Vitra Yuqadhirza
20 Dec 2022 at 16:48GENERASI MILENIAL PEDULI TERHADAP PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Tepat di samping masjid Hubbul
Mu’min yakni di jl. Peutua Hamzah Gp Payabujok Teungoh, Kec. Langsa Baro,Kota
Langsa, didirikan taman pengajian anak - anak ( TPA) yang bernama TPA Az-Zikra.
TPA ini, dibangun pada tahun 2017 dan beroperasi hingga saat ini. Kegiatan
belajar mengajar di TPA ini berlangsung dari hari senin sampai dengan hari
sabtu dan dimulai dari pukul 16:30 WIB s/d 17.30 WIB. Program TPA kami jalankan
sebanyak 2 kali dalam seminggu, setiap hari jum’at dan sabtu.
Kegiatan TPA Az-Zikra ini dibuka sebagai bentuk kepedulian terhadap
anak-anak dalam rangka meningkatkan ketaqwaan anak usia dini untuk belajar
membaca Al-Quran, terutama dalam pengetahuan anak-anak setempat terhadap ilmu
keagamaan Islam. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-T
Kerja Sosial IAIN Langsa dan dibantu oleh ustadz dan ustadzah TPA Az-Zikra.
TPA ini memiliki 4 orang pengajar diantaranya yakni, Ustadzah Masyitah,
Ustadzah Suriyati, Ustadz Alfian,dan Ustadz Bahrum. Jumlah murid yang belajar
di TPA ini sekitar 50 orang anak akan tetapi pada bulan ramadhan tahun 2022
berkurang jumlahnya menjadi 30 orang dan hingga saat ini yang masih aktif
belajar mengaji di TPA Az-Zikra berjumlah sekitar 10 orang anak.
Kegiatan pengajian antara lain mengajarkan membaca Iqra’, hafalan
surat-surat pendek, doa sehari-hari dan juga tata cara sholat. Menariknya tak
hanya sekedar mengajarkan membaca iqra’, kelompok KKN IAIN Langsa ini juga
turut mengajarkan kegiatan mengaji dengan menggunakan metode bermain sambil
belajar.
Adapun metode bermain sambil belajar merupakan metode yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berargumentasi anak-anak dalam
menyelesaikan masalah. Menggunakan metode ini juga dapat mempermudah selama
proses pembelajaran berlangsung.
Kami menggunakan metode bermain sambil belajar untuk memberikan suasana
baru dalam belajar. Selain itu anak-anak bisa belajar sekaligus bermain dalam
waktu yang bersamaan. Sebelum memulai mengaji, kami memantik semangat anak-anak
bermain tebak-tebakkan terkait nama nabi, nama malaikat, cerita nabi dan
sebagainya.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu selain menambah pahala dan
kebaikan yang berguna sebagai investasi akhirat dengan mengajarkan ilmu agama
kepada orang lain, juga menambah keakraban dan interaksi dengan anak-anak di
Gampong Payabujok Teungoh dimana hampir anak-anak di gampong tersebut belajar
pengajian di TPA. Dari kegiatan ini didapatkan banyak manfaat dari nilai-nilai
agama yang dipelajari. Isi pengajian tidak hanya seputar ibadah atau aqidah
namun juga membahas semua ketentuan agama dalam segala aspek kehidupan.
Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menjadikan warga gampong Payabujok
Teungoh hidup dengan berlandaskan nilai-nilai agama yang di miliki. pada saat
ini dari yang saya lihat kurang nya antusias anak-anak Gampong Payabujok
Teungoh dalam mengikuti pengajian, sejauh dari kegiatan yang saya lakukan yaitu
membantu mengajar ngaji di TPA yang saya lihat masih banyak anak- anak
digampong Payabujok Teungoh yang tidak mengikuti pengajian di TPA tersebut.
Anak-anak diajarkan hafalan doa sehari-hari dan juga tajwid serta tentang
fasholatan atau tata cara melakukan sholat dengan baik dan benar. Strategi
mengajar dan komunikasi disetiap tempat mengaji pasti berbeda-beda namun satu
yang pasti adalah bertujuan mencerdaskan memahamkan agar anak-anak yang mengaji
bisa membaca dan menguasai ilmu-ilmu tentang hukum bacaan Al-qur’an.
Komunikasi sangat penting dalam belajar mengaji antara murid dan guru harus
mempunyai komunikasi yang baik karena itu menentukan keberhasilan dalam
pembelajaran mengaji. Berkomunikasi dengan anak usia dini harus sesuai dengan
usianya apalagi dalam mengajari mereka tentang Al-qur’an, namun dengan komunikasi
yang baik akan mencapai hasil yang baik pula.
Pembelajaran diusia dini merupakan pembinaan yang tepat karena pembinaan
diusia dini pengaruhnya sangat tajam dan kuat didalam ingatan mereka bahkan
sangat membekas, berbeda dengan anak dewasa yang pembinaannya lumayan memakan
waktu yang lama. Seperti yang kita ketahui bersama, anak merupakan amanah dari
Allah SWT. Penanaman nilai-nilai keagamaan melalui TPA diharapkan dapat
membentengi calon generasi-generasi penerus kita dari perilaku-perilaku yang menyimpang
dari ajaran dan tuntutan agama Islam. Mahasiswa sebagai agent of change tentu
memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan tentunya mahasiswa mempunyai
kesadaran jiwa, kepekaan, rasa peduli, dan imajinasi untuk kehidupan yang lebih
baik. Hal ini tentunya membuat mahasiswa memiliki tanggung jawab yang tinggi
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Namun dalam pembinaan tersebut membutuhkan dukungan orang tua secara
menyeluruh dalam belajar mengaji agar sesuai dengan apa yang diinginkan
tentunya mampu memahami dan membaca Al-qur’an dengan baik dan benar.
Strategi dan komunikasi menjadi kunci besar dalam metode pembelajaran
Al-qur’an baik dirumah, di TPQ, maupun di sekolahan. Penerapan dua hal ini
dalam pembelajaran dapat memudahkan pendidik dalam mengajari mengaji Al-qur’an.
Ditulis oleh Dinda Putri
Handayani dan Hasna Rohaydah, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Kerja Sosial
(KKN-KS) IAIN Langsa, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA).
0