Mudassir
10 Oct 2024 at 10:22


"Gajah Muda dan Burung Beo: Kisah Perdamaian di Tanah Aceh"

Di sebuah hutan lebat di Aceh, hidup seekor gajah muda bernama Seroja. Dia besar, kuat, dan sangat bangga akan kekuatannya. Seroja suka berjalan-jalan di hutan, menakut-nakuti hewan-hewan kecil tanpa menyadari bahwa mereka takut padanya.

Di atas pohon tertinggi di hutan itu, hidup pula seekor burung beo bernama Keulip, yang terkenal bijaksana dan pandai berbicara. Keulip selalu mengamati apa yang terjadi di hutan, termasuk perilaku Seroja yang membuat hewan lain tidak nyaman.

Suatu hari, Seroja merasa sangat bangga karena dia telah berhasil menumbangkan pohon besar hanya dengan sekali dorongan. Dia berkata dengan lantang, “Lihatlah aku, hewan terkuat di hutan ini! Siapa yang bisa melawanku?”

Mendengar hal itu, Keulip terbang mendekat dan berkata, “Seroja, apakah kamu tahu bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang siapa yang paling kuat atau berani?”

Seroja menoleh dan menatap Keulip dengan bingung. “Apa maksudmu, Keulip? Aku adalah gajah terkuat di hutan ini!”

Keulip tersenyum bijaksana. “Benar, kamu kuat. Tapi kekuatan sejati datang dari kemampuan untuk menjaga perdamaian. Lihatlah hewan-hewan kecil di sekitarmu. Mereka takut padamu bukan karena kamu pemimpin, tetapi karena kamu menakut-nakuti mereka.”

Seroja terdiam. Dia mulai memikirkan kata-kata Keulip dan menyadari bahwa hewan-hewan lain memang menjauhinya, bukan karena mereka menghormatinya, tetapi karena takut padanya.

Keulip melanjutkan, “Di tanah Aceh ini, seperti di hutan kita, kekuatan terbesar bukanlah kekuatan fisik, tapi kekuatan untuk menjaga kerukunan. Kita semua hidup bersama di sini, dari gajah besar seperti kamu, hingga semut kecil. Jika kita bisa hidup rukun dan saling menghormati, maka hutan ini akan menjadi tempat yang damai untuk semua.”

Seroja merasa tersentuh oleh kata-kata Keulip. Dia menyadari bahwa menjadi kuat bukan berarti harus membuat yang lain merasa kecil. “Aku mengerti sekarang, Keulip. Mulai sekarang, aku akan menggunakan kekuatanku untuk membantu, bukan menakut-nakuti.”

Keesokan harinya, Seroja mulai berubah. Dia membantu hewan-hewan kecil menyeberangi sungai, mengangkat batu-batu besar yang menghalangi jalan, dan bahkan membiarkan burung-burung hinggap di punggungnya. Hewan-hewan lain mulai melihat Seroja bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai teman.

Keulip yang bijaksana tersenyum melihat perubahan ini. “Inilah perdamaian yang sebenarnya, Seroja. Ketika kita semua saling menghormati dan membantu, tanah Aceh kita akan selalu damai.”

Sejak hari itu, hutan Aceh menjadi tempat yang damai, di mana setiap hewan, besar atau kecil, hidup bersama dengan harmonis. Gajah Seroja menjadi contoh bagi hewan-hewan lain bahwa kekuatan terbesar adalah kekuatan untuk menjaga perdamaian dan kerukunan.

Pesan Moral: Kekuatan sejati terletak pada kemampuan kita untuk menjaga perdamaian dan saling menghormati, bukan hanya dalam kekuatan fisik.

0