Vitra Yuqadhirza
20 Dec 2022 at 23:32PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SEBAGAI BENTUK RASA SYUKUR
Istilah “Maulid” bagi kalangan Muslim Indonesia tidaklah asing.Secara etimologi, istilah
“Maulid” berasal dari bahasa Arab –Walada Yalidu Wiladan– yang berarti kelahiran.Kata ini biasanya disandingkan atau dikaitkan dengan Nabi Muhammad saw.
Peringatan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak, pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin al-Ayyubi (1138 H-
1193 M). Adapula yang mengatakan bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin kala itu sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
Sedangkan menurut sebagian histori, pelopor yang pertama kali memperingati Maulid Nabi adalah Sultan Salahudin Al Ayyubi. Yang mana beliau mempunyai tujuan untuk mengenalkan
Sunah, Sirah Nabawiyah dan budi pekerti (akhlak) Nabi Saw yang Mulia. Dimana pada masa itu
orang-orang muslim mulai meninggalkan syariat dan Sunnah Nabi Saw, dan yang paling memperhatinkan ialah ketika seorang muslim tidak mengenal Nabinya sendiri, maka bagaimana akan
tertanam rasa cinta apabila
belum menganal sosoknya. Seperti kata pepatah “Tak kenal
maka tak sayang”. Maka dengan peringatan Maulid tersebut sang Sultan bertujuan untuk
membangkitkan semangat umat islam dengan mensyiarkan suatu peringatan yang dapat
mengingatkan dan mengenalkan seorang muslim kepada Nabi nya.
Bisa dipahami bahwa tradisi keagaman perayaan maulid merupakan salah satu sarana penyebaran Islam di Indonesia, Islam tidak mungkin dapat tersebar dan diterima masyarakat luas di Indonesia, jika proses penyebarannya tidak melibatkan tradisi keagamaan. Yang jelas terdapat
fakta yang kuat bahwa tradisi perayaan maulid merupakan salah satu ciri kaum muslim tradisional di Indonesia. Pada umumnya dilakukan oleh kalangan sufi. Maka dari segi ini dapat
diperoleh kesimpulan sementara bahwa masuknya perayaan maulid bersamaan
dengan proses masuknya Islam ke Indonesia yang dibawa oleh pendakwah yang umumnya merupakan kaum sufi. Hal itu dilakukan karena dasar pandangan ahl al-sunnah wa al-jama’ah An- Nahdhiyah.
Melalui Al Qur’an Allah memerintahkan kita untuk bergembira karena rahmat-Nya, sedangkan
dengan adanya Nabi Muhammad Saw merupakan rahmat terbesar yang pernah ada, sebagaimana
disebutkan di dalam Al-Qur’an :
ﻦﻴﻤﻠﻌﻠﻟ ﺔﻤﺣر ﺎﻟإ ﻚﻨﻠﺳرأ ﺎﻣو
“Dan tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS Al Anbiya :
107)
Sinopsis dari pembahasan diatas Salah satu sarana efektif penggalangan simpati
tersebut adalah
pelestarian tradisi keagamaan yang populer di masyarakat khususnya bagi masyarakat muslim, termasuk yang paling penting didalamya adalah peringatan maulid serta pembacaan kitab-kitab maulid, yang umumnya lebih dikenal sebagai diba’an atau berzanjen.
Di Indonesia, perayaan maulid nabi disahkan oleh negara sebagai hari besar dan hari libur
nasional. Tahun-tahun terakhir peringatan
ini diadalakan di Masjid Istiqlal dan selalu dihadiri
oleh Presiden. Di Indonesia, perayaan maulid Nabi diselenggarakan
di surau-surau, masjid-masjid, majlis ta’lim dan di pondok-pondok pesantren dengan beragam cara yang meriah dan dengan
sejumlah acara, antara lain ;pengajian.dan berbagai perlombaan. Malam hari tanggal 12 Maulid merupakan puncak acara. Biasanya mereka membaca sirah nabawiyah (sejarah hidup Nabi sejak kelahiran sampai wafatnya), dalam bentuk prosa dengan cara berganti-ganti dan kadang-kadang dengan dilagukan. Masyarakat di setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk merayakan kelahiran manusia agung tersebut.
Perayaan Maulid Nabi merupakan bagian dari da’wah yang bertujuan untuk mengingat kembali
sejarah kehidupan dan perjuangan Rasulullah SAW, sehingga umat Islam terdorong untuk
mencintai Rasulullah dan mau meneladaninya. Dengan demikian
umat akan terbiasa bershalawat
untuk Rasulullah SAW,Perayaan Maulid Nabi ialah tradisi yang berkembang di masyarakat
Islam beberapa waktu setelah Nabi Muhammad wafat. Peringatan tersebut bagi umat muslim adalah penghormatan dan pengingatan kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagaamaan.Meski sampai saat ini masih ada kontroversi tentang peringatan tersebut di antara beberapa ulama yang memandang sebagai Bidah atau bukan Bidah. Tetapi saat ini maulid nabi diperingati secara luas di seluruh dunia termasuk tradisi budaya Indonesia. Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah keislaman.
Masyarakat Muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji,burdah, mahalul qiyam serta pengajian.
Di daerah Langsa, tepatnya di desa alue berawe, terdapat
beberapa prosesi saat waktu siang hari maulid yaitu:pembacaan kitab al-Barzanji,pembagian khanduri nasi, pulut, dan buah-buahan
yang pada malam harinya disusul dengan serangkaian acara ceramah yang diisi oleh seorang ustadz atau tengku.
Begitu meriahnya acara maulid nabi besar Muhammad SAW di daerah
Alue Beurawe ini, mungkin hal ini juga di dasari dengan banyaknya mayoritas
Islam khususnya suku Aceh yang tinggal di daerah
iniini, sehingga rasa kekentalan dan rasa khidmat sangat terasa pada saat acara maulid berlangsung.
Penulis :Nadia Rahmayani
0