Riska Yuli Nurvianthi
19 Oct 2024 at 13:36


Tidak terasa, Sulawesi Selatan kita tercinta sudah menapaki usia 355 tahun. Wah, kalau Sulsel ini manusia, dia sudah bisa daftar jadi senior warga dunia! Tapi, jangan salah, meskipun sudah “matang”, Sulsel tetap enerjik, bergelora, dan penuh pesona, seperti teman yang selalu punya bahan bercanda meski lagi serius!

Di usia yang ke355 ini, Sulsel nggak cuma makin ganteng, tapi juga makin tangguh. Sebagai rumah dari berbagai suku, agama, dan budaya, Sulsel bisa dikatakan sebagai paket lengkap Nusantara. Mulai dari Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, hingga Buton, semuanya ada. Dan yang paling keren? Kita hidup damai, bahumembahu, meski bedabeda. Nggak ada drama alaala sinetron yang bikin tegang. Bayangkan, kita ini kayak satu grup WA besar, semua punya “admin” tapi nggak ada yang ribut rebutan hak veto! Mantap kan?

Harapannya di ulang tahun kali ini? Jelas, yang pertama: Sulsel harus bebas dari terorisme dan segala bentuk ancaman. Tidak ada lagi berita yang bikin kepala pening atau bikin grup keluarga jadi serius tibatiba karena diskusi “isu keamanan”. Kita mau damaidamai aja, bos! Kalau bisa, setiap hari di Sulsel cuma ada berita soal festival kuliner Coto Makassar atau kompetisi internasional “siapa yang paling cepat makan pisang epe”. Itu kan lebih menarik daripada ngurusin yang seremserem?

Bayangkan, di masa depan, Sulsel jadi role model provinsi paling damai sedunia. Di sini, orang lebih sibuk milih bumbu apa yang paling pas untuk Pallubasa daripada mikir soal halhal yang bikin stres. Terorisme? Udah nggak zaman, bro! Beda suku, beda agama? Cuma bikin kita makin kaya, kayak salad nusantara yang penuh warna. Pokoknya, di Sulsel, kita semua saudara dan yang terpenting, kita akur tanpa drama!

Kalau di banyak tempat lain masalah lintas suku dan agama bisa jadi drama berseri, di Sulsel ini nggak ada ceritanya. Kita ini ibarat rumah besar dengan kamarkamar berbeda, tapi tamunya saling bertukar makanan! Keluarga Toraja bawa pa’piong, keluarga Bugis bawa barongko, dan keluarga Makassar jelas nggak ketinggalan coto kita semua makan bareng sambil ketawaketawa. Yang penting kan kenyang dan happy!

Sulsel adalah bukti hidup kalau persatuan itu bukan cuma mimpi, tapi bisa diwujudkan. Di sini, persahabatan lintas budaya dan agama sudah kayak angin sepoisepoi di sore hari: seger, adem, dan bikin betah!

Di usia 355 tahun ini, harapannya jelas: kita mau Sulsel makin damai, makin maju, tapi tetap tanpa drama. Masyarakat yang akur, damai, dan penuh cinta kasih, nggak perlu lagi ribut soal halhal kecil. Beda pendapat? Santai aja, kita selesaikan sambil ngopi atau makan pisang goreng sambel roa. Kalau bisa, semua masalah hidup selesai di warung kopi atau lapangan sepak bola.

Yang paling penting, kita mau Sulsel jadi tempat di mana damai itu bukan sekadar katakata indah, tapi kenyataan seharihari. Anak-anak kita tumbuh dalam suasana yang penuh tawa, tanpa perlu takut akan ancaman apapun. Setiap sudut Sulsel dipenuhi oleh kebahagiaan dan bukan kebahagiaan yang dibuatbuat, tapi yang benarbenar datang dari hati!

Jadi, di ulang tahun Sulsel ke355 ini, mari kita rayakan dengan gaya kekinian: penuh canda, penuh harapan, dan tentu saja penuh cinta. Sulsel itu ibarat kue ulang tahun yang terus membesar, tapi tetap terasa lezat di setiap gigitannya. Kita semua adalah bagian dari perjalanan panjang ini, jadi mari terus menjaga perdamaian, saling menyemangati, dan menghindari drama yang nggak perlu.

Terakhir, kalau ada satu pesan untuk ulang tahun ini: “Hidup Damai Itu Lebih Seru Daripada Hidup Penuh Drama.” Jadi, selamat ulang tahun, Sulawesi Selatan! Mari terus menjadi provinsi yang paling keren, tajam, manjalita, brilian, renyah, dan tentunya tanpa terorisme!

0