Riska Yuli Nurvianthi
11 Mar 2020 at 13:41
Beberapa minggu lalu, media sosial Indonesia di hebohkan dengan berbagai isu hangat yang diperbincangkan oleh seluruh kalangan, baik pihak pemerintah maupun kalangan masyarakat netizen secara umum. Terlepas dari hangatnya isu esklusif Virus Corona yang menjadi titik kritis lintas negara, isu “Salam Pancasila” ikut tranding dalam pemberitaan yang mengejutkan dan menggemparkan seluruh kalangan elit maupun non elit Indonesia. Bukan hanya itu, isu tersebut juga menjadi salah satu pokok pembahasan elit pemerintah yang segera harus di tuntaskan agar tidak menyebabkan kegaduhan dilintas keutuhan dan kesatuan Republik Indonesia.
Apa sih salam pancasila itu? Tidak sedikit diantara warga Indonesia yang tidak mengetahui maksud dari salam pancasila, terutama generasi millenial dan generasi Z. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan salam pancasila memang tidak diproklamirkan secara inklusi penuh dengan penjabaran yang detail oleh pencetus salam pancasila, dan diresmikan jauh dari masa mereka lahir dan tumbuh berkembang.
Salam pancasila adalah salam kebangsaan yang diperkenalkan oleh proklamator RI (Republik Indonesia) pada bulan Agustus 1945 dan diperkuat dengan Maklumat Pemerintah Republik Indonesia yang disahkan pada September 1945. Salam Pancasila sebagai salam kebangsaan memiliki filosofi dari 5 sila yang terkandung dalam Pancasila. Maksudnya adalah sebagai perwujudan dari lima sila menjadi dasar Negara Republik Indonesia yang lebih akrab disebut dengan “Pancasila”. Kelima jari tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, artinya Indonesia terdiri dari beragam perbedaan baik dari etnis budaya, agama dan bahasa Kesemuanya menjadi satu visi dalam kekuatan Pancasila mewujudkan kesatuan dan persatuan berbangsa-bernegara.
Sebagian orang masih belum familiar dengan gerakan salam Pancasila yang sederhana ini. Gerakan sederhana dengan mengangkat tangan kanan setinggi telinga, kelima jari dibuka rapat dan mengucapkan “Salam Pancasila” yang dilanjutkan dengan menyatukan kelima jari dengan kepalan kemudian berteriak “merdeka” dengan lantang. Gerakan ini dilakukan para pejuang kemerdekaan waktu silam dan memberikan makna bahwa perbedaan bukan pangkal permusuhan, pertikaian bahkan perpecahan.
Hal demikian patut dan sangat perlu dipahami bersama bahwa salam pancasila tidak akan pernah menyebabkan perpecahan terlebih dalam konteks keagamaan Karena agama dan pancasila adalah satu, tidak dapat dipisahkan dan tertuang sangat jelas dalam poin sila pertama Pancasila. Filosofi yang sangat murni dari salam pancasila adalah kesepakatan dalam i’tikad membangun bangsa yang kuat dengan menghargai perbedaan hidup, rukun bersama dalam kesatuan.
0