Ratna Lindawati
10 Jul 2024 at 18:57


Kebersamaan dan solidaritas merupakan pondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Di tengah gempuran modernisasi dan individualisme yang semakin menguat, tradisi masyarakat adat menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana membangun dan mempertahankan kebersamaan. Tradisi ini tidak hanya merupakan warisan budaya, tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai luhur yang menjaga harmoni dalam komunitas.

1.     Memahami Tradisi Masyarakat Adat

Masyarakat adat di seluruh dunia memiliki tradisi yang berakar kuat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tradisi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari upacara keagamaan, adat istiadat, hingga praktik sosial yang mengatur interaksi antarindividu. Meskipun berbeda-beda, inti dari tradisi ini adalah menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan roh leluhur.

Di Indonesia, keberagaman budaya dan tradisi adat sangat kaya. Misalnya, masyarakat Dayak di Kalimantan memiliki upacara adat "Tiwah," yang merupakan ritual penghormatan kepada arwah leluhur. Upacara ini melibatkan seluruh komunitas dan menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antar anggota suku.

2.     Kebersamaan dalam Ritual dan Upacara

Ritual dan upacara adat merupakan momen di mana masyarakat adat berkumpul dan bekerja sama. Dalam tradisi masyarakat adat, tidak ada yang dilakukan sendirian. Setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dalam upacara, baik itu sebagai penyelenggara, peserta, atau penonton. Misalnya, dalam upacara pernikahan adat Jawa, seluruh keluarga dan tetangga turut serta dalam persiapan dan pelaksanaan acara. Dari memasak bersama hingga dekorasi, setiap orang terlibat aktif, menciptakan rasa kebersamaan yang mendalam.

3.     Gotong Royong sebagai Bentuk Nyata Solidaritas

Konsep gotong royong merupakan salah satu bentuk nyata dari kebersamaan dalam tradisi masyarakat adat. Gotong royong adalah praktik kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama, baik itu dalam konteks sosial, ekonomi, atau budaya. Dalam masyarakat adat, gotong royong sering terlihat dalam berbagai kegiatan seperti membangun rumah, mengelola lahan pertanian, atau menyelenggarakan upacara adat.

Di Bali, tradisi "Ngayah" adalah contoh gotong royong di mana masyarakat secara sukarela membantu dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan tugas bersama, tetapi juga tentang memperkuat ikatan sosial dan membangun rasa tanggung jawab kolektif. Praktik seperti ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan saling mendukung antaranggota masyarakat.

4.     Warisan Nilai untuk Generasi Mendatang

Meneruskan tradisi masyarakat adat kepada generasi mendatang adalah kunci untuk menjaga kebersamaan dalam komunitas. Pendidikan adat, yang sering dilakukan melalui cerita, lagu, dan tarian, mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, tanggung jawab, dan solidaritas kepada anak-anak. Dengan memahami dan menghargai warisan budaya mereka, generasi muda dapat terus mempertahankan kebersamaan dan identitas komunitas mereka di tengah perubahan zaman.

Misalnya, masyarakat adat Baduy di Banten memiliki sistem pendidikan adat yang mengajarkan anak-anak tentang cara hidup selaras dengan alam dan sesama. Melalui praktik ini, mereka diajarkan pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam menghadapi tantangan kehidupan.

5.     Mengadopsi Nilai Kebersamaan dalam Kehidupan Modern

Meskipun tidak semua orang hidup dalam masyarakat adat, nilai-nilai kebersamaan yang diajarkan oleh tradisi ini tetap relevan dalam kehidupan modern. Di era digital dan globalisasi, kita sering kali terisolasi dalam dunia kita sendiri. Mengadopsi nilai-nilai kebersamaan dari tradisi masyarakat adat dapat membantu kita membangun komunitas yang lebih inklusif dan suportif.

Membangun kebersamaan melalui gotong royong, menghormati perbedaan, dan merayakan momen bersama dapat memperkuat hubungan sosial kita. Seperti yang ditunjukkan oleh masyarakat adat, kebersamaan bukan hanya tentang berada di tempat yang sama, tetapi juga tentang berbagi pengalaman, saling mendukung, dan merayakan hidup bersama.


Artikel_M Aidil Rahmat Hidayah_DDKALSEL



0