Yayan Nasikin
10 Aug 2023 at 20:24Seringkali
ketika mendengar Nama Papua, berbagai bayangan dan hal yang negatif muncul di pemikiran
kalangan muda yang belum pernah berkunjung ke Papua. Bagaimana tidak? Hal ini
karena banyaknya Pemberitaan seperti Papua merupakan tempat konflik, Papua
tidak aman dan berbagai pemberitaan negatif lainnya. Terlepas dari itu semua,
Informasi mengenai berbagai hal positif soal Papua, masih sedikit sekali dan belum familiar terlebih pada kalangan muda. Padahal masyarakat provinsi papua
dikenal sangat majemuk dengan beragam suku, agama, bahasa, budaya dan
adat-istiadat, namun dalam kehidupan sosial toleransi antar umat beragama
dikenal sangat rukun dan damai. Hal ini dibuktikan dengan Papua pernah
memperoleh penghargaan dari kementerian agama karena berhasil mewujudkan dan
memelihara kerukunan antar umat beragama. Dalam kehidupan sosial dan keagamaan
toleransi yang terbangun tidak terlepas dari warisan tradisi dan nilai-nilai
kearifan lokal yang sudah diwariskan oleh para leluhur, yang terus dijaga dan
dilestarikan oleh masyarakat di Provinsi Papua.
Salah
satu kearifan lokal yang menjadi simbol perdamaian di Papua
adalah Noken. Bagi masyarakat Papua, Noken yang dibuat dari
berbagai bahan alami, bukan sekadar tas karena banyak nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya. Noken yang merupakan tas tradisional asli buatan
mama-mama (ibu-ibu) Papua ini merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian
bagi masyarakat Papua. Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebut
pembuatan Noken yang asli dianggap sulit dan memakan waktu yang panjang. Tas
tradisional itu tak menggunakan bahan tekstil, hanya memanfaatkan serat
tanaman. Tanaman yang dinilai menghasilkan serat yang bagus yakni melinjo (Gnetum gnemon), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), dan anggrek (Diplocaulobium regale). Serat pohon yang
menjadi bahan utama pembuatan Noken diperoleh dengan cara memukul kulit kayu.
Kulit kayu yang telah dipukul itu lalu dianginkan hingga kering. Setelah itu,
serat dari kulit kayu itu dipintal dan di rajut. Masyarakat Papua menggunakan
daun dan buah-buahan dalam proses pewarnaannya. Setidaknya didalam proses
pembuatan Noken sendiri melalui beberapa tahapan diantaranya dengan memintal, merajut.
Memintal
sendiri merupakan sebuah proses menyatukan kulit kayu sebagai bahan dasar noken menjadi sebuah benang atau
tali. Memintal kulit kayu menjadi benang juga
mempunyai arti sebagai penyatuan perbedaan etnis dan ras yang berbeda agar menjadi satu tujuan yang erat dalam mewujudkan sebuah
perdamaian. Begitu juga, dimaknai dalam konteks perdamaian sebagai salah satu
perwujudan yang tertuang dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
melalui pemintalan pembuatan Noken.
Kemudian,
proses selanjutnya adalah merajut. Merajut merupakan proses menggabungkan
benang atau tali yang telah dipintal menjadi sebuah bentuk wadah/tas khas
Papua. Proses ini memiliki nilai filosofis dalam konteks perdamaian yaitu
sebagai sebuah proses merajut keberagaman menjadi sebuah kekuatan dalam mencapai
perdamaian di Papua khususnya, terlebih
Di Indonesia. Setiap rajutan pembuatan Noken juga mempunyai sisi keindahan yang menarik dalam kehidupan yang nyatahal tersebut dapat direfleksikan pada perbedaan bahasa, etnis suku, dan agama yang
terikat dengan kebinekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Berikutnya Noken juga mempunyai bentuk yang transparan, juga memiliki nilai filosofi yang
mendalam yaitu sebagaimana nilai transfaransi atau kejujuran. Nilai filosofi ini ditemui di masyarakat Papua berupa saling memberikan informasi kejujuran informasi yang beredar di masyarakat. Selain itu
juga, saling keterbukaan dalam interaksi sosial antara orang
asli Papua dengan masyarakat lain dalam kehidupan sehari- hari sebagai
salah satu tujuan terwujudnya perdamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Kemudian dalam segi fungsi, Noken juga biasanya dijadikan sebagai wadah atau tas baik untuk berpergian membawa hasil kebun ke pasar bagi orang Papua dan berbagai barang lainnya, bentuknya elastis sepertinya kecil tetapi mampu menampung berbagai barang. Hal tersebut memiliki nilai luhur yaitu sebagaimana Noken diibaratkan sebagai tempat atau wadah dalam hal ini adalah Papua sebagai rumah kita yang menampung berbagai keragaman etnis, suku, budaya dan bahasa. Begitu juga Noken itu sendiri sebagai salah satu kerajinan khas Papua yang hanya bisa dibuat oleh orang Papua. Pembuatan Noken tersebut melambangkan sebuah kemandirian. Filosofi yang terkandung dalam Noken yang kita temui dimasyarakat sendiri yaitu dengan adanya peraturan daerah yang merangkul masyarakat berbagai etnis yang tinggal di Papua bertujuan untuk menjaga perdamaian sebagai rumah bersama.
Indonesia
merupakan rumah besar yang harus kita jaga melalui perdamaian yang tertuangkan
dalam nilai – nilai luhur yang terdapat pada Noken. Adanya nilai – nilai tersebut
mengantarkan Papua yang dikenal sebagai miniaturnya Indonesia. Sehingga nilai – nilai luhur
tersebut harus diterapkan bukan hanya diterapkan di Papua melainkan juga perlu
diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1