Hasna Salma
20 May 2020 at 22:12Dalam penangan
pandemi covid-19, dibutuhkan peran dari berbagai kalangan agar pandemi ini bisa
segera berakhir. Jika ada yang terinfeksi, sudah tentu dokter yang menjadi
garda utama dalam penangan pasien tersebut. Namun dalam hal ini, tidak hanyak
dokter dan perawat saja yang berjibaku bekerjaa keras tanpa kenal lelah
memerangi covid-19. Saat ada pasien meninggal dan harus dimakamkan, petugas
pemakaman yang berperan selanjutnya setelah tenaga medis.
Bagaimana peran
mereka selama penanganan pandemi covid-19 ini berlangsung?
Sama halnya
seperti tenaga medis, petugas pemakaman mempunyai resiko tinggi terpapar
covid-19 jika tidak mengikuti protokol keamanan kesehatan. Pasalnya, jenazah
pasien covid-19 harus dimakamkan maksimal 4 jam setelah keluar dari rumah sakit.
Dengan kondisi dimasukkan kedalam peti kayu, kemudian dilapisi plastik dan
disemprot disinfektan sebelum dikuburkan.
World Health
Organization (WHO), dilansir dari laman Katadata.co.id, petugas yang
menangani jenazah diminta untuk mengikuti protokoler yang diterapkan secara
universal, saat menangani darah dan cairan tubuh, serta vaksinasi hepatitis B. Memakai
sarung tangan sekali pakai dan langsung dibuang, menggunakan kantung jenazah,
dan mencuci tangan dengan sabun setelah menangani jenazah dan sebelum makan.
Disarankan juga melakukan pembersihan dengan disinfektan, pada kendaraan dan
peralatan yang dipakai saat penanganan jenazah pasien covid-19.
Setiap harinya
tanah makam yang harus digali para pahlawan di garda terakhir ini semakin
meningkat, terlebih di awal – awal pandemi covid-19 sedang mulai menjangkit
masyarakat luas. Tidak peduli siang ataupun malam, penggalian dan pemakaman
harus tetap dilakukan mengingat kondisi jenazah yang terpapar virus menular.
Cangkul, sepatu boot, topi, baju dan kaos senyamannya, merupakan seragam
kerja keseharian mereka. Namun, di tengah kondisi ini peralatan itu tidaklah
cukup. Alat Pelindung Diri (APD), masker, baju hazmat, sarung tangan, cairan
disinfektan dan sabun cuci tangan, jadi tambahan peralatan yang harus selalu
ada saat prosesi pemakaman berlangsung.
Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah,
membuat masyarakat kembali menjalankan aktivitasnya tanpa dihantui rasa takut
seperti beberapa bulan terakhir. Terbukti dengan beredarnya berita di kanal
media massa yang banyak memberitakan, banyaknya masyarakat yang membeli baju
lebaran, mudik padahal sudah dilarang, berjualan di kerumuman, dan tidak
memakai masker. Menambah miris potret ketidak pedulian masyarakat kita,
terhadap wabah menular yang sangat berbahaya seperti covid-19 ini.
Mereka yang sudah sangat berjasa, bahkan rela kehilangan nyawanya karena
berjuang demi keselamatan bersama. Dirasa tidak ada artinya sama sekali,
dibandingkan dengan lebaran tidak memakai baju baru, lebaran tidak berkumpul
bersama keluarga, bosan dirumah, atau melakukan hal – hal lain yang dirasa bisa
turut menyebarkan virus ini. Padahal di belakang sana banyak orang yang sudah
berjuang dan berkorban demi mereka, yang untu sekedar mengorbankan hal sepele
saja tidak bisa.
Tagar #terserahindonesia yang saat ini menjadi
trending, semakin mewakili betapa berantakannya situasi masyarakat Indonesia
saat ini. Lantas akan sampai kapan? Hanya kesadaran masing – masing yang bisa
menjawabnya. Yang terpenting adalah, harus selalu ingat akan pengorbanan orang
– orang digarda depan dan belakang yang merelakan semuanya demi Indonesia lebih
baik, mengedepankan aksi dan bukan malah membuat sensasi.
0