Nur Azizah S
19 Oct 2024 at 15:16


Satu hari lagi, Joko Widodo akan mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden. Rasanya, campur aduk banget, ya? Di satu sisi, banyak yang mengapresiasi langkah-langkah pembangunan infrastruktur yang bikin perjalanan kita lebih lancar, tetapi di sisi lain, masih banyak masalah yang belum terpecahkan. Bayangkan, kita udah punya jalan tol, bandara megah, tapi rakyat masih merasa terpinggirkan.

Di tengah megahnya pembangunan fisik, banyak suara dari masyarakat yang menyuarakan keresahan. Masih banyak yang merasakan kesenjangan ekonomi, terutama di daerah-daerah yang terpinggirkan. Pembangunan yang tidak merata ini membuat banyak orang merasa tidak memiliki tempat dalam kemajuan bangsa. 

Ini menjadi refleksi penting bagi kita semua bahwa infrastruktur saja tidak cukup. Harus ada upaya untuk memastikan semua lapisan masyarakat, terutama yang kurang beruntung, mendapatkan manfaat dari pembangunan yang ada. Mari kita tanya: apakah semua orang bisa mengakses jalan tol yang kita banggakan itu? Atau apakah pedagang kecil di pinggir jalan bisa bernafas lega di tengah gelaran proyek-proyek besar?

Namun, bukan hanya ekonomi yang perlu diperhatikan, tetapi juga masalah lingkungan hidup. Di era yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan, kita melihat pembangunan yang mengorbankan ruang hijau dan ekosistem. Bagaimana bisa kita membanggakan pembangunan jika bumi kita sendiri terus dirusak? Pembalakan liar, polusi, dan limbah berbahaya masih menjadi masalah besar. Sebagai masyarakat, kita harus berani menuntut agar para pemimpin kita lebih peduli dan berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Kita membutuhkan kebijakan yang memprioritaskan keberlanjutan, bukan hanya keuntungan sesaat.

Selanjutnya, kita juga perlu menyoroti pendidikan. Walaupun kita telah mencanangkan berbagai program pendidikan, hasilnya belum maksimal. Pendidikan berkualitas masih menjadi barang langka bagi banyak anak di pelosok. Kurikulum yang relevan, akses terhadap teknologi, dan pelatihan bagi pengajar harus jadi prioritas. Banyak generasi muda yang terabaikan, sementara kita berbicara tentang kemajuan. Mari kita refleksikan, apakah kita sudah memberikan semua anak di negeri ini kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang?

Jangan lupa, saat berbicara tentang perubahan, kita juga harus bicara tentang kesehatan. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa rapuhnya sistem kesehatan kita. Masyarakat banyak yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai. Kita butuh pemimpin yang tidak hanya berpikir tentang pembangunan fisik, tetapi juga mampu menciptakan sistem kesehatan yang adil dan terjangkau. Apakah rakyat bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan tanpa terbebani biaya? Di sinilah kita harus mendorong para pemimpin untuk berinovasi dalam menyusun kebijakan kesehatan yang inklusif.

Menjelang akhir era kepemimpinan Jokowi, mari kita lihat juga bagaimana isu-isu sosial berperan. Kita telah menyaksikan banyaknya konflik sosial, intoleransi, dan diskriminasi yang menggerogoti persatuan bangsa. Saatnya kita menuntut pemimpin yang mampu menjalin komunikasi yang baik dan menjaga kerukunan antarwarga. Harapan kita adalah pemimpin yang mampu merangkul semua elemen masyarakat, memperkuat ikatan sosial, dan menciptakan lingkungan yang saling menghormati.

Kini, kita juga harus menghadapi kenyataan bahwa dunia berubah dengan cepat. Teknologi dan digitalisasi mengambil peran penting dalam kehidupan kita. Pemimpin yang akan datang harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Pembangunan infrastruktur digital harus menjadi fokus utama, karena di era informasi ini, konektivitas adalah kunci. Mari kita pastikan setiap pelosok Indonesia bisa mengakses internet dengan cepat, agar semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berinovasi. Ini bukan hanya tentang mengejar kemajuan, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap orang bisa ikut berkontribusi dalam perubahan.

Tak lupa, kami dari Duta Damai Sulsel ingin memberikan apresiasi atas upaya Jokowi dalam menciptakan suasana damai selama periode kepemimpinannya. Meskipun ada banyak tantangan, kami merasakan usaha nyata untuk menjaga keharmonisan di tengah keberagaman bangsa ini. 

Harapan kami untuk presiden terpilih selanjutnya adalah agar dapat melanjutkan semangat ini dengan lebih baik dan lebih maju, sesuai dengan jargon pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan harapan dan kerja sama, kita bisa mencapai Indonesia yang lebih sejahtera dan bersatu.

Melihat kondisi saat ini, kita tidak bisa menutup mata. Keberhasilan pembangunan yang dicapai selama ini harus menjadi titik tolak untuk berbenah lebih baik. Kita butuh pemimpin yang mampu mendengar dan memahami kebutuhan rakyat, bukan hanya dari angka-angka statistik yang terlihat bagus di atas kertas. 

Kita perlu pemimpin yang memiliki visi untuk membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bagi semua lapisan masyarakat. Di sinilah peran kita sebagai rakyat untuk terus mengawasi dan memberikan masukan, agar perubahan yang diinginkan bisa terwujud.

Akhirnya, saatnya kita menyambut pemimpin baru dengan harapan. Kita semua berdoa dan berharap untuk masa depan yang lebih baik. Dengan semua tantangan ini, kita butuh pemimpin yang berani mengambil langkah nyata. 

Mari kita semua berperan aktif dalam menciptakan Indonesia yang lebih adil, makmur, dan bersatu. Inilah saatnya untuk berani bermimpi dan bertindak, demi Indonesia yang lebih baik. Kira-kira, siapa ya yang bisa meneruskan estafet perjuangan ini? Mari kita nantikan dengan penuh harapan!

0