampu bertahan pada saat – saat genting seperti pada masa pandemi covid – 19 ini. Resiliensi ini menjadi faktor yang sangat diperlukan untuk dapat mengubah ancaman – ancaman kemampuan beradaptasi demi perubahan yang baik. Perubahan baik ini yang akan membawa diri individu kepada kehidupan yang bebas dari sebuah kecemasan.


Ditulis Oleh : Shilfa Hulzannah


0