Riska Yuli Nurvianthi
29 Jun 2022 at 08:36


Sahabat Damai, dimana pun berada semoga semangat puasanya dari hari kemarin, hari ini hingga akhir bulan nanti membara yah, Agar Semangat puasanya terus meningkat, yuk kenali 9 Ibrah dari teman-teman, apa aja sih ? Langsung di simak yah sahabat damai.

Ibrah merupakan kondisi yang memungkinkan orang sampai dari pengetahuan yang konkrit kepada pengetahuan abstrak, dalam bentuk pengamatan dan tafakur yang menghantarkan manusia untuk mengetahui intisari suatu perkara dengan cara disaksikan, diperhatikan, diinduksi, di timbang timbang, diukur dan diputuskan oleh manusia itu sendiri.

Jadi, dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu melalui suatu proses berfikir secara mendalam, sehingga menimbulkan kesadaran pada diri seseorang.

Hitungan 12 bulan selama 1 tahun,  ada 1 bulan yang sangat mulia, bulan yang paling dinanti-nantikan dan dirindukan umat muslim, yaitu Hadirnya Bulan Ramadhan, bulan menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh.

Ada banyak ibrah yang didapatkan dari berpuasa selama 1  bulan penuh di bulan Ramadhan yakni :

1. Perwujudan dari pernyataan keimanan kita, karena dengan berpuasa kita sudah menunjukkan keinginan kita untuk mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya (yaitu menjaga hawa nafsu). Puasa adalah menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang salah, kufur dan berujung pada dosa sehingga sebagai wujud ketaatan dan peningkatan iman kepada sang pencipta.

2. Puasa mendidik kejujuran. Dalam buku 100 Hikmah Ramadhan menjelaskan bahwa “Berpuasa memiliki target akhir pada ketakwaan. Sedangkan salah satu refleksi ketakwaan dalam kehidupan adalah sikap jujur”. (QS Al-Baqarah :183

Kejujuran  diri merupakan esensi dari puasa itu sendiri, yakni melatih kejujuran diri. Rasulullah SAW kepada umatnya berpesan dalam sebuah hadist, “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga.

3. Berlatih menguasai nafsu dan tidak menjadikan nafsu sebagai Tuhan kita yang harus selalu kita ikuti. Kenapa? Karena manusia memiliki hawa nafsu (keinginan jiwa). Manusia selain dianugerahi akal oleh Allah SWT juga diberi nafsu.

Kebanyakan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah adalah disukai oleh nafsu (syahwat), sedangkan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah yang akan mengantarkan manusia kepada keselamatan abadi di akhirat kelak, tidak disukai sama sekali oleh nafsu, sehingga dengan berpuasa kita dapat mengontrol kemauan nafsu kita untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik agar puasa tidak batal dan berkah.

4. Melatih kedisiplinan diri. Puasa sebagai sarana membudidayakan sifat disiplin, khususnya dalam kedisiplinan hal kecil hingga yang berdampak luas, misalnya saja disiplin makan dan minum,  mengendalikan hawa nafsu, disiplin terhadap waktu imsak,  berbuka puasa, menjalankan sholat wajib dan sunnah secara rutin.

Makna nilai nilai disiplin dari berpuasa yang pertama, disiplin mentaati hukum Allah yaitu mendidik manusia untuk mentaati semua larangan larangan dan menjalankan perintah perintah Allah. Meskipun sebenarnya perintah dan larangan Allah sudah ada, tetapi pada saat puasa ramadhan kita biasanya  meningkatankan amal sholeh misalnya tarawih, tadarus, iktikaf, bersedekah dan perbuatan perbuatan baik lainya. Persepsi ini yang  dapat  membentuk perilaku manusia menjadi lebih baik di bulan ramadhan. 

Kedua, Disiplin mengelola diri, dengan puasa harus menahan amarah, ghibah atau perbuatan perbuatan lain yang biasanya bebas tetapi karena kita sedang puasa maka harus mengelola diri agar puasa kita sempurna. Tidak dirusak oleh perbuatan perbuatan yang yang menyebabkan rusaknya amalan puasa antara lain berkata kotor, bertindak tidak pantas, berselisih, mencaci, mencela  bahkan berbohong.

Ketiga, Disiplin untuk jujur,  puasa melatih kita untuk jujur, mengatakan yang sebenarnya, karena puasa merupakan ibadah yang yang hanya diketahui  oleh Allah dan orang yang melaksanakan puasa. Dalam kondisi apapun walaupun orang lain tidak melihat maka kita tidak makan, tidak minum dan benar benar melatih diri  dan menyadari kehadiran Allah dalam hidupnya. Segala aktivitas pasti diketahui Allah, apabila keyakinan ini kita disiplin terus menjaga maka akan membentuk manusia yang jujur. 

Keempat, Disiplin mempersiapkan diri untuk mempersiapkan ibadah yang dilalukan selama bulan puasa tetapa berlanjut dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tidak di bulan suci ramadhan. Disiplin menjalankan ibadah ini jika telah menjadi kebiasaan maka akan menumbuhkan kesadaran untuk selalu dekat kepada Allah SWT. Memang waktu puasa di bulan ramadhan berbeda dengan waktu di luar ramadhan, tetapi paling tidak kebiasaan ini akan membentuk karakter seseorang agar selalu taqwa.

5. Puasa mendidik Kesabaran. Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa Ramadhan sebagai bulan kesabaran, dan puasa adalah bagian dari sabar. Kita dapat melatih kesabaran selama bulan suci Ramadhan ini.

Bagi orang-orang yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan, maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 10, bagi orang-orang yang bersabar juga mendapatkan pahala dengan bilangan yang tidak ada batasnya.

Berpuasa mendidik diri untuk menghadapi gejolak di atas gejolak alam yang ada di jiwa manusia, seperti rasa cemas, tidak puas, keluhan, dan lain-lain.Perisai dari godaan-godaan hidup. Berpuasa mengatur baik buruknya kebiasaan kita, sehingga dapat menghindari diri dari berbagai rumitnya godaan-godaan dunia yang bersifat fana ini.

6. Memupuk kebersamaan, Contoh yang paling kecil adalah di dalam keluarga. Di luar Ramadhan, biasanya kelurga yang bekerja susah sekali untuk berkumpul bersama saat makan.Namun di bulan Ramdan, dimulai dari waktu sahur seorang ibu yang ada di rumah akan membangunkan semua anggota keluarganya untuk makan sahur sebelum datangnya waktu imsak. Bahkan keluarga yang ada di perantauan, biasanya akan mendapatkan kesempatan untuk pulang dan merasakan kebersamaan dalam keluarganya.

Ritual ibadah lainnya yang tidak didapatkan di luar bulan Ramadan adalah salat tarawih dan witir. Di luar bulan Ramadhan masjid jarang sekali penuh, kecuali jika ada hari peringatan tertentu (isra’ mi’raj, maulid nabi dan lain-lain), namun pada bulan Ramadhan semua anggota keluarga dan masyarakat akan sangat antusias untuk salat tarawih di masjid. Selain kebersamaan saat sahur dan tarawih, berbuka puasa juga tidak kalah serunya untuk merasakan kebersamaan di bulan Ramadhan.

7. Belajar memupuk kepedulian kita terhadap sesama. Bulan Ramadan bulan yang mendidik umat Muslim agar timbul rasa empati terhadap sesama. Dengan berpuasa kita belajar untuk ikhlas memberi dan peduli terhadap nasib golongan yang tidak sebaik kita.

Dengan keadaan demikian diharapkan agar kita dapat lebih bersungguh-sungguh secara ikhlas untuk mengulurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan serta memberikan ruang besar pada diri mereka untuk mengembangkan pilihan sosial, tanggung jawab, dan kepentingan orang lain dan masyarakat.

8. Berlatih hidup sehat. Pada saat santai dan malas terkadang memang merasa lebih dari sekedar bekerja karena kurangnya asupan nutrisi dan cairan, tidak biasa dengan aktivitas organ tubuh kita berolahraga dengan baik, olehnya jika bekerja dengan semestinya, maka menjadi solusi dalam mencegah berbagai jenis penyakit tubuh yang terjadi karena banyaknya asupan makanan yang masuk secara terus menerus.

Puasa memberi kesempatan pada organ tubuh kita untuk jeda beristirahat sejenak, setelah bekerja keras sepanjang hari sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat berproses dengan sempurna agar proses penyerapan makanan yang berupa asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus, dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan kolesterol.

Sahabat Damai Sebagai seorang Muslim, seharusnya kita merasa bangga dengan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Olehnya mari kita jalankan ibadah puasa Ramadhan ini dengan bersungguh-sungguh.

0