Nurul Muthmainnah
29 Jun 2020 at 20:31
Selayaknya sebuah virus yang menulari manusia dengan mudahnya tanpa pandang bulu, radikal terorisme juga menjangkiti masyarakat kita dengan mudahnya. Menyentuh semua kalangan, muda hingga tua, pelajar hingga pekerja, bahkan berbagai golongan dan kelompok usia. Melalui propaganda yang disebarluaskan, menjadikan doktrin radikal terorisme menular dengan mudahnya di kalangan masyarakat kita. Kita tak tahu doktrin ini sudah tertanam sedalam apa pada diri seseorang atau menular sejauh mana pada masyarakat kita. Prosesnya yang kian cepat bahkan tak mudah terdeteksi cukup menjadikan beberapa pihak kewalahan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan tentu saja telah dilaksanakan semaksimal mungkin. Pendekatan komunikasi sosial diupayakan secara maksimal guna mengurangi penularan doktrin radikal terorisme ini. Sayangnya, semua upaya ini tidak mampu berfungsi maksimal jika tidak disertai dengan kesadaran diri masyarakat. Kita sebagai masyarakat yang menjadi sasaran utama doktrin perlu mawas diri guna menjauhkan diri dari potensi terpaparnya radikal terorisme. Bentuk mawas diri ini tentunya berupa penguatan pemahaman resiko terpapar serta implementasi nilai-nilai yang baik bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila memuat nilai filosofis – ideologis yang seharusnya dijunjung tinggi oleh masyarakat kita sejak dahulu. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila ini adalah pegangan bagi masyarakat kita untuk hidup sebagaimana kehidupan bangsa yang kuat, berdaulat, dan merdeka. Hadirnya Pancasila mengokohkan kita sebagai bangsa yang tak mudah goyah oleh berbagai hal yang bertentangan dengan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Tindakan propaganda radikal terorisme secara nyata telah melanggar nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai Ketuhanan yang bersifat universal bagi semua masyarakat beragama secara nyata mengajarkan kita untuk hidup damai dan penuh toleransi terhadap perbedaan. Dalam nilai Ketuhanan ini mengutuk tindak kekerasan terlebih radikal terorisme. Hal yang sama juga termuat dalam nilai Kemanusiaan pada Pancasila, secara gamblang mengajarkan kita menghargai sesama manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan. Nilai Persatuan mengajarkan kita untuk memelihara gotong royong dalam kehidupan, menjauhi perpecahan dan menjunjung tinggi persatuan Indonesia. Nilai Kerakyatan mengajarkan kita untuk tidak memaksakan kehendak orang lain. Serta nilai Keadilan mengajarkan untuk menjunjung tinggi keadilan dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
Nilai-nilai Pancasila ini secara keseluruhan merupakan pedoman hidup yang sejak dahulu dijaga dan dipertahankan demi terciptanya ketertiban bangsa dan negara. Pancasila merupakan norma moral yang merangkul seluruh masyarakat kita. Menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan dengan tepat dapat menjauhkan kita dari pengaruh doktrin radikal terorisme yang mengancam kapan saja. Tak satupun nilai Pancasila yang mengarah pada tindak radikal terorisme. Sebaliknya nilai-nilai Pancasila tersebut sangat bertentangan dan mengutuk keras segala upaya menciptakan perpecahan bangsa. Memperkuat pemahaman kita dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri, keluarga dan lingkungan kita adalah cara yang bisa kita tempuh dalam menjaga keutuhan bangsa dari pengaruh radikal ini. Jika kita memaknai Pancasila dengan tepat, maka sulit bagi pihak lain untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tercinta ini.
Doktrin radikal terorisme seharusnya bisa kita
tangkal dengan nilai Pancasila yang kita miliki. Pencegahan dan penanggulangan
yang dilakukan dalam menyikapi tindak radikal terorisme akan semakin maksimal
jika disertai dengan upaya mandiri masyarakat. Upaya mandiri ini termasuk
menanamkan dan memahamkan nilai Pancasila di dalam diri masing-masing, semuanya
baik anak-anak hingga dewasa, siapapun itu. Dengan begitu, betapa pun doktrin
kian gencar menyerbu masyarakat, sedalam apapun doktrin berusaha ditanamkan, tetap
bisa kita tangkal dan hindari dengan baik berkat nilai-nilai baik Pancasila yang
mendarah daging dalam diri kita, diri bangsa Indonesia.
0