Basuki Setia Nugroho
04 Jun 2020 at 08:56


Dua bulan sudah berlalu masyrakat Indonesia sebagian besar di rumah saja. Selama pandemi virus corona banyak sektor yang tumbuh secara lambat. Vaksin yang memang belum ditemukan membuat penyebaran wabah virus corona hamper tak terbendung. Di Indonesia sendiri data pasien terkonfirmasi Covid-19 mencapai 27.549 orang per 2 Juni 2020.

Dengan kurva penularan Covid-19 yang belum menurun , pemerintah per 1 Juni 2020 mulai memberlakukan kebijakan normal baru. Berdasarkan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengatakan, normal baru/new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Normal baru terdiri dari lima fase, fase pertama sudah dimulai pada 1 Juni 2020 dengan menyasar pada sektor industry. Dibukanya beberapa tempat perbelanjaan, industrial dan perusahaan jasa dapat beroperasi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Penerapan normal baru yang belum berjalan genap seminggu, sudah memunculkan beberapa spekulasi publik, ditambah statement Presiden Joko Widodo yang mengatakan masyarakat harus mampu hidup damai dengan kondisi pandemi ini. Walaupun sehari setelahnya sudah dilakukan klarifikasi oleh pihak istana.

Beberapa hari ini bahwa mulai muncul istilah Herd Immunity yang sempat jadi bahasan di media sosial. Banyak yang menyayangkan langkah pembukaan mall, pusat perbelanjaan, dan Kawasan publik lainnya. Masyarakat yang memang menjalankan himbauan untuk di rumah saja sampai dua bulan merasa kecewa dengan langkah ini.

Netizen beranggapan bahwa normal baru ini sama dengan menerapkan herd immunity. Tapi, beberapa pakar mengatakan bahwa dua istilah ini berbeda. Herd immunity adalah kekebalan populasi, kekebalan komunitas, kekebalan sosial atau kekebalan kelompok terhadap penyakit menular tertentu. Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 1923 oleh Topley WWC dan Wilson GS. Istilah herd immunity secara epidemiologis ini pertama kali disebutkan.

Secara sederhana konsep herd immunity sangat sederhana. Orang-orang yang memiliki imun atau telah kebal terhadap suatu penyakit menular dalam suatu populasi, secara tidak langsung akan melindungi orang-orang yang tidak kebal atau rentan terpapar, dengan cara memperkecil peluang mereka terinfeksi oleh penyakit tertentu.

Oleh karena itulah, diperlukan sebanyak lebih dari 60 % orang yang telah kebal atau sudah pernah terinfeksi oleh virus corona dalam suatu populasi supaya herd immunity bekerja secara efektif, dengan demikian lambat laun wabah akan lenyap dari populasi. Cacar, polio dan influenza adalah beberapa contoh penyakit menular yang telah sukses dikendalikan berdasarkan strategi herd immunity.

Lalu apakah Indonesia akan menggunakan langkah herd immunity?

“Pertanyaannya apakah kita pakai itu?Jawabannya tidak.” Ujar Yuri seperti dikutip dalam berita Kompas.com, Rabu (13/5/2020).

Munculnya spekulasi terkait herd immunity menyusul akan diberlakukannya normal baru yang justru mewacanakan pelonggaran PSBB ketika angka kasus penularan Covid -19 masih menanjak naik.

Untuk saat ini pemerintah Indonesia masih menggunakan upaya-upaya yang humanis dalam penangganan Covid-19. Salah satunya normal baru yang sedang dijalankan untuk memulihkan ekonomi Indonesia. Secara bertahap akan dimulai dari fase 1 sampai fase 5 dengan harapan bulan Agustus nanti masyarakat bisa hidup normal kembali, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Peran besar seluruh warga Indonesia sangat diperlukan untuk mencapai tujuan itu, bukan lagi pemerintah yang berperan aktif. Seluruh elemen bangsa harus ikut andil dalam proses penekanan dan pencegahan penyebaran virus corona hingga vaksin virus corona ditemukan dan bisa diproduksi massal. Selamat dating normal baru Indonesia, Bersama kita semua bisa. Indonesia bisa.

0