Husnul Hayati
10 Oct 2020 at 14:54Perbedaan sudah tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat di Indonesia, dilandasi semboyan
Bhineka Tunggal Ika sudah menjadi kebiasaan sehari-hari berdampingan dengan
ragam macam perbedaan yang terjadi. Diantaranya perbedaan suku, agama, ras dan
antargolongan (SARA).
Perbedaan sudah tidak menjadi ha lasing lagi bagi
kehidupan sehari-hari. Jika menelusuri jejek langkah para pejuang juga lahir
dari perbedaan. Tokoh-tokoh penting yang berasal dari latar belakang berbeda
hanya memiliki satu tujuan yaitu Merdeka, agar Indonesia terlepas dari penjajah
dan bisa mengibarkan bendera merah putih dengan sempurna tanpa adanya
intimidasi dari para penjajah.
Tapi anehnya, saat ini justru perbedaan bukan
menjadi pemersatu bangsa melainkan menjadi pemecah persatuan bangsa. Perbedaan
yang terjadi saat ini sangat begitu mencolok dan kemudian menjadi aneh dan
diasingkan bahkan sampai terjadi bullying
ke media social. Jari jemari nakal beberapa oknum yang tidak
bertanggungjawab sampai hati melakukan hal tersebut hingga viral di media
social.
Salah satu ucapan Presiden Soekarno yang paling
dikenang adalah, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun
perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri." Maksud
Soekarno lewat ucapan itu yakni mengingatkan ancaman yang dihadapi bangsa
Indonesia setelah merdeka.
Ketika di bawah penjajahan, musuh terbesar bangsa
adalah penjajah. Penjajah menjadi musuh bersama. Namun setelah penjajah pergi,
bangsa Indonesia akan dihadapkan pada berbagai masalah. Utamanya soal
persatuan. Berbagai cobaan dan masalah mulai dari masalah sosial, masalah
ekonomi, dan berbagai masalah lainnya, akan menguji persatuan bangsa. Perbedaan-perbedaan
yang ada bisa membuat rakyat terpecah belah dan saling berperang. Ucapan
Soekarno ini terbukti. Sejak awal kemerdekaan, selalu ada konflik. Mulai dari
konflik soal penetapan dasar negara, perebutan kekuasaan, hingga penyelewengan.
Alih-alih untuk maju, kita malah disibukkan melawan
satu sama lain. Seperti saat ini, kita
sibuk melawan sesama karena perbedaan pandangan pilihan politik. Belum lagi
konflik yang ditimbulkan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Ketika perbedaan-perbedaan itu tak lagi jadi masalah, dan kita mempunyai
cita-cita yang sama, barulah kita bisa bergerak maju.
0