A Sofyan N
29 Jun 2022 at 08:20


Revolusi Iran atau yang juga dikenal dengan sebutan Republik Islam Persia merupakan revolusi yang mengubah negara Iran. Semula pemerintahan negara ini menganut sistem Monarki yang berada di bawah kepemimpinan Shah Mohammad Reza Pahlavi, kemudian menjadi Republik Islam pada kepemimpinan Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini.

Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini merupakan seorang pemimpin pada masa revolusi dan ia juga pendiri dari Republik Islam. Peristiwa revolusi ini sering disebut dengan revolusi terbesar ketiga dalam sejarah dunia, setelah Perancis dan Revolusi Bolshevik.

Banyak orang berpendapat, bahwa revolusi ini merupakan revolusi yang berlangsung lama. Terjadi dalam kurun waktu beberapa bulan dengan demonstrasi besar pertama pada 7 Januari 1978. Kemudian diakhiri dengan keputusan pemilihan konstitusi teokrasi baru dan Khomeini diangkat menjadi Pemimpin Tertinggi negara pada Desember 1979.

Kepemimpinan sebelumnya, Shah Mohammad Reza Pahlavi dikabarkan meninggalkan Iran karena pengasingan pada 16 Januari 1979 dan demonstrasi kala itu melumpuhkan seluruh aktivitas negara. Pada tanggal 1 Februari 1979, Ayatullah dikabarkan masuk ke wilayah Teheran dan disambut hangat oleh jutaan masyarakat Iran.

Terakhir, pada 11 Februari 1979, dinasti Pahlavi secara resmi jatuh setelah Angkatan Bersenjata Iran menyatakan diri mereka netral. Kejadian ini merupakan dampak dari gerilyawan dan pasukan pemberontak yang telah berhasil mengalahkan tentara yang loyal pada Pahlavi dalam pertempuran jalanan.

Iran pun secara resmi menjadi negara Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum nasional.

Revolusi ini memiliki keunikannya tersendiri karena dianggap mengejutkan hampir seluruh masyarakat dunia. Pasalnya, revolusi ini bukan hasil dari kekalahan akibat perang, krisis moneter, pemberontakan atau ketidakpuasan militer, melainkan perubahan dalam rangka mengalahkan satu rejim yang buruk bagi negara.

Revolusi di Iran terjadi dalam dua fase. Pertama bermula pada pertengahan 1977 hingga tahun 1979 yang dipimpin oleh pihak liberal atau golongan haluan kiri dan kumpulan agama. Mereka semua merupakan pemberontak dan menentang kepemimpinan Shah Pahlavi. Kedua, Revolusi Islam dan naiknya seorang Ayatollah seorang pemimpin Revolusi.

Terdapat beberapa alasan masyarakat Iran ingin meruntuhkan kepemimpinan Shah Pahlavi. Hal ini juga menjadi alasan terjadinya Revolusi Islam di negara Iran. Salah satunya ialah Shah Pahlavi yang menjalankan pemerintahannya dengan sangat brutal, korup serta boros akan keuangan negara. Kemudian, kebijakan-kebijakan perekonomiannya yang terlalu ambisisus menyebabkan inflasi tinggi.

Selain itu, Pahlavi juga membuat kebijakan Westernisasi atau bersifat kebarat-baratan dan menjalin kedekatan dengan kekuatan barat, dalam hal ini ialah Amerika Serikat yang kemudian dianggap berbenturan dengan identitas Muslim Syi’ah Iran.

Hal tersebut terlihat pada keputusan pengangkatannya Kekuatan Sekutu dan bantuan dari CIA pada tahun 1953 untuk mengembalikannya ke kekuasaan, menggunakan banyak penasihat dan teknisi militer dari kemiliteran Amerika Serikat serta pemberian kekebalan diplomatik kepada mereka.

Banyak dari kebijakan tersebut dianggap berbeda dengan cara pandang rakyat Iran pada umumnya. Masyarakat setempat yang sangat menghormati agama atau Syi’ah dalam kehidupan sehari-hari, merasa bertolak belakang dengan pemimpin mereka sendiri. Pada akhirnya, semua hal tersebut malah membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat Iran dan membawa mereka ke momen revolusi.

0