Fiskal Purbawan
17 Jul 2020 at 11:11


Pada 2 Juni, Kementerian Agama mengumumkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini batal. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan keberangkatan jemaah. Selain itu, pembatalan ini dilakukan, demi mencegah terjadinya penularan Virus Covid-19 ketika jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci. 

Ternyata, jauh sebelum virus Covid-19 menjadi pandemi, Mekah dan proses ibadah haji telah menjadi salah satu tempat dan kluster besar penyebaran beberapa penyakit menular. Hal ini tertulis dalam Encyclopedia of Plague and Pestilence from Ancient Times to the Present (2008) yang ditulis George Childs Kohn. Apa saja itu?

Black Death

Kita mulai sejak tahun 1348 - 1349. Kala itu, di tanah Eropa tengah terjadi wabah Black Death yang telah membunuh dua per tiga populasi eropa saat itu (75 juta jiwa). Menurut Kohn, beberapa warga eropa menjadikan wilayah timur tengah menjadi tempat pelarian agar aman dari black death ini. Namun ternyata, Mekah juga terkena dampak dari wabah ini.

Kolera

Berlanjut pada abad ke-19, pada abad ini penyakit kolera beberapa kali melanda Mekah dan dunia. Salah satu medium penyebarannya adalah melalui ibadah haji. Kohn menulis bahwa Mekah adalah pusat difusi yang paling rawan dalam penyebaran kolera, epidemi Kolera di sana pecah sebanyak 33 kali antara 1830 dan 1912.

Tahun 1831 dan 1865 menjadi tahun terparah Kolera yang menjangkiti kota suci Mekah. Kasus wabah Kolera yang salah satu penyebarannya diperbesar oleh aktivitas Ibadah Haji di Mekah terjadi pada kasus Wabah Kolera Asia 1826 - 1837.

Masih terkait dengan Kolera, pada periode 1865-1875, bakteri Kolera yang kerap dibawa jemaah muslim India bahkan menular ke 90.000 jemaah lain. Sebanyak 30.000 di antaranya meninggal. Para jemaah yang tertular kebanyakan berasal dari Irak, Suriah, Palestina, Turki, dan Mesir. Dari Mesir, Kolera kemudian menular ke sebagian wilayah Eropa. Kasus Kolera serupa terus terjadi, misal pada 1902 hingga periode 1961 - 1975. Indonesia pun tidak luput dari Kolera yang tertransmisikan di Ibadah Haji. 

Penyakit Lain

Selain Kolera, Mekah juga pernah terjadi penularan wabah Asia Afrika Accute hemmorhagic conjunctivist (AHC) pada 1969-1971. Pada tahun 1970, penyakit mata yang dibawa jemaah haji itu bahkan menular ke Jawa Bali dan menjadikannya episentrum kedua wabah selain tanah Arab.  

Pada awal dekade 2010-an, tepatnya pada 2012 keluarga virus Corona muncul di Arab Saudi, yakni virus CoV. Penyakitnya disebut sebagai Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Menurut badan kesehatan PBB atau WHO, hingga November 2019, sekitar 2.494 kasus dilaporkan terkait MERS dengan 858 diantaranya sudah meninggal dunia. Sebagian besar kasus MERS terjadi di Saudi Arabia.

Melihat sejarah ini, tentu tidak bisa ditampik bahwa Mekah menjadi salah satu pusat menyebarnya beberapa penyakit menular. Terutama dalam ibadah haji, yang mana menjadi tempat berkumpulnya seluruh umat muslim bagi seluruh dunia. 

Keputusan pembatalan pemberangkatan ibadah haji tahun ini pun tak cuma dilakukan oleh Indonesia. Beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Afrika Selatan dan India juga melakukan hal yang sama. Langkah yang tepat untuk mengurangi penyebaran virus corona lebih lanjut. Barangkali bagi yang tahun ini batal berangkat, ada hikmah yang bisa didapat. Begitu.

0