Suprio jaya putra
17 Jun 2024 at 12:55Padang - Dalam era globalisasi yang penuh dinamika, perdamaian dan penolakan terhadap kekerasan menjadi agenda utama bagi masyarakat modern. Indonesia, dengan keberagaman budaya, agama, dan etnis, memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan modern untuk memupuk perdamaian dan menghindari kekerasan. Merangkul perdamaian bukan hanya sebuah slogan, tetapi juga sebuah komitmen nyata yang harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.
Salah satu tokoh modern yang konsisten memperjuangkan perdamaian adalah Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation. Beliau menekankan pentingnya pendidikan dan dialog antarbudaya sebagai sarana efektif untuk menumbuhkan rasa saling memahami dan menghargai perbedaan. Menurutnya, "Dialog adalah kunci utama untuk membangun jembatan pengertian di antara berbagai kelompok masyarakat." Pendekatan ini mencakup penyelenggaraan forum-forum diskusi, pelatihan toleransi, dan program-program edukatif yang mengajarkan nilai-nilai perdamaian sejak dini.
Selain itu, tokoh muda seperti Alissa Wahid, Koordinator Jaringan Gusdurian, juga memainkan peran penting dalam mempromosikan perdamaian melalui pendekatan berbasis komunitas. Alissa percaya bahwa "memperkuat komunitas lokal dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial adalah fondasi yang kokoh untuk menolak kekerasan." Jaringan Gusdurian aktif mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung inklusivitas, seperti festival budaya, workshop kebhinekaan, dan kampanye melawan radikalisme.
Dalam konteks modern, media sosial juga menjadi alat penting dalam kampanye perdamaian. Tokoh seperti Najwa Shihab, jurnalis dan pembawa acara, memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan memerangi hoaks yang sering memicu konflik. Najwa menekankan bahwa "media sosial memiliki kekuatan besar untuk menyatukan atau memecah belah masyarakat, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya." Dengan pendekatan yang bijak, media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk mempromosikan dialog damai dan memperkuat solidaritas di antara warga.
Pemerintah juga memiliki peran krusial dalam merangkul perdamaian melalui kebijakan-kebijakan yang inklusif dan adil. Presiden Joko Widodo, dalam berbagai kesempatan, selalu menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Beliau mengingatkan bahwa "Indonesia adalah rumah bagi semua, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau ras." Komitmen ini tercermin dalam program-program pemerintah yang mendorong pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan pendidikan karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan perdamaian.
Secara keseluruhan, merangkul perdamaian memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, baik individu, komunitas, pemerintah, maupun media. Melalui pendekatan yang modern dan inklusif, Indonesia dapat menolak kekerasan dan membangun masyarakat yang harmonis dan damai. Perdamaian bukanlah tujuan yang tidak mungkin dicapai; dengan komitmen bersama, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh warga Indonesia, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber konflik.
0