Safira Nissa Al Dieka
15 May 2020 at 16:17Di suatu pasar di kota Bojonegoro, sebanyak 296 pedagang melakukan rapid test setelah penemuan pedagang yang terpapar virus Corona hingga meninggal. Para pedagang sayur, ikan laut, bahkan penjual keliling tidak luput dari tes ini. Hasilnya, 86 diantaranya reaktif. Menurut keterangan dari Jogja International Hospital, hasil reaktif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Namun untuk pembuktian bahwa benar seseorang tertular virus Corona, hasil reaktif harus dikonfirmasi dengan tes PCR yang direkomendasikan WHO.
Hal seperti ini tentu mengkhawatirkan bagi orang-orang yang menggantungkan kebutuhan pangan mereka pada para pedagang sayur. Kalau pedagang tidak berjualan, bagaimana mereka akan makan?
Alangkah
baiknya jika kita tidak menunggu sampai terlambat. Salah satu hal yang bisa
kita lakukan untuk menangani permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan lahan
yang kita punya untuk bercocok tanam. Selain untuk memudahkan kebutuhan pangan
kita selama masa pandemi ini, berikut adalah beberapa manfaat bercocok tanam di
rumah sendiri:
1. Sebuah hobi baru
Jika selama ini kita tidak pernah berpikir bahwa
bercocok tanam adalah sebuah hobi, maka ini saat yang tepat untuk melakukannya.
Kita bisa melihat betapa bermanfaatnya hobi ini, bahkan sampai jauh nanti masa
pandemi selesai. Kita dapat membagikan pengalaman dan ilmu yang kita pelajari
selama melakukannya.
2. Meredam stres
Sebuah studi di Belanda meminta dua kelompok untuk
menyelesaikan tugas yang sulit dan menyimpulkan bahwa bercocok tanam selama 30
menit setelah melaksanakan tugas tersebut menurunkan tingkat kortisol dalam
tubuh. Kortisol adalah hormon yang mengatur stres. Jadi daripada bingung karena
tidak ada kegiatan di rumah untuk waktu yang lama, lebih baik kita ambil
perkakas berkebun dan mulai bekerja.
3. Membuat kita berhemat
Untuk mengantisipasi pedagang sayur berhenti berjualan, kita bisa menanam pangan yang biasa kita makan. Perhatikan apa saja bahan yang kita simpan di kulkas untuk dimasak, lakukan juga riset untuk mengetahui bahan pangan yang bisa disimpan untuk waktu yang lama dan tidak. Dengan demikian kita bisa memperkirakan dan menghemat biaya pengeluaran untuk bercocok tanam seperti membeli bibit serta pupuknya.
Sebelum
memutuskan untuk bercocok tanam, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini agar
kita tidak melakukan kesalahan:
1. Tempat yang terkena sinar matahari
Perhatikan mana saja area yang terkena sinar matahari,
area yang hanya sebagian terkena dan area yang tidak terkena sama sekali. Tidak
semua tanaman tumbuh di area yang sepenuhnya terkena sinar matahari.
Berikut adalah 5 sayuran yang tumbuh di area yang
hanya sebagian terkena sinar matahari:
-
Brokoli
-
Bunga kol
-
Kacang polong
-
Bayam
-
Kubis
Sedangkan berikut adalah 5 sayuran yang tumbuh di area yang terkena
sinar matahari:
-
Tomat
-
Kentang
-
Terong
-
Paprika
-
Jagung
Dari sini kita bisa menentukan apa saja bibit yang dibutuhkan.
2. Luas lahan yang tersedia
Perhatikan area yang akan dijadikan tempat bercocok
tanam. Apakah luas? Sempit? Tidak ada tempat sama sekali? Jika kita memiliki
lahan yang luas, maka kita bisa langsung memulainya. Tapi bagaimana jika areanya
sempit bahkan hampir tidak ada?
- Container gardening
Gambar 1. Contoh container gardening di apartemen.
(Sumber: https://cfaes.osu.edu/sites/cfaes_main/files/CFAES_OrgChart.pdf/news/ThinkstockPhotos-495007825.jpg)
Kita bisa mencoba metode container gardening
seperti gambar di atas. Tanam bibit di pot yang mudah untuk dipindahkan jika
sewaktu-waktu diperlukan. Atur aliran air sehingga bisa mencukupi semua
tanaman.
- Vertical gardening
Gambar 2. Contoh vertical gardening.
(Sumber: https://news.okstate.edu/articles/agricultural-sciences-natural-resources/images/palletgarden1.jpg)
Sesuai namanya, penanaman dilakukan di lahan vertikal.
Kita bisa menggunakan pagar untuk menumbuhkan tanaman rambat seperti kacang
polong dan ketimun, atau menggunakan tempat sepatu untuk tanaman pendek seperti
selada dan rempah-rempah. Untuk melindungi tanaman dari hewan herbivora, kita
bisa menggunakan kawat ayam.
3. Kebutuhan air
Apakah tempat kita bercocok tanam bisa diakses air
dengan mudah? Penting untuk kita menganalisa bagaimana kita akan mengairi
tanaman tersebut. Tanaman akan butuh disiram setidaknya dua kali seminggu di
pagi dan malam hari, tergantung curah hujan dan jenis tanamannya. Lakukan riset
untuk mengetahui berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman kita.
Demikian manfaat dan panduan untuk bercocok tanam di rumah. Bagi para pemula, bisa mengikuti tips di sini. Semoga kita bisa selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani di masa pandemi Corona ini.
Referensi:
https://healthtalk.unchealthcare.org/health-benefits-of-gardening/
https://www.moneycrashers.com/how-to-save-money-with-a-home-garden/
https://www.goodhousekeeping.com/home/gardening/a20706435/vegetable-garden-tips/
https://rs-jih.co.id/readmore/mengenal-rapid-test-covid-19
https://news.detik.com/berita/d-5005481/seruan-terus-bercocok-tanam-di-tengah-ancaman-krisis-pangan
https://www.gardensalive.com/product/first-time-veggie-gardenwhere-to-start/you_bet_your_garden
http://hpq.sagepub.com/content/16/1/3.short
2