islam untuk mengembangkat mental spiritual dan mengenalkan anak sejak usia dini tentang pedoman hidupnya yakni Al Qur’an.

Lembaga atau kelompok masyarakat sudah seharusnya memperkenalkan sedini mungkin Al Qur’an kepada anak-anak sebagai modal untuk membangun aqidah dan akhlak anak. Pendidikan TPA ini sekurang-kurangnya dapat mengenalkan anak kepada islam itu sendiri, dibawah pengaruh zaman modern yang mulai mengikis minat anak untuk memegang langsung membaca Al Qur’an dikarenakan anak lebih sering memegang handphone dari pada Al Qur’an itu sendiri.

Orang tua menjadi pilar utama sebagai pengaruh untuk meningkatkan minat anak untuk pergi ke TPA mengembangkan ilmu keislamannya untuk menjadikan anak sebagai manusia terdidik dan berakhlakul karimah. anak juga dapat menjadi pondasi untuk kukuhnya islam di masa mendatang dengan bermodalkan pendidikan keislaman yang didapat dari TPA, sekolah dan madrasah.

Lembaga pendidikan Al Qur’an memiliki potensi dan pengaruh yang sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan pendidikan keagamaan, karena TPA sangat penting dan berperan besar dalam membangun akhlak dan moral calon generasi penerus bangsa.

Kementrian agama pada tahun 2009 membuat suatu kebijakan pengembangan pendidikan berupa standarisasi pendidikan Al Qur’an berperan aktif dalam kancah pendidikan nasional.

Perkembangan TPA juga menjadi perhatian dari kementrian agama terlebih lagi dikawasan aceh yang dikenal syariat islamnya, maka dari itu tidak heran jika di aceh memiliki banyak sekali pondok pesantren dan juga TPA yang mahsyur didengar. Karena itu, banyak TPA yang menjadi lembaga ilmu bagi anak usia dini hingga menengah, contohnya saja di gampong paya bujok teungoh, kecamatan langsa barat, kota langsa, aceh. Sebuah TPA bernama miftahul ulum yang dipimpin oleh bapak aramya S.Ag yang sudah dibangun pada tahun 2000 an.

TPA miftahul ulum ini sudah berdiri 22 tahun yang lalu, hanya bermodalkan sebuah balai untuk mengaji bapak aramya sudah memiliki santri 30 orang anak yang memiliki usia berkisaran 4-15 tahun. Antusias anak yang begitu semangat membuat bapak aramya juga turut bersemangat, namun ada beberapa hal yang menjadi kondisi kurangnya antusias anak sedikit menurun, ketika kondisi hujan yang menyebabkan air tergenang dan bahkan tanah berlumpur di jalan menuju balai pengajian.

TPA miftahul ulum sudah memiliki jadwal mingguan yang menjadi indikator untuk pembelajaran anak agar mencapai tujuan dari pembelajannya, pengajian ini aktif dalam 6 hari seminggu dan dimulai pengajian ba’da maghrib hingga selesai. Jadwal pengajian terdiri dari malam senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, dan sabtu. Pada malam senin hingga rabu akan diadakan pengajian Al Qur’an, malam kamis akan diadakan pengajian kitab, malam jum’at akan diadakan pengajian yasin, dan malam sabtu akan diadakan praktikum shalat, fardhu ‘ain, muhadarah, wudhu dan fardhu kifayah.

Bermodalkan pendidikan sarjana agama bapak aramya mengajarkan dan mentransfer ilmu dengan segala kemampuannya untuk menjadikan anak paham terhadap setiap pembelajaran yang diberikan. Pengajian ini bukan hanya tentang ilmu tapi juga tentang adab dan akhlak yang akan didapatkan oleh santri, dan bukan hanya sekedar ilmu tapi juga percaya diri untuk tampil kedepan dengan dilatihnya kepercayaan diri.