Adelia Septianingrum Marpaung
31 Dec 2020 at 18:54


OPINI – Hari Menanam Pohon Nasional biasa diperingati setiap tanggal 28 November. Penetapan tanggal peringatan tersebut berdasarkan kepada keputusan presiden RI Nomor 24 Tahun 2008. Kebijakan dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut lahir dari dampak Aksi Penanaman Serentak dan Gerakan Perempuan Tanam Pohon pada tahun 2007 yang menghasilkan banyak pohon tertanam. Aksi Penanaman Serentak pada tahun 2007 lalu tersebut menargetkan 79 ribu batang, namun ternyata yang dihasilkan ada sekitar 86 ribu batang, begitupun pada Gerakan Perempuan Tanam Pohon yang awalnya merencanakan penanaman sebanyak 10 ribu batang namun ternyata yang terealisasi adalah 14 ribu batang. Berangkat dari keantusiasmean tersebut, pada tahun 2008 presiden mengamanatkan kepada seluruh masyarakat untuk minimal menanam satu pohon, yang dikenal dengan istilah One Man One Tree (OMOT).

Aksi penanaman pohon seperti itu merupakan upaya untuk memulihkan kerusakan hutan dan lahan dengan merehabilitasi kembali hutan yang rusak serta lahan kritis. Gerakan tersebut harapannya dapat menyadarkan kepedulian masyarakat terhadap alam negeri yang perlu upaya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan. Namun, makin ke tahun dapat kita sadari bersama bahwa gerakan ini mulai melemah dan banyak pohon-pohon ditebang untuk kepentingan pembangunan perkotaan maupun eksploitasi sumber daya alam lahan. Bahkan, kampanye One Man One Tree (OMOT) tidak lagi tergaung-gaungkan dengan baik di berbagai lapisan masyarakat, sehingga generasi muda sekarang melupakan hal tersebut.

Beruntungnya, masih ada pemuda-pemuda yang sadar akan pentingnya perihal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya salah satu berita mengenai Gerakan Tanam Sejuta Pohon yang dilakukan oleh Forum Pemuda Katolik Antar Komisariat Daerah (FORKOMDA) uang terdiri dari Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta yang didukung oleh Perempuan Tani HKTI dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 10 Januari 2020 yang lalu, gerakan tersebut berisi acara pemberian bibit pohon kepada para siswa-siswa SMK dengan harapan agar gerakan ini dapat membangkitkan kembali kepedulian terhadap alam Indonesia kepada pemuda negeri, kegiatan ini juga sebagai upaya mencegah kembali terjadi bencana banjir dan longsor karena hutan gundul dan lahan tidur yang tidak produktif agar dapat dimaksimalkan untuk pelestarian alam.

Mengambil semangat dari gerakan yang dilakukan FORKOMDA tersebut, harapannya kita pula sebagai pemuda Indonesia dapat menerapkan gerakan-gerakan seperti itu di daerah sendiri, agar dapat menghidupkan kembali kampanye One Man One Tree (OMOT) sehingga alam dan lahan Indonesia kembali membaik mengiringi pembangunan negeri Indonesia. Gerakan Penanaman Pohon harus terus dilestarikan, bangun Indonesia sejuta pohon! (Del/Nov)

 

Referensi :

https://m.jpnn.com/news/pemuda-katolik-ikut-sukseskan-gerakan-peduli-lingkungan-dan-tanam-sejuta-pohon

https://tirto.id/sejarah-hari-menanam-pohon-indonesia-diperingati-28-november-emsh

0