Vitra Yuqadhirza
21 Dec 2022 at 02:13Abstract:
Masjid merupakan tempat yang multi fungsi bagi umat Islam. Dewasa ini masjid hanya
digunakan khusus untuk ibadah mahdhah semata. Maka oleh karena itu revitaslisasi
terhadap
fungsi masjid harus dilakukan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk: mengetahui bagaimana revitalisasi fungsi masjid
yang dilakukan di Masjid Muwahiddin
Kota Langsa. Mengetahui
bagaimana revitalisasi fungsi masjid sebagai pusat pendidikan agama Islam yang dilakukan di
Masjid Muwahiddin Kota Langsa.
Penelitian ini merupkan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
kualitatif yang
mengambil latar Masjid Muwahiddin Kota Langsa. Penelitian ini berusaha melihat secara mendalam dan memaparkan bagaimana saja revitalisasi fungsi masjid yang sudah dilaksanakan
di
Masjid Muwahiddin Kota Langsa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu: Observasi, Wawancara dan dokumentasi. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan analisis data dengan tekhnik analisa kualitatif dengan model
Miles dan Huberman, melalui langkah-langkah
sebagai berikut: Pengumpulan data, Penyajian data, Reduksi data dan Penarikan kesimpulan.
Hasil
penelitian adalah: Pertama, Muwahiddin Kota Langsa sudah melakukan revitalisasi
fungsi masjid diberbagai bidang seperti bidang ibadah, bidang ekonomi,
bidang pendidikan,
bidang sosial, bidang kesehatan
serta sebagai tempat untuk memperoleh informasi. Kedua, revitalisasi fungsi masjid sebagai pusat pendidikan agama Islam dilakukan dengan cara melaksanakan berbagai macam
kegiatan majelis ta’lim secara rutin serta mendirikan lembaga
pendidikan MDTA, TPQ, PTQ serta SMP Tahfidz Madani.
Kata Kunci: Revitalisasi, Fungsi Masjid, Pusat Pendidikan Agama Islam.
Masjid Muwahhidin yang merupakan salah satu masjid bertingkat di Kota Langsa.
Masjid yang terletak di Gampong Jawa Kecamatan Langsa Kota itu merupakan masjid favorit
bagi masyarakat Kota Langsa dan sekitarnya.
Ketua BKM Masjid Muwahhidin, Tgk Ismail Rasyid, ketika diwawancarai Acehinfo.id, Jumat,
20 Mei 2022 menuturkan, berdasarkan informasi dari tokoh masyarakat, Masjid Muwahhidin ini
dibangun sekitar tahun 1985 dengan biaya awal sekitar Rp 500 juta dan Ketua Pembangunannya Zainuddin Mard.
Bangunan masjid seluas sekitar 24 x 24 meter di atas tanah seluas 30×30 meter dan mampu
menampung ratusan jamaah.
Masjid Muwahhidin ini dirancang oleh salah satu Dosen Tekhnik Unsyiah, Alamarhum Masrih
Sultan Bandaro.
Dalam
perencanaan awal masjid ini memang dirancang bertingkat. Untuk tanah bangunan ini
merupakan wakaf dari orang Pakistan.
Bahkan, bukan hanya tanah untuk pembangunan
masjid
saja yang
diwakafkan. Tapi, ada
sebidang tanah yang diwakafkan dan dibangun rumah untuk Imam Masjid Muwahhidin.
“Jadi siapapun yang menjadi imam masjid ini maka dianya akan
diberikan
kesempatan
untuk
menempati rumah yang posisinya dekat dengan masjid,” ujar Ismail Rasyid.
Pada bangunan bawah masjid digunakan untuk aula sebagai
tempat pertemuan-pertemuan membahas tentang syiar islam, ruang muazin, kantor dan gudang.
Masjid Muwahhidin pernah dikunjungi pejabat negara seperti, Zaid Husin, Rama Rusli, Bustanil Arifin dan pejabat lainnya. Untuk ulama besar di
Indonesia pernah juga hadir almarhum
Zulkarnain.
Kata Rasyid, khusus untuk bulan Ramadan, kita selalu mengadakan pengajian setiap habis Salat
Subuh, Zuhur dan Ashar.
Untuk imam salat tarawih selalu menghadirkan tafiz Quran dan setiap malam menyelesaikan satu juz, jadi selesai ramadhan bisa mengkhatamkan Al Quran 30 juz.
“Bahkan pada tahun-tahun
sebelumnya kita
selalu menghadirkan imam dari Mesir,
untuk
menjadi imam Salat Magrib, Isya, Tarawih dan Subuh,” ungkap Ismail Rasyid.
Oleh
: Muhammad Rafli Farabi
Nim : 4022017019
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
0