Lam Ganda Sari Sitinjak
15 Dec 2022 at 17:40Upaya
perlindungan dan pelestarian alam baik tumbuhan dan satwa langka seperti Penyu
Belimbing dan Burung Cenderawasih ternyata telah ada dalam nadi budaya di
masyarakat Suku Abun, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw
Tradisi
tersebut berupa Sasi sebuah upacara adat untuk melindungi suatu wilayah dari
eksploitasi. Tradisi ini ternyata harus dipatuhi setiap warga dalam jangka
waktu tertentu sebelum status wilayah yang ditentukan dicabut.
Masyarakat di Kampung Sukwo, Womom, Warmandi, Waw, dan Weyav dilarang melakukan aktivitas penangkapan baik ikan maupun penyu. Ini dimaksudkan agar proses perkembang biakan ikan dan penyu terus dilestarikan.
Berkat
tradisi Sasi sebuah wilayah akan terjaga sistem pengelolaan sumber daya alamnya
secara terkendali. Wilayah yang dilindungi bebas untuk ditentukan oleh kepala
adat dan dapat dilakukan pembukaan.
Model
pelestarian alam baik tumbuhan maupun unggas dan penyu yang dilakukan oleh suku
Abun berbasis upacara adat atau disebut Sasi. Menurutnya sasi dinilai tepat
sebagai alternatif menjaga tingkat populasi biota laut dan darat khususnya
Penyu Belimbing dan Burung Cenderawasih dari kepunahan.
Sasi
adat dilakukan guna memberi waktu bagi satwa baik biota darat maupun laut
seperti Penyu Belimbing untuk dapat berkembang biak. Hal ini dilakukan sebagai
bagian dari upaya menjaga populasi biota laut tidak punah atau habis.
Tradisi Sasi juga
dilakukan suku Irarutu
Di
kampung Kufuriyai dan Manggera, Distrik Arguni Bawah, Kaimana, Papua Barat.
Sasi adalah istilah lokal yang berarti 'larangan'. Dengan kata lain, Sasi Pala
merupakan tradisi kolektif masyarakat untuk tidak melakukan panen buah Pala
dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya, agar Pala yang dipanen benar-benar
matang dan v berkualitas baik.
Tradisi Sasi dimulai dengan tarian Sirosa dan nyanyian khas Irarutu. Para lelaki memainkan tifa, sementara para perempuan menari menggerakkan kaki-kakinya.
Lalu, dilanjutkan dengan ritual adat yang dipimpin oleh ketua suku dan adat setiap kampung. Di depan buah Pala, Kepala suku semacam merapalkan doa. Setelah itu, dua bambu ditancapkan menyilang di salah satu pohon Pala. Penancapan kedua bambu itu menandakan Sasi dimulai. Artinya, warga tak boleh memanen Pala sampai sasi dibuka.
1