Amelia Zulfiani
24 Aug 2024 at 23:41


        Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, keberagaman telah menjadi salah satu ciri utama masyarakat modern. Di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan budaya, agama, dan etnis. Isu keberagaman menjadi sangat relevan. Bagaimana kita bisa hidup bersama dalam damai dan harmoni di tengah perbedaan yang begitu mencolok? Film "Lensa Pluralitas: Perspektif Sinematik tentang Keragaman dan Toleransi" mencoba menjawab pertanyaan ini dengan menawarkan pandangan mendalam tentang pentingnya toleransi dalam keberagagaman.

        Kelurahan Cigugur merupakan salah satu wilayah yang unik dengan tingkat toleransi akan keragaman yang sangat tinggi, sehingga diberi julukan sebagai “Miniatur Negara”. Masyarakat di sana terkenal karena kemampuan mereka dalam mempraktikkan toleransi tinggi di tengah perbedaan agama dan kepercayaan yang ada, seperti Islam, Katolik, Hindu, Budha, hingga Penghayat Kepercayaan Sunda Wiwitan. Keberagaman ini sudah terjadi secara alami di masyarakat Kelurahan Cigugur tidak hanya dalam kehidupan sosial sehari-hari tetapi juga dalam tradisi dan budaya yang dijaga dan dilestarikan. “Latar kehidupan masyarakat Cigugur menjadi rujukan dan inspirasi saya untuk menulisnya dan menjadi skenario film yang akan kita persembahkan.” ucap Ariani Ramadhini, selaku screenwriter dan sutradara. Film ini berangkat dari keresahan dan kekhawatiran terhadap pemahaman ideologi yang kurang pada tempatnya. Toleransi keberagaman yang selalu di gaungkan lantang caranya tidak selalu berjalan dengan benar. Kondisi ini selalu membesarkan secara teori, tapi tidak masif dalam implementasi. Jadi, seperti apakah moderasi beragama tersebut seharusnya diterapkan.

Menggali Keberagaman Melalui Sinema

    "Lensa Pluralitas" adalah sebuah karya yang diciptakan dari sebuah buku karangan Muhammad Yakhsallah Liddinillah (UIN Raden Intan Lampung) sekaligus pemeran utama, Penulis Script oleh Ariani Ramadhini (UINSI Samarinda), dan Editor oleh Ryfqi Gymnastiar Akmal (IAIN Langsa, Aceh) yang sukses mengekspresikan esensi dari pluralitas dan toleransi melalui medium sinematik. Film ini tidak hanya menampilkan keragaman sebagai fakta sosial, tetapi juga sukses mengajak penonton untuk melihatnya sebagai sumber kekuatan dan keindahan dalam karya visual. Dengan sinematografi yang memukau dan narasi yang kuat, film ini berhasil menonjolkan dinamika sosial sebagaimana fakta kerap terjadi di masyarakat yang beragam, serta mengungkapkan tantangan serta keindahan yang ada di dalamnya.

Perspektif Sinematik yang Membuka Mata

    Salah satu kekuatan utama dari film ini adalah cara penyutradaraannya yang menggunakan perspektif sinematik untuk mengangkat tema-tema kompleks seperti identitas, konflik, dan perdamaian. Melalui penggunaan sudut kamera, pencahayaan, dan simbolisme visual. "Lensa Pluralitas" membawa penonton ke dalam pengalaman yang mendalam, di mana setiap detail memiliki makna tersendiri. “Lensa Pluralitas” sebagai judul sebuah film karya anak bangsa yang merupakan karya dari Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Moderasi Beragama se-Indonesia. Film ini merupakan dedikasi wujud antusias dan penghormatan khusus mahasiswa KKN di Kelurahan Cigugur akan banyaknya keunikan yang terdapat di masyarakat Kelurahan Cigugur.

        Toleransi keberagaman yang selalu di gaungkan lantang caranya tidak selalu berjalan dengan benar. Kondisi masyarakat yang berbeda agama tersebut selalu diforsir dalam menerapkan teori, tapi tidak masif dalam implementasi. Sehingga esensi yang di dapatkan dari makna moderasi beragama terlupakan. Jadi, seperti apakah moderasi beragama tersebut seharusnya diterapkan. Moderasi Beragama harus dipahami oleh seluruh masyarakat. Hal ini tentu menarik pertanyaan, apa yang menjadi urgensi dari Moderasi Beragama tersebut. Moderasi seharusnya ditempatkan di tempat yang tepat dengan ideologi yang tepat. Moderasi Beragama itu sendiri diharapkan sebagai pendekatan untuk menciptakan keseimbangan, toleransi, dan harmoni dalam kehidupan di masyarakat. Dengan kata lain, Moderasi Beragama baru bisa diharapkan ketika sudah berada di lingkungan yang sama karena segala sesuatu dapat diterapkan apabila sudah pernah merasakan langsung hidup di lingkungan yang sama.

        Film “Lensa Pluralitas” ini diangkat sebagai bukti nyata bahwa moderasi beragama bukan hanya slogan biasa, tetapi juga dapat membuka mata dari setiap perilaku manusia yang ada. Intinya, analisa terhadap film berjudul “Lensa Pluralitas” ini mengajarkan kita tentang pemahaman Ideologi Moderasi Beragama. Diangkat berdasarkan latar kehidupan nyata Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Warga Cigugur menghargai dan menghormati perbedaan agama yang menganggap bahwa di hati mereka ada suatu hal abstrak yang dapat dirasakan dan disebut sebagai hubungan persaudaraan. “Walaupun berbeda keyakinan, namun sejatinya kita semua adalah bersaudara.” ucap Ibu Titin, selaku warga Kelurahan Cigugur. Hal tersebut juga sebagai bagian dari identitas kolektif mereka, dan hal ini menjadikan Cigugur contoh yang menarik dalam studi pluralisme dan kerukunan antarumat beragama. Di tengah keragaman ini, meskipun ada tantangan, masyarakat Cigugur telah menunjukkan bahwa kerukunan dapat dibangun melalui dialog, saling pengertian, dan kesadaran toleran yang tinggi​.

        Film ini sukses di pertontonkan pada acara Expose Hasil dan Penutupan KKN Nusantara Moderasi Beragama, dengan disaksikan oleh para Mahasiswa KKN se-Indonesia bersama beberapa perwakilan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat. Expose Hasil dan Penutupan KKN berlangsung dengan penuh haru dengan ditampilkan film dokumenter dan di akhir dengan perpisahan dengan satu sama lain. Film ini menyadari kita bahwa, kita tidak hanya hidup di scope lingkungan yang sama. Ada banyak keragaman yang menjadikan manusia hingga sampai pada titik kesadaran yang nyata dalam membangun hidup dalam keberagaman. Keikutsertaan Mahasiswa Sekoci 3 KKN Cigugur dalam mensukseskan film ini menunjukkan dedikasi mereka terhadap esensi manusia yang tidak hanya mementingkan aspek individualis dalam masyarakat, tetapi juga mengembangkan karakter melalui pemahaman yang inklusif. Sehingga melalui film ini, seluruh Mahasiswa KKN Moderasi Beragama dengan tekad untuk menjadi pelopor Moderasi Beragama, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan dalam memperkokoh persatuan bangsa.



0