raundoh tul jannah
05 Oct 2020 at 00:15


Sinjang (bahasa Jawa) atau Batik, ialah mahakarya tangan terampil orang Indonesia yang dikenal seantero dunia. Kain warisan budaya dengan motif sebanyak 5.849 dari Aceh hingga Papua ini, sudah di tetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Inttangible Heritage of Humanity) oleh United Nation Educational, Scientyfic and Cultual Organization (UNESCO) yang ditetapkan pada 2 Oktober 2009. Pada tanggal tersebut telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional yang menjadi dalah satu momen catatan sejarah dalam kepemimpinan Presiden ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono..

Batik tidak hanya digunakan oleh kalangan enengah keatas saja seperti para pejabat dan kepala institusi pemerintahan. Batik sudah menjadi identitas bangsa yang dapat dikenakan oleh semua lapian masyarakat baik pekerja kantor hingga tukang becak sekalipun. Sehingga, banyak masyarakat Indonesia yang akhirnya berkarya dan mencari sumber penghidupan sebagai seorang pengrajin batik.

Meskipun banyak sekali kreasi terbaru dari batik seperti batik cap, batik cetak atau printing yang bertujuan agar mudah dijangkau oleh masyarakat karena harga yang lebih murah batik tulis tetap menjadi primadona. Apalagi Setiap motif yang kita pilih dan kita kenakan ada banyak sekali filosofi yang hendak pengrajin sampaikan. Karena setiap pengerajin batik memiliki visi misi untuk mempromosikan hasil kreatifitas dan budaya khas dari setiap daerah.

Membatik Melukis Sejarah

Pekerjaan menjadi pengrajin batik tidaklah mudah seperti yang kita lihat. Terutama kreasi pada batik tulis yang memerlukan waktu minimal dua bulan bahkan satu tahun untuk sekali pengerjaan. Melukis lilin, menyambungkan satu titik ketitik lain dengan perantara media canting diatas kain  putih adalah pekerjaan yang sangat membutuhkan kejelian dan kecermatan.

 

[caption id="attachment_2552" align="alignleft" width="300"] Mengajarkan batik sejak dini ibarat menanamkan sejarah luhur bangsa pada generasi penerus budaya.[/caption]

Dengan hati yang tulus dan curahan cinta yang dituangkan, tentu akan melahirkan mahakarya yang luar biasa. Tidak ada satupun kain yang sama entah dalam lengkungan garis dan coretan tinta hingga warna. Itulah istimewanya membatik. Kita bercerita dengan media kain, menggambar untuk menyampaikan pesan, mewarnai untuk memberikan kehidupan, merendamnya dalam keheningan dan memansknanya agar terlahirlah kesan agung dan berwibawa pada pemakainya.

 

Seperti halnya yang pernah penulis rasakan ketika memiliki kesempatan tinggal dan belajar membatik disalah satu desa pengrajin batik di Temanggung, Jawa Tengah. Meskipun untuk tujuan dijual demi menyambuung hidup, tetapi mereka selalu melakukannya dengan sepenuh hati diiringi anda dan tawa. Istimewana lagi, tentu selalu ada iringan doa dan harapan yang dilukiskan setiap kali meneteskan tinta lilin.

Harmoni, itulah yang penulis ambil pelajaran. Bagaimana kita dapat merangkai imajinasi, narasi, cinta, visi, misi dan ruh dalam berkarya. Mampu mendimensikan alam semesta, dengan alam jiwa dan ketakwaan Terhadap Tuhan Penguasa Alam Semesta. Sejarah setiap kain, tidak akan terulang sama, itulah mengapa batik luar biasa indahnya. Terimakasih para pengerajin yang sudah menceritakan, melukiskan dan menjadi fakta sejarah dalam mewujudkan lukisan garis-garis keagungan dalam catatan sejarah Bangsa Indonesia Tercinta.

Sahabat Damai

, tepat pada hari ini diperingati Hari Batik Nasional. Tetap rawat dan jaga warisan budaya bangsa. Tetap Bangsa Produk Negeri Sendiri, Salam Damai Semua. Raundoh Tul Jannah (R.T.J.) 

0