Riska Yuli Nurvianthi
29 Jun 2022 at 09:02


Baginda Nabi Muhammad berasal dari  Klan Bani Hashim, bagian suku Quraisy yang mengendalikan tanah suci Mekkah, juga merupakan pusat perdagangan dan agama di jantung Semanjung Arab. Rasulullah SAW, lahir di kota tanah suci Mekkah sekitar 570 Masehi, terletak sekitar 80 Kilometer dari laut merah.

Kota tanah suci Mekkah menjadi titik pusat Semenanjung Arab yang menjadi lokasi Kakbah dan haji tahunan yang menarik bangsa Arab dari seluruh Semenanjung Arab. Kisah Kehidupan awal Baginda Nabi Muhammad SAW, begitu menyedihkan karena ayahnya “Abdullah” meninggal dunia sebelum ia lahir (Abdullah sang ayah, wafat saat sedang melakukan perjalanan dagang ke Kota Yasrib, di sebelah utara Mekkah, sedangkan Ibunya, “Aminah” juga berpulang kerahmatullah saat Rasulullah berusia enam tahun. Ia pun di rawat oleh sang kakek “Abdul Muttalib” juga  berpulang kerahmatullah pada usia Rasulullah SAW sekitar 8 tahun sehingga harus di rawat oleh Abu Thalib (paman dari ayahnya).

Kehidupan Rasulullah SAW, ditandai dengan kehilangan dan kesulitan. Statusnya sebagai anak yatim piatu membuatnya merasakan perjuangan hidup bersama dengan pamannya yakni Abu Thalib. Sejak kecil Rasulullah SAW, sangat rajin menemani pamannya melakukan perdagangan kesuriah, sehingga dijuluki sebagai pedagang yang jujur  dan amanah dengan julukan “as-Sadiq dan al-Amin” yang bermakna yang benar dan dapat dipercaya. Orang Quraisy sangat menghormati beliau, dengan rutin dipercaya memegang uang dan transaksi perdagangan ketika bertindak sebagai penengah dalam banyak kasus yang ditemui.

Menjelang usia 20 tahun, Baginda Nabi Suri tauladan umat muslim ini, telah menjadi pedagang yang sukses dan bekerja sebagai agen usaha seorang janda kaya bernama “Khadijah”. Sikap jujur dan akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah SAW menarik hati Khadijah, dan di umur 25 tahun Khadijah melamarNya dan diterima lamarannya meskipun umur Nabi Muhammad SAW jauh lebih muda dibanding khadijah.

Meskipun Nabi Muhammad SAW berada disekelilingi orang-orang Quraisy  yang masih menyembah patung yang politeistis, Muhammad menolak menerima kebiasaan orang Quraisy tersebut sehingga ia kebanyakan memilih menyepi dan merenung di sebuah gua di atas gunung yang berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Mekkah.

Sahabat damai, dari penelusuran penulis Wahyu pertama hadir di gua tersebut, sekitar 610 Masehi. Saat Rasulullah SAW berdiam diri dengan khusyuk di gua yang didatanginya berulang-ulang kali, Ia merasakan ada sesuatu magnet yang baru dan begitu dashyat ia rasakan yakni : Malaikat tiba-tiba muncul di depannya dan memerintahkan untuk membaca, “Bacalah!”, Rasulullah SAW pun menjawab “tak bisa membaca, seperti kebanyakan orang di Mekkah yang buta akan huruf, Baginda Muhammad SAW pun demikian.

Malaikat jibril terus mengulang-ulangi perintahnya dan untuk yang ketiga kalinya Muhammad menjawab bahwa ia tidak bisa, kemudian malaikat membacakan ayat-ayat indah itu yaitu al-qur’an yang pertama kali diturunkan;

                “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, ia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah;atas nama Tuhan. Dialah yang telah mengajarkan dengan pena mengajari manusia yang tidak ia ketahui (Al-Alaq:96 ayat 1-5).”

Rasulullah SAW mengulang-ulangi kata tersebut dihadapan jibril, jibril berkata bahwa ia adalah malaikat jibril utusan allah SWT dan engkau Muhammad utusan Allah SWT. Rasulullah menyegerakan pulang kerumah karena takut dan kaget tidak memahami arti perjumpaan tersebut. Khadijah sebagai istri pertama Rasulullah SAW mencoba menyenangkan beliau dengan apa yang sedang terjadi terhadap Rasulullah SAW.

Khadijah Ra, segera menyampaikan informasi tersebut terhadap sepupunya yang bisa membaca kitab suci umat yahudi dan Kristen. Sepupunya pun berkata; Muhammad adalah rasul pembawa pesan pada masa ini, seperti halnya Nabi Musa As dan Isa al Masih. Muhammad menerima misinya sebagai pembawa pesan Tuhan dan dimulailah kehidupan sebagai Nabi.

Singkat kisah nabi, Khadijah yang pertama kali mempercayai kerasulan beliau dan langsung memeluk agama Islam setelah Muhammad kembali dari gua. Nabi melakukan tugasnya dengan menyebarkan pesan damai Islam dimulai dari orang terdekatnya yaitu Abu Bakar, ali dan pembantunya zaid. Meskipun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, Islam berkembang secara rahasia dan menyebar dengan penuh kedamaian di tanah mekkah.

Seiring perjuangan Muhammad SAW menyebarkan islam dari penyiksaan yang diterima di negeri Quraisy, dan wafatnya Abu Thalib yang memiliki peran sangat tinggi dalam menyebarkan Islam, Rasulullah SAW melakukan hijrah pertama kekota Ta’if yang dipimpin suku Thaquf, berjarak enam puluh lima kilometer kea rah tenggara kota Mekkah.

Kedatangan Rasulullah SAW di kota Ta’if ditolak dengan tegas oleh ketiga bersaudara pemimpin kota tersebut, karena tidak mau masuk islam dan menolak memberikan perlindungan dalam bentuk apapun, bahkan sekelompok orang Ta’if menghina dan melemparinya dengan batu hingga nabi berdarah saat akan meninggalkan kota itu.

Setelah kejadian itu nabi didatangi jibril yang menanyakan apakah nabi ingin ia menghancurkan kota Ta’if dengan dua gunung sebagai hukuman atas perlakuan mereka terhadap utusan Allah SWT. Rasulullah SAW, menolak dengan mendoakan mereka semoga salah satu keturunan mereka suatu hari menjadi penganut Islam.

Hijrah kedua Rasulullah SAW yaitu kota Madinah, menjadi titik balik sejarah islam awal dan sekarang digunakan sebagai permulaan kalender Islam. Komunitas Muslim tak lagi menjadi kelompok terpinggirkan dan nabi Muhammad juga tidak terasingkan lagi secara sosial. Komunitas Muslim mengubah mengubah madinah menjadi Negara muslim pertama.

Meskipun Rasulullah SAW telah hijrah ke madinah tidak berarti selesainya konflik dengan Quraisy. Kaum Muhajirin masih merasakan kepedihan atas perlakuan saudara sesukunya dan kaum Ansar berani menghukum siapa saja yang menindas saudara baru mereka dalam Islam, tetapi kaum muslimin belum mendapat ixin dari nabi untuk memerangi Quraisy.

Peperangan pun terjadi di Madinah dengan para suku quraisy, dan setelah islam menang, akhirnya nabi Muhammad SAW dapat membuat perjanjian dengan Quraisy dalam posisi yang sederajat. Para kaum Quraisy pada akhirnya menghormati Rasulullah SAW dengan adanya berbagai perjanjian salah satunya perjanjian Hudaibiyyah. Sekali lagi Nabi memberikan contoh bahwa kenabiannya ditandai dengan era baru serta aturan dan kebiasaan baru. Periode pra –islam jahiliyyah (kebodohan) harus ditinggalkan selama-lamanya.

Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah sebagai pemimpin pemenang bersama ribuan pasukan. Di Mekkah hidup sebagai pedagang terpercaya, menjadi pemberontak yang tak disukai dalam melawan politiesme, musuh yang jauh, penakluk penuh kebajikan di tanah asalnya sendiri. Saat penaklukkan tanah Mekkah, Nabi Muhammad SAW berusia 60 tahun, terbilang sudah tua berdasarkan ukuran umur manusia. Melalui ajaran Rasulullah SAW dan wahyu Al-Qur’an yang terus turun, prinsip ajaran islam di formalkan, mencakup semua hal dari urusan keyakinan, perintah ibadah hingga petunjuk bagi pemerintahan islam.

Awal 632 masehi, ia menempuh perjalanan haji terakhir. Nabi berkhotbah di depan ribuan pengikutnya yang semuanya menggunakan pakaian ihram apa pun status yang dimilikinya. Ia memperingatkan tentang derajat manusia semua sama di mata Allah SWT, menyerukan agar tidak menyukai penindasan, memperlakukan para wanita dengan penuh hormat dan cinta, serta meninggalkan persaingan suku yang telah mengutuk kebudayaan Arab selama berabad-abad lamanya.

Nabi Muhammad SAW jatuh sakit pada awal musim panas 632 Masehi. Ia merasakan sakit kepala dan demam yang membuat tubuhnya lemah, hingga tak mampu berjalan tanpa bantuan sang sepupu Ali, dan pamannya yaitu Abbas. Kondisi nabi yang tidak sehat ia memerintahkan Abu bakar, sang sahabat terbaik nabi untuk menjadi imam masjid.

Nabi Muhammad SAW, menghabiskan masa-masa terakhirnya bersama istri tercinta aisyah putri Abu Bakar. Nabi SAW semakin sering membicarakan tentang hakikat kematian dengan kondisi yang bahkan tak mampu lagi bangun untuk menjadi imam sholat dan seluruh umat muslim merasakan kesedihan tersebut.

Nabi Muhammmad dimasa kritisnya mengajarkan kepada keluarganya, kerabat dan seluruh pengikutnya bahea hanya Tuhan yang kekal, semua makhluk baik hewan,manusia, tumbuhan bahkan malaikat pun akan mengalami kematian menurut keyakinan Islam. Para pengikut nabi tak mampu membayangkan hidup tanpa nabi. Tepat 08 Juni 632 masehi, Nabi Muhammad, Rasulullah SAW, menghembuskan nafas terakhir tepat dipangkuan Aisyah Ra.  

Sahabat damai, sekilas sejarah singkat hidup rasulullah SAW sebelum menjadi Nabi hingga wafat. Semoga dengan membaca artikel ini mengingatkan kita bahwa Rasulullah SAW adalah manusia suri teladan umat muslim, pemberi syafaat terbaik dan pengingat terbaik, dan kita sebagai ummatnya dapat menjalankan perintah Allah SWT dan perintahnya dengan sebaik-baiknya.

0