Fiskal Purbawan
03 Jun 2020 at 13:08


Pengamat Politik alumni Guangdong University, Panji Prasetyo berpendapat ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk bisa melewati pandemi virus Covid-19 ini. Ketiga hal ini menurutnya sudah dilakukan ini harus tetap dipertahankan serta dikembangkan lebih baik lagi.

Yang pertama adalah gotong royong berskala besar. Menurut Panji, gotong royong berskala besar bisa diterapkan untuk membantu semua golongan masyarakat. Apalagi, imbuhnya, daya beli masyarakat kecil sangat terpengaruh akibat virus Corona ini.

Meskipun begitu, ia menambahkan bahwa masih ada kemungkinan bahwa masyarakat semakin bersifat individualistis di tengah pandemi ini. Walau begitu, ia masih optimis bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki nilai Gotong Royong yang tinggi.

“Menurut sebuah media dari Australia, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki budaya suka membantu” ujarnya.

Yang kedua adanya toleransi lintas iman. Menurutnya virus ini tidak mengenal agama orang yang terjangkit. Ia pun menjelaskan bahwa beberapa kluster besar penyebaran virus ini terjadi dalam acara keagamaan. Diantara yang ia contohkan yakni kluster Gowa, dan Bethel di Indonesia serta Kluster Pasien 031 di Korea Selatan.

“Umat beragama bisa mulai bertoleransi dengan kondisi ini. Untuk membebaskan ibadah dimana saja, namun menyesuaikan dengan keadaan” imbuhnya.

Yang ketiga adalah terkait persiapan New Normal. Tidak hanya memikirkan saat terjadi pandemi, namun saat pasca pandemi juga harus segera disiapkan. Berbagai protokol baru perlu dirumuskan dengan menyesuaikan dengan kondisi terkini.
“Berbagai konflik horizontal yang didasari ekonomi pasca pandemic ini juga akan timbul.” Tandasnya.

Ketiga poin tersebut Panji sampaikan dalam Diskusi Daring dengan Pancasila The Series jilid pertama yang diadakan berbagai atas inisiasi beberapa organisasi. Seperti Barak 106, JARAK Indonesia, Akar Muda Beringin, Forum Pemuda Kalimantan Tengah (Forpeka), Sinar Keadilan, REPDEM DKI Jakarta, GAMKI DKI Jakarta, PA GMNI Jakarta Barat dan EPICENTRA STRATEGIC.
Kegiatan dilakukan melalui aplikasi pertemuan daring Zoom dan tayangan langsung dengan media sosial Facebook. Dengan mengambil tajuk “Seberapa Pacasila sih Lo?”

Lebih Maju dari Jepang dan Korea Selatan

Selain Panji, terdapat dua pemantik lain dalam acara diskusi kali ini. Yakni Alexander Spinoza dan Saut Sirait.

Saut Sirait, dosen STT HKBP Siantar menyatakan bahwa pandemi virus corona yang melanda negara Indonesia bisa memperlihatkan permasalahan sesungguhnya yang dialami masyarakat. Salah satunya adalah permasalahan dalam universalitas agama yang masih dalam proses untuk menemukan titik terang.

Bila masalah tersebut selesai, atau menemui titik terang, imbuhnya, Indonesia bisa saja menjadi negara yang lebih maju.
“Bahkan melebihi Jepang dan Korea Selatan.” Imbuhnya.

Alenxander A. Spinoza, Pengamat Politik alumni Moscow State University berpendapat bahwa ideologi Pancasila harus sudah bersemayam di dalam hati seluruh rakyat Indonesia. Walaupun, sebagai ideologi menurutnya Pancasila masih belum paripurna.

Pria yang akrab disapa Bung Alex ini menambahkan bahwa masih terdapat masalah dalam pengamalan Pancasila. Salah satunya adalah masih adanya pembenturan antara kelompok yang pro Pancasila dengan kelompok yang tidak pro Pancasila.

“Di lapangan, masih banyak yang mengaku Pro Pancasila, namun belum dapat diterapkan sesuai dengan nilai pancasila” kata bung Alex.

0