Latifah Dinar
28 Apr 2024 at 13:29


Satu Pekan setelah Hari Kartini: Masihkah kita Berkartini?


Sebuah minggu telah berlalu sejak peringatan Hari Kartini, sebuah momen yang seringkali menjadi kesempatan bagi kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai dan semangat Kartini dalam perjuangannya untuk kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan. Namun, pertanyaannya adalah, masihkah kita benar-benar "berkartini" dalam kehidupan sehari-hari?


Kisah Kartini yang menginspirasi telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia, namun tantangan dan ketidaksetaraan gender masih menjadi kenyataan yang dihadapi banyak perempuan di masa kini. Di era modern ini, meskipun banyak kemajuan telah dicapai, masih terdapat banyak ketidaksetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di rumah, tempat kerja, maupun dalam masyarakat secara umum.


Pendidikan merupakan salah satu hal yang menjadi fokus perjuangan Kartini. Namun, meskipun tingkat akses pendidikan bagi perempuan telah meningkat secara signifikan, masih terdapat kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam hal kesempatan pendidikan yang sama. Banyak perempuan yang masih menghadapi hambatan dalam mengakses pendidikan tinggi atau peluang karier yang setara dengan laki-laki.


Selain itu, dalam dunia kerja, perempuan sering kali masih mengalami diskriminasi, baik dalam hal gaji yang tidak setara dengan rekan laki-laki mereka yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sama, maupun dalam kesempatan untuk mendapatkan posisi kepemimpinan atau kemajuan karier yang sama. Fenomena ini merupakan cerminan dari ketidaksetaraan yang masih merajalela dalam struktur sosial kita.


Namun demikian, bukan berarti semangat Kartini telah padam. Perempuan-perempuan Indonesia terus berjuang dan menginspirasi dengan pencapaian mereka dalam berbagai bidang, baik dalam politik, bisnis, seni, maupun aktivisme sosial. Mereka menjadi contoh bagi generasi muda untuk terus berjuang dan mengatasi segala rintangan yang menghadang dalam meraih impian dan cita-cita mereka.


Peran laki-laki juga tidak bisa diabaikan dalam upaya mencapai kesetaraan gender. Sebagai mitra dalam perjuangan, laki-laki juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, kita dapat bersama-sama membangun masyarakat yang adil dan setara bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.


Jadi, satu pekan setelah Hari Kartini, masihkah kita berkartini? Pertanyaan ini mengingatkan kita untuk terus meninjau dan mengevaluasi langkah-langkah yang telah kita ambil dalam mencapai kesetaraan gender dan menghormati warisan perjuangan Kartini. Perjuangan untuk kesetaraan gender bukanlah tugas yang mudah, namun dengan semangat dan kerjasama, kita dapat memastikan bahwa mimpi Kartini untuk Indonesia yang lebih baik dapat menjadi kenyataan. Mari kita bersama-sama terus berkarya dan berkembang, agar kita semua benar-benar "berkartini" setiap hari.


Ditulis oleh: Latifah Dinar, Kalimantan Timur

0