Vitra Yuqadhirza
20 Dec 2022 at 18:40


Tradisi Kuliner Pasca Konflik

Makanan tradisional adalah warisan makanan yang diturunkan dan telah membudaya di masyarakat Indonesia (Muhilal, 1995 dalam Adiasih,2015), pekat dengan tradisi setempat (Winarno, 1993 dalam Adiasih,2015), menimbulkan pengalaman sensorik tertentu dengan nilai gizi yang tinggi (Europen Communities, 2007 dalam Adiasih. Kuliner merupakan elemen budaya dari suatu bangsa yang sangat mudah dikenali sebagai identitas suatu masyarakat. Kuliner merupakan salah satu unsur dari budaya dan menunjukkan adanya hubungan sosial. kuliner tradisional merupakan warisan budaya. Tidak hanya pakaian adat, kebiasaan istiadat, hingga benda-benda peninggalan bersejarah saja yang bisa menjadi warisan budaya, tapi kuliner tradisional juga merupakan warisan budaya yang turun temurun diwariskan kepada anak cucu.

Makanan dapat dikatakan menjadi makanan tradisional apabila makanan tersebut merupakan warisan dan merupakan ciri khas dalam suatu daerah.Pada dasarnya makanan tradisional merupakan salah satu unsur budaya yang berkedudukan cukup sentral, karena makanan berhubungan dengan pembiasaan tubuh, khususnya lidah. Lidah yang sudah dibudayakan secara Jawa, akan memiliki kecenderungan cita rasa berbeda dengan daerah lainnya, misalnya dengan cita rasa orang Batak.

Salah satu makanan tradisional yaitu kue Putu Bambu (Bambu Putu) adalah kue tradisional dari China. Kue klasik yang cukup terkenal dan disukai karena rasanya yang manis dan gurih ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Tiongkok, pada masa Dinasti Ming. Kue putu adalah jenis kudapan tradisional Indonesia berupa kue dengan isian gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam.

Kue putu atau puthu adalah salah satu kue jajanan khas Indonesia.  Bahan dasar kue putu adalah tepung beras yang berbentuk butiran kasar. Tepung beras itu dimasukkan ke dalam cetakan kecil dari bambu. Bagian tengahnya diisi dengan gula merah, lalu dipadatkan lagi dengan tepung beras. Setelah dikukus sampai matang, kue putu dikeluarkan dan ditaburi parutan kelapa.  Sudah Jarang Dijumpai Kue ini gurih dan manis. Sayangnya, penjual kue putu sudah mulai jarang dijumpai. Biasanya, penjual kue putu keluar pada sore hingga malam hari.

Cara Membuat

1.Siapkan sebuah dandang kukusan, alasi bagian saringan dandang dengan kain bersih. Letakkan tepung beras, tepung tapioka, dan daun pandan di atas kain, aduk rata. Tutup dandang dan masak di atas api besar selama 20 menit. Angkat, tuang ke dalam wadah.

2.Tambahkan air, gula pasir, garam, dan vanili bubuk, aduk hingga rata dan adonan berbulir seperti pasir. Ayak adonan dengan saringan hingga berbulir halus.

3.Ambil 1 buah cetakan Kue Putu Bambu, pasang bagian lubang saringan di dasar cetakan. Masukkan 1-2 sdm adonan tepung ke dalam bambu. Tambahkan 1-2 sdt gula merah, tutup kembali dengan 1 - 2 sdm adonan tepung. Lakukan hingga semua adonan habis.

4.Susun cetakan Kue Putu Bambu dalam dandang panas, kukus di atas api besar selama 10 menit atau hingga matang. Angkat, keluarkan kue dari cetakan dengan mendorongnya menggunakan stik kayu besar. Sajikan segera dengan taburan kelapa parut kukus.

Ditulis Oleh :
Nama               : M
uhammad irgi fahri
Nim                 : 3012019065
Fakultas           :
ushuluddin adab dan dakwah

0