Riska Rabiana
12 Dec 2024 at 15:26


Pinisi, kapal tradisional khas Sulawesi Selatan, adalah kapal legendaris yang digunakan oleh masyarakat Suku Bugis dalam mengarungi lautan nusantara hingga ke berbagai belahan dunia. Kapal ini berasal dari suku Bugis dan Makassar yang dikenal sebagai pelaut ulung dengan tradisi maritim yang kuat. Keberadaan pinisi tidak hanya mencerminkan keahlian teknis dalam pembuatan kapal, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Bugis-Makassar.  

 

Menurut laman resmi Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kemendikbudristek, kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, seorang putra mahkota Kerajaan Luwu, pada abad ke-14. Informasi ini didasarkan pada cerita dalam naskah kuno La Galigo, yang merupakan warisan sastra Bugis klasik. 

 

Kapal Pinisi yang dibuat oleh Pangeran Sawerigading digunakan untuk berlayar menuju Negeri Tiongkok, di mana ia menikahi Putri We Cudai. Setelah beberapa tahun menetap di Tiongkok, Pangeran Sawerigading kembali ke Kerajaan Luwu dengan kapal yang sama.  

 

Namun, saat mencapai perairan Luwu, kapal tersebut dihantam oleh ombak besar hingga terbelah menjadi tiga bagian. Pecahan kapal itu tersebar di tiga lokasi berbeda, yaitu Desa Ara, Tanah Bira, dan Lemo-Lemo.  

 

Masyarakat dari ketiga wilayah tersebut kemudian bergotong-royong mengumpulkan kembali pecahan kapal untuk menyatukannya seperti semula. Selama proses pembentukan ulang tersebut, setiap komunitas dari ketiga daerah ini memainkan perannya masing-masing sesuai dengan keahlian mereka. Kapal itulah yang dikenal hingga saat ini sebagai kapal pinisi. 

 

Bentuk Kapal Pinisi 

Melansir dari Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra, salah satu ciri kapal Pinisi adalah adanya dua tiang utama yang disebut dengan "mast". Mast ini berfungsi sebagai penyangga layar dan memberikan kestabilan pada kapal saat berlayar. Adanya mast ini, kapal Pinisi mampu menghadapi angin dan mengatur arah kapal dengan lebih baik. 

 

Selain itu, kapal Pinisi juga memiliki bentuk lambung yang panjang dan ramping. Hal ini membuat kapal ini mampu melaju dengan cepat di atas air. Kecepatan kapal pinisi sangat diandalkan oleh para pelaut tradisional Indonesia dalam menjelajahi perairan yang luas. Tidak hanya itu, bagian buritan kapal Pinisi juga memiliki bentuk yang khas. Buritan kapal ini melengkung ke atas dan berujung runcing, memberikan keindahan dan keunikan tersendiri pada kapal ini.

 

Kapal Pinisi tidak hanya memiliki keunikan dalam bentuknya, tetapi juga dalam fungsi dan peranannya. Kapal ini merupakan salah satu alat transportasi penting bagi masyarakat pesisir Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Bulukumba. Kapal Pinisi digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti perdagangan, penangkapan ikan dan transportasi antar pulau.

 

0