Vitra Yuqadhirza
21 Dec 2022 at 01:01


RUTINITAS PENGAJIAN IBU-IBU DI DESA TANJUNG NERACA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN AGAMA


Pengajian bagi ibu-ibu merupakan salah satu proses untuk mengaplikasikan pendidikan seumur hidup. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan ada yang berlangsung secara formal seperti disekolah, ada yang berlangsung secara informal di rumah tangga dan ada juga yang berlangsung di masyarakat yang dapat disebut pendidikan luar sekolah. Forum yang terakhir ini tergolong ke dalam pendidikan non-formal, karena sekelompok ibu-ibu yang mengadakan pengajian apakah secara berkala mingguan, bulanan atau tiga bulanan sekali. Namun semuanya itu melakukan suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya, dan proses ini juga disebut dengan proses pendidikan seumur hidup. Melalui forum pengajian ini banyak hal yang dapat ditinjau seperti aspek sosiologis kemasyarakatannya, aspek pembinaan aqidah islam, dan yang tak kalah penting lagi adalah proses peningkatan wawasan pengetahuan.

            Pengajian mingguan yang dilaksanakan oleh ibu-ibu desa Tanjung Neraca, kecamatan Manyak Payed, kabupaten Aceh Tamiang, yang dilaksanakan oleh penduduk setempat yang dilaksanakan setiap hari minggu pukul 02.00 s/d 03:30 WIB, bertempat di balai desa Tanjung Neraca.

            Kegiatan rutin ini dihadiri oleh ibu ibu setempat desa Tanjung Neraca dan siapapun bisa ikut pengajian. Pengajian rutin tiap minggu ini yang bertujuan untuk memberikan sentuhan rohani, yang dimana lebih bermanfaat .Pengajian ini juga merupakan salah satu upaya untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan mempererat jalinan silaturahim dengan menambah wawasan ilmu keagamaan.

            Dalam menjalani  sebuah kehidupan haruslah seiring dengan bekal Agama agar dapat meningkatkan jiwa religius dan menjadi penengah dalam masalah di tengah masyarakat, Agama membantu mengubah cara pandang masyarakat menjadi lebih terarah lagi dan jauh dari perbuatan yang tercela.

            Aceh menjadi wilayah yang menerapkan sistem syariat Islam dalam berkehidupan,segala sesuatu yang dijalani oleh masyarakat Aceh harus sangat berdampingan dengan Agama,maka tidak asing jika kita melihat orang - orang sangat lekat dengan perilaku yang religius bahkan hukum dan sistem yang di anut di Aceh seperti penerapan hukum cambuk bagi pelaku zina dan perbuatan yang melanggar Qanun Aceh, di desa-desa masyarakat sudah menjadi rutinitas tersendiri melakukan pengajian biasanya hal tersebut dilakukan setiap minggu, bagi mereka itu sangatlah penting untuk membantu perubahan pola pikir menjadi lebih baik serta mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak hanya kalangan ibu-ibu yang mengikuti pengajian tersebut tetapi semua kalangan juga bisa ikut serta mengisi rutinitas itu. Dalam hal ini kita dapat melihat hal positif dari kebiasaan mereka, desa Sungai Pauh adalah salah satu desa yang tidak lupa melalukan pengajian mingguan.

            Dalam pengajian ibu-ibu di desa Tanjung Neraca ini biasanya ustadz atau tengku yang mengajari ibu-ibu pengajian ini, mengajari tentang perukunan bagaimana sholat 5 waktu, bacaan dalam sholat, mengajarkan tajwid, berceramah tentang islam, berceramah dengan selalu mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, dan semua yang tiap-tiap bernyawa pasti akan mengalami kematian dan mengingatkan supaya selalu berbuat amal kebaikan dan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena pengajian ini diusahakan untuk terwujudnya ajaran-ajaran islam dalam semua segi kehidupan manusia baik bidang ihriyah, batiniyah, fisik material serta mental spiritual, kesejahteraan pribadi dan sosial.

            Pengajian ini sangat patut dicontoh oleh daerah-daerah lain karena tidak ada hal negatif didalam pelaksanaannya, selain itu jika pengajian bisa diterapkan di semua daerah di Indonesia maka dapat menghapus stigma orang-orang yang mengatakan bahwa Islam adalah Agama yang radikal.



Sudah kita ketahui bahwa pengajian adalah suatu tindakan religius atau pemahaman keagamaan dan tindakan dalam menjalankan ibadah secara benar sesuai Al-Quran dan Hadist, dan pengajian ini harus ditanamkan sejak dini sehingga dari sejak kecil mereka sudah memahami kebenaran dalam beribadah serta tidak keluar dari ajaran Islam. Sifat-sifat religius sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial karena agama sudah sangat jelas dan tegas mengajurkan perbuatan-perbuatan yang baik yang sejalur dengan kehidupan bermasyarakat, sehingga tidak ada hal-hal yang merugikan golongan masyarakat-masyarakat yang berlainan pendapat. Pengajian dapat mengubah akhlak seseorang menjadi lebih baik yaitu tingkah laku yang tepuji yang merupakan ada kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT, akhlaklakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji, akhlak yang baik atau akhlak mahmudah yaitu akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar,jujur,bersyukur,rendah hati dan segala sifatnya baik.

            Untuk mewujudkan suatu proses yang baik, diperlukan adanya kesadaran dan kerjasama yang  baik dari semua komponen atau orang-orang yang terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pelaksanaan pengajian keagamaan ini. Seperti halnya program yang lain, pasti saja mengalami hambatan dan rintangan. Sama halnya yang dirasakan dalam pengajian ini, meskipun demikian. Kenyataannya dalam pelaksaan pengajian keagamaan ini mempunyai faktor pendukung oleh semua pihak dari semua unsur dan lembaga di desa tersebut.

            Dan kita berharap kegiatan ini akan terus dilakukan sampai kapanpun, selain itu dukungan masyarakat sangat diperlukan sebagai objek dalam pengajian ini.

Penulis:

Sari Maulida, Cut Mutia Sari dan Ade Indah Suryani, Mahasiswi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Langsa.


0