Riska Rabiana
09 Jul 2024 at 20:00


Sebagai seorang Muslim, pengalaman berkunjung ke Gereja Katedral di Makassar adalah momen yang memberi banyak pembelajaran dan memperkaya pengalaman saya terhadap keberagaman agama. Bersama dengan teman-teman dari Duta Damai Sulsel, saya mengunjungi gereja ini dengan penuh harapan untuk memahami lebih dalam tentang tempat ibadah yang penting bagi komunitas Kristen di Makassar.

Saat kami tiba, kami disambut dengan sangat hangat oleh sekretaris gereja. Kelembutan dan kehangatan sambutannya membuat kami merasa langsung diterima dan dihargai. Saya merasa senang bahwa kesempatan ini memberi kami waktu untuk saling berbagi pengalaman keagamaan dan kehidupan.

Sekretaris gereja dengan ramahnya mengajak kami berkeliling gereja, mengantar kami ke setiap sudut yang bersejarah dan bermakna. Kami diajak untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah gereja ini, dari awal pendiriannya hingga peran yang dimainkannya dalam melayani komunitas setempat. Cerita yang disampaikan begitu kaya akan nilai-nilai kepercayaan dan pengabdian, mencerminkan cinta yang mendalam terhadap tempat ibadah ini.

Kunjungan ini bukan hanya sekadar perjalanan fisik melintasi ruang gereja, tetapi juga perjalanan spiritual dan budaya bagi kami. Melalui dialog yang terbuka dan penuh rasa hormat, kami belajar untuk menghargai perbedaan keyakinan. Ini adalah momen yang menguatkan keyakinan saya bahwa meskipun agama-agama kita berbeda, kita semua berbagi nilai-nilai universal seperti cinta kasih, kedamaian, dan penghormatan terhadap sesama.

Pentingnya dialog antaragama terungkap jelas dalam kunjungan ini. Ketika kita berani membuka hati dan pikiran untuk memahami kepercayaan orang lain, kita membangun jembatan yang kuat menuju harmoni dan kesatuan dalam keberagaman. Inisiatif seperti yang dilakukan oleh Duta Damai Sulsel, yang aktif dalam mempromosikan perdamaian dan toleransi lintas agama, memberikan contoh nyata bagaimana keberagaman dapat menjadi sumber kekuatan dan persatuan dalam masyarakat kita.

Gereja Katedral Makassar bukan hanya sebuah tempat ibadah, melainkan juga simbol dari keragaman agama yang memperkaya Indonesia. Pengalaman ini membuat saya semakin yakin bahwa melalui sikap saling menghormati dan kerjasama antarumat beragama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis.

Kunjungan kami juga menginspirasi saya untuk menggali lebih dalam tentang nilai-nilai kemanusiaan yang universal dalam ajaran agama-agama lainnya. Saya menyadari betapa pentingnya peran agama dalam membentuk karakter dan moral seseorang, serta bagaimana nilai-nilai ini dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain.

Saya percaya bahwa pendidikan agama yang inklusif dan dialog antaragama yang terbuka adalah kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif dan damai. Melalui saling memahami dan menghargai, kita tidak hanya mempererat ikatan antarumat beragama, tetapi juga membantu mewujudkan visi bersama akan dunia yang penuh dengan cinta dan perdamaian.

Pengalaman ini juga mengingatkan kita bahwa di tengah-tengah perbedaan, kita dapat bersatu dalam semangat cinta dan penghargaan terhadap satu sama lain. Ini adalah fondasi untuk membangun masyarakat yang lebih kuat, di mana setiap individu merasa diterima dan dihargai tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.

Dengan demikian, kunjungan kami ke Gereja Katedral Makassar bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang memperdalam pemahaman saya tentang keberagaman dan pentingnya kerjasama antaragama. Saya berharap pengalaman ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mengeksplorasi keberagaman agama di sekitar mereka dan bersama-sama membangun masyarakat yang lebih damai dan inklusif.

0