Vitra Yuqadhirza
20 Dec 2022 at 21:06MENUMBUHKAN POLA PIKIR PEDULI SAMPAH
Kerusakan dan pencemaran
lingkungan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi banyak hal, salah satunya
adalah sampah. Adanya sampah yang masih berserakan di sembarang tempat membuat
lingkungan kotor. Ini menjadi salah satu hal sepele, namun sangat berdampak
bagi kehidupan kita. Dengan pengelolaan sampah yang kurang baik, lingkungan
menjadi tidak teratur dan tercemar oleh sampah-sampah yang berserakan maupun
pembuangan limbah lainnya. Banyak petugas kebersihan di tiap daerah di
Indonesia, namun apakah itu dapat mencover pembuangan
sampah yang tidak pada tempatnya? Disinilah pola pikir masyarakat kita harus
dirubah, berapa kalipun kita membersihkan sampah jika pola pikir masyarakat
tidak dirubah maka itu akan sama saja, mereka akan tetap membuang sampah
sembarangan.
Pola pikir masyarakat Indonesia tentang sampah menjadi
salah satu penyebab rusaknya lingkungan. Masyarakat Indonesia masih menganggap
bahwa membuang sampah bisa dimana saja, Sehingga masyarakat masih membuang
sampah di sembarang tempat. Hal ini terjadi karena dipengaruhi lingkungan
tempat tinggal dan kebiasan masyarakat kita yang sudah terbentuk untuk membuang
sampah secara sembarangan. Sering kita temui berbagai sampah yang berada di
pinggir jalan, sungai, saluran air, dll. Ini kemudian menyebabkan bau yang
kurang sedap dan sangat mengganggu.
Beberapa daerah di
Indonesia sudah melakukan perbaikan sistem pengelolaan sampah di daerahnya,
dengan menyediakan banyak tempat sampah di tempat umum dan menata pengelolahan
sampah tersebut. Disediakannya banyak tempat sampah ini, diharapkan agar
masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Dalam hal ini, pemerintah pusat
harus selalu melakukan monitoring terhadap pengelolaan sampah di berbagai
daerah melalui pemerintah daerah tersebut. Pemerintah juga memegang perananan
penting dalam menyediakan tempat pengelolaan dan daur ulang sampah yang memiliki standart. Inilah yang menjadi sebuah permasalahan,
bagaimana cara pemerintah dalam membangun tempat pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan. Pola pikir dan kebiasaan yang tumbuh di masyarakat tentunya sangat
berbpengaruh dalam penerapan pengelolaan sampah ini. Karena pengelolaan sampah
di mulai dari lingkup terkecil yakni rumah tangga.
Kita bisa berkaca dari negara seperti Singapura dan
Jepang dalam melakukan pengelolaan sampah. Dimana dalam kedua negara ini
lingkungannya teratur dan terjaga dari sampah yang dibuang sembarangan oleh
masyarakat. Di Singapura pengelolaan sampahnya dilakukan dengan membakar sampah
di satu gedung khusus untuk tempat pembuangan sampah, kemudian sampah yang
terkumpul dari berbagai daerah setiap harinya dibakar dalam satu tempat dengan
suhu yang tinggi. Asap hasil pembakaran pun di proses sedemikian rupa agar
tidak mengakibatkan polusi udara. Dari hasil pembakaran sampah ini, pemerintah
Singapura memanfaatkannya untuk energi terbarukan untuk pembangkit listrik di
Singapura.
Sedangkan di Jepang, pengelolaan sampahnya mewajibkan
untuk tiap rumah memilah sampah yang akan dibuang untuk memudahkan pengelolaan
sampah yang ada setiap harinya. Dengan penjadawalan tersendiri kapan sampah
kertas diambil, sampah plastik diambil, dan kapan sampah organik diambil. Ini
berarti di Jepang menerapkan sistem pengelolaan sampahnya mulai dari lingkup
terkecil yaitu rumah tangga. Dengan cara ini dapat di pilah sampah yang dapat
di daur ulang dan sampah yang sudah tidak terpakai namun masih dimanfaatkan.
Melihat cara pengelolaan sampah di kedua negara tersebut pemerintah kita bisa
memiliki referensi mengenai cara pengelolaan sampah yang cocok di terapkan di
Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) mencatat
sebesar 39,76% sampah di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga, dan
sekitar 40% komposisi sampah di Indonesia berasal dari sisa makanan. Sedangkan
timbulan sampah di Indonesia telah mencapai sekitar 33 juta ton/tahun. Ini
tentunya menjadi perhatian bagi kita semua, bagaimana cara kita untuk melakukan
pengelolaan sampah mulai dari lingkungan terkecil. Dengan melakukan pemilihan
terhadap sampah akan memudahkan dalam pengelolaannya. Pembentukkan bank sampah
dan TPA(Tempat Pembuangan Akhir) di berbagai daerah di Indonesia tentunya
diharapkan akan memudahkan dalam pengelolaan sampah dan pemilahan sampah.
Kemudian, melakuakan daur ulang sampah yang masih bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan sehari-hari.
Penerapan pola pikir yang
benar, tentunya akan membuat masyarakat memiliki pemahaman tentang pentingnya
membuang sampah pada tempatnya dan pentingngya pengelolaan sampah. Serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap sampah yang telah dibuang, bukannya
bersifat acuh tak acuh dan tak mau tahu dengan resiko akibat membuang sampah
sembarangan. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
tempat pembuangan sampah di tiap rumah dan tempat umum secara merata, agar
mengupayakan masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Setidaknya ini
bisa sedikit meminimalisir terjadinya pembuangan sampah sembarangan, meskipun
belum bisa mengcover sepenuhnya.
Walaupun sudah di sediakan tempat sampah, masyarakat masih sering membuang
sampah semaunya. Ini yang menjadi keprihatinan kita, karena pola pikir
masyarakat yang kurang terhadap sampah, membuat masyarakat menjadi acuh dan tak
peduli dengan sampah yang ia buang.
Sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan
sampah ini harus selalu dilakukan oleh pemerintah secara merata, mulai dari
tingkat pemerintah kabupaten/kota hingga tingkat desa. Dengan mengajarkan dan
mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan dan daur ulang sampah, akan mampu
meningkatkan kualitas lingkungan dan mencegah pencemaran lingkungan akibat
sampah. Serta menjadikan sampah yang bisa di daur ulang menjadi sebuah komoditi
yang bernilai jual.
Melihat kondisi saat ini, sampah masih menjadi
permasalahan di tiap daerah. Pemerintah tentunya harus terus memberikan
perhatiannya terhadap pengelolaan sampah maupun pemanfaatan sampah yang bisa di
daur ulang. Dengan memberikan program-program yang bertujuan untuk memberikan
edukasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah. Perubahan
pola pikir dan Kebiasaan masyarakat sedikit demi sedikit harus dirubah untuk
menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Selain berkaca dari Singapura dan Jepang, pemerintah dapat menerapakan dua cara
yang sudsh di jelaskan diatas untuk mengatasi permasalahan sampah serta
pengelolaannya.
Pada intinya , kita harus melakukan dari diri kita
sendiri dulu tentang bagaimana pola pikir terhadap pencegahan sampah . Kita
yang harus mempraktekkannya secara terus-menerus alias konsisten. Manusia itu
sejatinya gampang terpengaruh. Hanya saja kebanyakan pengaruh yang diikuti yang
tidak baik. Kenapa? Karena lebih mudah ikutan yang tidak baik dibandingkan yang
baik2.
Sayangnya, banyak orang baik dan peduli pada lingkungan
sekitarnya tapi mereka no action. Bisa jadi mereka malu kalau melakukannya
sendiri, takut dipandang aneh atau diomongin orang.
Baru-baru ini saya membaca di facebook ttg seorang anak
remaja yang memungut sampah di lingkungannya untuk memperbaiki lingkungannya.
Singkat cerita, ia malah dibully di sekolahnya dan dijuluki gadis sampah,
sampai ia pindah sekolah. See? Sulit melakukan hal baik ya. Tapi tenang, contoh
anak yg tadi, ia pindah sekolah dan bahkan di sekolah barunya ia sangat
didukung. Sampai ia menjadi duta lingkungan atau apa saya lupa, bisa dicari
ceritanya di internet.
Intinya, jika kita ingin
merubah pola pikir masyarakat, kita harus bertindak secara konsisten. Dimulai
dari diri kita sendiri dulu.
Di Tulis Oleh Yulia
Afriana
Mahasiswi Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam
Fakultas Ushuluddin Adab
Dan Dakwah IAIN LANGSA
0