Priskilaus Trilentas
29 Jul 2023 at 13:52


Bersahabat, Terlibat dan Jadi Berkat untuk Jiwa yang Bersedih”


Ghea Indrawari pada bulan Mei 2023 lalu merilis salah satu lagu yang sampai saat ini menjadi trending di berbagai situs lagu dan platform musik lainnya yakni Jiwa Yang Bersedih. Makna dari lagu ini sungguh sangat menyentuh hati dengan lirik yang mengajak kita untuk menyempurnakan pesan didalamnya. Salah satu bagian dari lagu ini yang terkesan untuk menjadi sebuh tulisan ada di bagian reffrennya kira-kira begini :

“Sampaikan pada jiwa yang bersedih... Begitu dingin dunia yang kau huni... Jika tak ada tempatmu kembali... Bawa lukamu biar aku obati...

 Tidak kah biarkan kakimu berlari... Ada hal yang tak mereka mengerti... Beri waktu tuk bersantai sebentar... Selama ini kau hebat.. Hanya kau tak terdengar...”


Dari lirik ini, kita pasti tau akan menyasar kemana lagu ini dan pastinya jika kita memiliki pandangan yang baik dengan lagu ini, tentu maknanya adalah untuk memberikan semangat dan kekuatan bagi mereka yang putus asa atau memiliki beban berat dalam menjalani ritme kehidupan ini. Selain lagu milik Ghea ini, ada lagu yang cerita dan plot twistnya sama seperti Takut yang dinyanyikan oleh Idgitaf, atau Manusia Berisik yang di nyanyikan oleh Dere. Tapi penulis lebih mengarahkan pandangannya ke lagu Jiwa Yang Bersedih ini karena memiliki pesan “Terselubung” yang kaitannya berbicara tentang rasa toleransi, persatuan dan kesatuan dalam perbedaan lingkaran.


Kawan, makna lagu ini sungguh membawa pandangan penulis ke dalam dimensi kehidupan sosial masyarakat Indonesia saat ini. Lagu tersebut seperti yang penulis sampaikan diatas, memiliki pesan terselubung yang ada kaitannya dengan kehidupan manusia Indonesia. Bukan berarti saya menganggap masyarakat Indonesia tidak cinta perdamaian dan sebagainya tapi ini menjadi tolok ukur bagi kita semua menghayati makna kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah pertiwi ini. 


Agak jauh dari lirik lagu Jiwa Yang Bersedih, penulis juga mencomot satu tema kegiatan yang diadakan baru-baru ini. Acara itu merupakan kegiatan Jambore Nasional Sekami (Semacam kegiatan temu anak remaja Gereja Katolik se-Indonesia) yang berlangsung di Mertoyudan, Jawa Tengah pada tanggal 3-7 Juli yang lalu. Tema itu juga membuat penulis tertarik mengulas lebih dalam dengan lirik lagu dan konteks dinamika bangsa yakni “BERSAHABAT, TERLIBAT, DAN MENJADI BERKAT”. Tema ini sangatlah menarik bukan karena mudah dipahami oleh anak remaja tapi bagi kita orang muda yang terlibat dalam proses menjalin kerukunan dan persaudaraan. 

Kawan, jika kita kembali ke lirik lagu Jiwa Yang Bersedih tadi, ada “Begitu dingin Dunia yang kau Huni” dan “Selama ini kau hebat, Hanya kau tak terdengar”. Apa maksudnya? Ya, kondisi saat ini, begitu banyak kejadian yang merugikan negara terutama tindakan yang dilakukan oknum mayoritas terhadap minoritas. Ini menunjukan kesan betapa dinginnya dunia bagi minoritas yang sedang mencari tempat yang hangat untuk mereka diami. Mereka seolah-olah terperangkap dalam otoritas oknum yang memaksa mereka untuk “KELUAR” karena tempat itu tidak disediakan untuk mereka. Padahal Negara menjamin kebebasan bagi siapa saja dalam hal ini hak mendirikan bangunan tempat ibadah. Itupun bagi oknum yang mengatas namakan agama tertentu tidak memperbolehkan adanya bangunan itu di antara mereka. Itu baru bangunan, belum dengan orang yang melaksanakan kegiatan keagamaan di rumah pribadi. Itupun tidak luput dari keganasan mereka Oknum mayoritas dengan embel-embel Agama tertentu. Tapi kaum minoritas cukup tangguh dan kuat menghadapi segala sesuatu dengan lapang dada.


Selanjutnya kawan, ada banyak orang hebat yang mempunyai pemikiran dan gagasan yang luar biasa bagi keberlangsungan dan kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Namun mereka merasa tidak bisa menonjol begitu saja karena itu, banyak oknum yang mengancam dan memeras mereka untuk tidak terlalu banyak bersuara apalagi suara yang disampaikan adalah suara-suara rakyat dan kebenaran yang benar-benar mengkritisi dan mengapresiasi persatuan serta persatuan bangsa. Oknum-oknum itu tidak mau mendengar bahkan suara itu dibungkam demi langgengnya ketidakadilan meskipun ada satu hal yang terbukti. Oknum-oknum inilah yang memberikan pengaruh negatif bahkan berusaha untuk menjadikan Indonesia yang dikenal sebagai negara yang toleran dan multikultural ini menjadi negara yang begitu ditakuti oleh masyarakat dunia bila dikunjungi. Dari lirik lagu milik Ghea Indrawari inilah ada pesan tersembunyi dan terselubung untuk segera diangkat dan dijadikan pengingat bagi pejabat untuk lebih berhati-hati. Lalu apa kaitan selanjutnya dengan tema kegiatan anak anak diatas? 


Kawan, kaitannya dengan tema kegiatan itu untuk memupuk kembali rasa persaudaraan kita sebagai Masyarakat Indonesia yang majemuk dan Plural terhadap perbedaan yang ada di antara kita. Kita diajak untuk menjadi sahabat seperjalanan yang membantu dan membantu kesulitan yang dialami kawan-kawan kita paling tidak, memberikan perlindungan ketika mereka ditolak, makna sebaiknya kita menunjuk solidaritas kita untuk mendapatkan dan menjalankan haknya sebaik mungkin tanpa gangguan. Kita juga diajak terlibat untuk menciptakan suasana ketenangan yang begitu indah menawan. Menjadikan dunia yang dianggap dingin untuk diasuh menjadi hangat untuk di tempati dan berbagi cerita menarik untuk didengarkan sesama. Kita juga harus menjadi Berkat atau pembawa berkah bagi mereka yang ditindas. Berkat itu bukan hanya materi tapi moril. 


Kawan pencinta damai, bahwa Ghea Indrawari sangat tepat menciptakan lagu Jiwa Yang Bersedih ini bukan hanya untuk mereka yang putus asa atau sebagainya tapi mereka yang mengalami penemuan akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab yang terlihatnya mendeskripsikan mereka harus disiksa. Juga kaitannya dengan tema Jamnas Anak tersebut bagi saya sangat kongkrit untuk menjelaskan kita harus lebih damai dan terbuka terhadap perbedaan. Kita harus jadikan bangsa Indonesia yang memiliki keistimewaan luar biasa ini lebih atas lagi dan selalu menjadikan orang indonesia menjadi “BERSAHABAT, TERLIBAT, DAN MENJADI BERKAT UNTUK JIWA YANG BERSEDIH DAN MENJADIKAN MANUSIA INDONESIA MEMILIKI JIWA YANG BERSOLIDER SESUAI SEMBOYAN NEGARA KITA, BHINEKA TUNGGAL IKA, BERBEDA -BEDA TAPI TETAP SATU”. 


Akhir kata, “Wir sind unterschiedlich geschaffen und es wird uns beigebracht, uns in jeden hineinzuversetzen. Machen Sie diese Freundschaft zur perfekten Erinnerung für die Versorgung am Lebensende.” (“Kita menciptakan yang berbeda dan kita terpesona untuk berempati dengan semua orang. Jadikan persahabatan itu sebagai pengingat yang sempurna untuk bekal kita di akhir hayat".)


Salam damai dari Pinggiran Mahakam

Ekhylano, Presidium Pendidikan & Kaderisasi PMKRI Cabang Samarinda, Sekretaris Umum Persatuan Mahasiswa Manggarai Samarinda 2021-2022, A nggota Duta Damai Kaltim. 


0