Margaretha M. Yarisetouw
10 Jul 2024 at 13:57



Data pengaduan KPAI (Komisioner Perlindungan Anak Indonesia) menunjukkan kekerasan anak pada awal tahun 2024 sudah mencapai 141 kasus, 35 persen diantaranya terjadi di lingkungan sekolah. Kekerasan seperti perundungan, intoleransi, dan diskriminasi menjadi alarm bahwa kondisi dunia pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dampak yang timbul dari segala bentuk kekerasan ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik hingga mental korban. Tidak hanya siswa, guru pun dapat menjadi korban kekerasan. Untuk itu penting bagi semua pihak membangun komitmen dan langkah bersama secara sinergis dan berkelanjutan dalam memberi pengawasan dan perlindungan demi mencegah terjadi kekerasan di lingkungan sekolah, baik dari pendidik, peserta didik, masyarakat dan pemerintah.

Salah satu lembaga pemerintah yang berperan aktif mencegah kekerasan di lingkungan sekolah adalah BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Gagasan pembentukan sekolah damai menjadi bukti nyata upaya BNPT untuk menolak ideologi kekerasan di sekolah. Lantas, apa itu sekolah damai?

Sekolah Damai

Sekolah damai adalah program BNPT yang bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang damai dan toleran dalam keberagaman. Sekolah damai memiliki 4 elemen untuk membentuk ketahanan dalam lingkungan pendidikan yaitu :

1. Public Awareness (Kesadaran Bersama)

Terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan damai tidak lepas dari kesadaran bersama semua elemen yang ada didalamnya. Guru sebagai garda terdepan di sekolah harus selalu waspada terhadap gerakan-gerakan kekerasan yang dapat muncul dalam lingkungan sekolah. Begitu pula siswa harus paham dengan bentuk intoleransi, diskriminasi dan perundungan di lingkungan sekolah.

2. Community Engagement (Keterikatan Sosial)

Rasa memiliki dan solidaritas perlu ditanamkan dalam lingkungan sekolah. Keterikatan sosial yang tercipta dari interaksi positif antara guru dan siswa diharapkan dapat mengurangi resiko munculnya ideologi kekerasan di sekolah.

3. Community Resilience (Daya Tahan Masyarakat)

Partisipasi masyarakat penting untuk mencegah tersebarnya ideologi kekerasan yang ada saat ini, khususnya dalam lingkungan sekolah. Pemahaman akan cinta bangsa dan tanah air harus terus didorong untuk memperkuat daya tahan masyarakat terhadap ideologi yang menyimpang.

4. National Resilience (Daya Tahan Nasional)

Ketahanan nasional dalam konteks pendidikan dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman tentang penguatan nasional dalam bidang sosial , budaya , ekonomi dan poliitik pada siswa agar mampu mengatasi kesulitan, tantangan dan hambatan dalam kehidupan bernegara.

Penerapan elemen-elemen sekolah damai diharapkan dapat mewujudkan sikap toleran dan anti kekerasan di lingkungan sekolah. Mitigasi kekerasan dalam dunia pendidikan juga harus terus diupayakan karena pendidikan berperan sebagai fondasi utama pembentukan karakter dan kepribadian pada anak untuk mendukung bonus demografi yang berkualitas menuju indonesia emas.

 

0