Latifah Dinar
28 Jan 2024 at 21:24


Mengenal KH. Hasyim Asy'ari: Pendiri NU serta Pahlawan Nasional

Hari ini, Nahdlatul Ulama (NU) merayakan hari lahirnya yang ke-101. Sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, NU memiliki akar yang dalam dalam ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja), bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma ulama terdahulu.

Pendiri dan Rais Akbar pertama NU, KH. Hasyim Asy'ari, adalah seorang ulama besar dan pahlawan nasional. Beliau lahir di Desa Tambakrejo, Jombang, Jawa Timur, dan memiliki gelar Hadratussyaikh serta Syaikhu al-Masyayikh, yang mencerminkan kealiman dan kebijaksanaannya. Anaknya, K.H. A Wahid Hasyim, juga seorang pahlawan nasional dan perumus Piagam Jakarta. Cucunya, K.H. Abdurrahman Wahid, bahkan menjadi Presiden RI ke-4.

Berdirinya NU dipicu oleh kekhawatiran terhadap kelestarian Ahlussunnah wal Jama’ah, terutama terkait penghapusan sistem khalifah oleh Republik Turki Modern dan dominasi Manhaj Salaf di Arab Saudi yang menutup pintu bagi berkembangnya paham Sufi.

Pentingnya peran Kyai Hasyim Asy’ari tidak hanya dalam ranah keagamaan, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak santrinya berjuang melawan penjajah dengan strategi tidak hanya fisik, tetapi juga melalui wirid dan perlawanan kultural, termasuk mengeluarkan fatwa sebagai bentuk patriotisme.

Salah satu fatwa kontroversial yang dikeluarkan oleh Kyai Hasyim Asy’ari terkait ibadah haji di tengah kondisi perang. Beliau menegaskan bahwa haji saat itu haram jika menggunakan kapal orang kafir (Belanda), menolak tipu daya politik Gubernur Hindia-Belanda, Van der Plaas, yang berusaha memanipulasi umat Islam dengan janji fasilitas haji.

Kiai Hasyim Asy’ari tahu bahwa tawaran tersebut hanya tipu muslihat untuk mengalihkan kesetiaan umat Islam dari kemerdekaan. Fatwa ini, meski kontroversial, tetap diikuti oleh umat Islam karena hujjah-nya yang kuat dan sesuai nalar.

Selain itu, KH Hasyim Asy’ari juga merespons kolonialisme dengan fatwa melarang santri memakai pakaian ala Belanda, strategi yang terbukti efektif dalam menggerakkan perlawanan.

Fatwa penting lainnya adalah Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, mengajak rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda II. Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa berjuang untuk kemerdekaan merupakan kewajiban agama.

Melalui fatwa-fatwa dan perjuangan Kyai Hasyim Asy’ari, NU menjadi energi perlawanan terhadap kolonialisme dan menjelma menjadi organisasi besar yang mewarnai sejarah bangsa Indonesia. Artikel ini memperkenalkan sosok Kyai Hasyim Asy’ari dan perannya yang monumental dalam membentuk perjalanan sejarah NU dan Indonesia.


Ke rumah Dedi bersama-sama

Selamat hari jadi Nahdlatul Ulama🙏🏻


Penulis: Latifah Dinar

Ilustrator: Ikraman

0