Fiskal Purbawan
03 Jul 2020 at 20:45Islam cinta, dua kata sarat makna. Bahwa agama Islam itu indah dan menolak segala bentuk kejahatan. Termasuk kekerasan apalagi aksi terorisme. Bahwa Islam juga menerima moderasi dan toleransi. Tanpa harus menunjukkan taringnya, agama islam bisa sampai ke setiap orang melalui cinta.
Bicara tentang Islam cinta, maka salah satu orang yang aktif menyebarkannya adalah Edi AH Iyubenu. Pria kelahiran Sumenep, Madura ini menyebarkan gagasan Islam cinta melalui tulisannya. Hampir setiap bulan ia pasti menghasilkan minimal satu buah buku bertema ke-Islaman yang penuh cinta. Beberapa buku yang telah terbit antara lain Muhammad Sayangku, Hijrah Kok Begitu, Belajar Ushul Fiqih Ala Bucin, dan masih banyak karya tulisan lainnya.
Seperti dalam bukunya berjudul Muhammadku Sayangku. Dalam salah satu bab di buku itu ia bercerita bagaimana Rasulullah SAW dan penduduk Thaif. Saat memasuki daerah Thaif, Kekasih Allah tercinta ini tidak disambut dengan baik bahkan dilempari oleh batu dan kotoran. Malaikat Jibril yang melihat hal ini kemudian menawarkan untuk menghancurkan satu suku itu dengan melemparkan gunung ke daerah itu. Namun apa jawaban Muhammad SAW? Ia menolak tawaran itu dan bahkan mendoakan orang-orang Thaif agar diberikan hidayah oleh Allah SWT.
“Saya berkeyakinan bahwa di antara keturunan mereka nanti akan ada orang yang mendapat hidayah dari Allah SWT dan masuk islam” ujar Muhammad SAW.
“Coba bayangkan kalau itu kita, apakah kita mampu melebihi ketabahan hati Muhammad SAW?” kurang lebih begitu pertanyaan Edi sebagai penulis dalam akhir esai tersebut. Hal ini menurut penulis kemudian menjadi salah satu bukti kuat bahwa alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kerap menyebarkan islam rahmatan lil alamin melalui tulisannya.
Militan di Kepenulisan
Lewat tulisannya, pria bernama asli Edi Mulyono ini selalu menuliskan tentang bagaimana Islam cinta itu bisa tersampaikan. Baik berupa karya sastra seperti puisi atau cerpen atau gagasan pribadi berupa esai. Selain menulis buku, ia juga aktif menjadi kontributor di beberapa media mainstream maupun alternatif. Seperti diantaranya mojok.co, alif.id, dan basabasi.co. Tidak hanya itu, ia juga memiliki usaha penerbitan buku bernama Divapress dan mengelola Kafe Basabasi.
Setiap buku karyanya terbit terutama di penerbitan Divapress, ia selalu membuka Pre-Order buku dengan harga beragam namun masih terjangkau. Mulai dari 20 ribu hingga 50 ribu rupiah. Sebuah harga yang sama dengan biaya penulis saat makan satu harinya. Pemberian harga murah inilah yang menurut penulis menjadi usaha Edi dalam menyebarkan kegiatan literasi. Yang sekaligus menyebarkan islam cinta. Usaha lain yang menurut penulis temui seperti membuka program kelas kepenulisan gratis. Salah satunya adalah program Kampus Fiksi. Yang mana program ini melatih calon cerpenis muda dalam menuliskan cerpennya. Yang setiap tahun karyanya selalu diterbitkan melalui Divapress.
Selain itu, ia juga beberapa kali mengajak penulis dari berbagai wilayah untuk menulis karya bersama atau sering disebut buku antologi. Baik karya tulisan tersebut berupa kumpulan esai hingga puisi. Bagi penulis, dia menjadi salah satu tokoh yang memberikan inspirasi bahwa lewat penulisan ia bisa menyebarkan islam yang penuh nilai perdamaian. Semoga terus diberikan kesehatan, Pak Edi.
0