Hasna Salma
15 May 2020 at 16:22Wahana wisata sepi pengunjung
saat virus corona mulai masuk ke Indonesia, kemudian Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) mulai diberlakukan dan semua waha wisata terpaksa harus ditutup.
Salah satu yang terkena imbasnya yaitu kebun binatang, yang didalamnya terdapat
banyak satwa peliharaan yang harus tetap diberi makan.
Ditutupnya kunjungan, tentu
sangat berimbas terhadap pemasukan yang nantinya digunakan untuk biaya
operasional kebun binatang setiap harinya. Berbagai upaya pun dilakukan oleh
pihak pengelola, dimulai dari menggalang dana, membuat pinjaman, hingga opsi
terakhir mengorban sebagian hewannya untuk diumpankan bagi hewan lainnya.
Namun, ini masih menjadi opsi terakhir. Jika tidak ada bantuan pakan, dan pihak
pengelola sudah kesulitan untuk memberi makan hewan-hewan tersebut.
Selain masalah keuangan yang
melanda kebun binatang, hewan-hewan juga mulai mengalami kesulitan
berinteraksi. Tingkat stress yang dimiliki setiap hewan, mulai meningkat.
Seperti dilansir dari laman Youtube Asumsi, beberapa hewan justru malah
kebingungan karena kebun binatang sepi.
Linda Hardwick dari Kebun
Binatang Phoenix menyampaikan, binatang yang ‘sosial’ malah tidak suka oran-orang diam di rumah. Primata misalnya, mereka sadar kalau pengunjung hilang dan
malah mencari manusia.
Dalam hal ini peran berbagai
pihak tentu sangat diperlukan agar bisa saling membantu, pemerintah memang
sudah pasti menjadi garda terdepan saat suatu hal terjadi pada negaranya. Akan
tetapi tidak ada salahnya bagi kita, untuk ikut turun tangan membantu langsung
agar saling meringankan. Jika tidak, dampak kematian massal pada hewan ada
didepan mata kita.
Dilansir
dari laman Kumparan.com, Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor yang juga pengamat satwa liar, Profesor Hadi Alikodra
menjelaskan, kematian itu bisa bermula dari stress yang diakibatkan tidak
terpenuhinya kebutuhan setiap hewan. Dari stress tersebut, jika tidak segera
diatasi akan berakibat pada kematian.
Selain
kurangnya interaksi sosial yang biasa terjadi antara hewan dan manusia, ini
juga ditimbulkan oleh kebiasaan lain yang mulai berubah mengingat kondisi
pandemi saat ini. Misalnya hewan yang semula dalam satu hari makan 4 kilogram
daging, kini berkurang jadi 2 kilogram saja. Kemudian menu makanan yang semula
daging sapi tanpa dicampur, kini terpaksa harus dicampur dengan daging ayam
juga menjadi salah satu faktornya.
Kebiasaan – kebiasaan yang berubah meski secara perlahan ini, menjadi pemicu terjadinya stress pada hewan yang bisa berujung pada kematian. Ingat, hewan juga sama seperti manusia. Mereka butuh makan, minum dan diperhatikan. Sehingga, teruslah berupaya melakukan yang terbaik. Meski pandemi belum diketahui akan berakhir kapan. Tapi jika dipikul secara bersama tentu tidak akan terlalu berat. Bukan begitu?
2