Nur Azizah S
03 Apr 2022 at 09:32


Berbicara tentang Gus Dur, siapa yang tidak mengenalnya? Pastinya hampir semua orang Indonesia tahu. Tokoh satu ini cukup berbeda dengan yang lainnya. Tentunya sangat asyik untuk didiskusikan pemikiran serta kiprahnya.

Gus Dur Atau Abdurrahman Wahid merupakan bapak pluralisme Indonesia dan tokoh bangsa yang jasanya terus terkenang tak lekang oleh waktu serta tak habis tergerus zaman.

Namanya terus abadi bersama kebaikan, layaknya air yang terus mengalir pada berbagai macam aliran sungai yang berbeda. Beliau adalah maha guru yang tidak pernah menggurui.

Gus Dur adalah sosok religius pada agamanya sendiri, tetapi beliau juga romantis dalam  memperlakukan penganut agama lain. Salah satu produk kiprah Gus Dur dalam mewujudkan perdamaian dunia yakni, perayaan tahun baru Imlek.

Dahulunya Imlek memiliki cerita yang cukup kelam, bahkan menjadi hal yang dilarang untuk dirayakan pada masa Orde Baru. Peristiwa itu terjadi tepat di bawah pimpinan Soeharto.

Secercah harapan muncul bersamaan dengan diangkatnya Gus Dur menjadi presiden RI. Lebih lengkapnya, simak uraian tentang refleksi tahun baru Imlek serta mengambil nilai kemanusiaan dari sosok Gus Dur.

Awal Mula Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa

Perayaan tahun baru Cina atau Imlek kini menjadi hari libur nasional, yang artinya keberadaannya diakui secara daulat oleh negara. Sayangnya, di balik itu semua ada cerita tentang perjuangan panjang yang penuh terjal untuk ditempuh.

Jika mencoba kembali ke masa lalu, perayaan tahun baru Imlek mulai tidak dilaksanakan pada tahun 1966, tahun dimana Soeharto mulai mengambil alih kekuasaan.

Banyak kebijakan dari pemerintah yang cukup rasis dan menyisihkan etnis Cina pada masa itu. Salah satunya melalui peraturan baru untuk menutup sekolah dengan bahasa pengantar Cina.

Tidak berhenti sampai disitu, puncak rasisme ditandai oleh keluarnya Inpres No. 14/1967. Isinya berupa larangan kepercayaan, agama, dan adat istiadat Cina. Intinya mereka melakukan pemusnahan segala hal yang berbau Tionghoa.

Perayaan tahun baru Imlek pada saat itu juga tidak sepenuhnya dilarang, hanya saja pesta agama dan adat istiadat Cina tidak dilakukan di khalayak alias hanya dilaksanakan pada lingkup keluarga.

Masyarakat yang notabenenya berasal dari etnis Cina tentu merasa terdiskriminasi. Tak pelak mereka merasa tersisih dari kelompok masyarakat Indonesia lainnya.

Sepanjang Orde Baru berkuasa etnis Cina bahkan tidak diakui sebagai suku yang berasal dari Indonesia atau bahkan dikategorikan sebagai non pribumi.

Banyaknya larangan yang sifatnya mengekang golong tersebut menurut Ishadi, eks Direktur Jenderal RTF (Radio, Televisi dan Film) yang berkembang saat itu adalah mendorong etnis Cina agar melupakan budaya mereka dan beradaptasi dengan budaya Indonesia.

Wajah Gus Dur Hadir Setiap Tahun Baru Imlek

Masa-masa kelam yang menimpa etnis Tionghoa nyaris selama 32 tahun akhirnya menerima kabar segar melalui Inpres No. 26/1998 yang dikeluarkan oleh Presiden Habibie. Isi dari Inpres tersebut yakni, membatalkan aturan-aturan diskriminasi yang menimpa komunitas Tionghoa.

Tahun 1998 bisa disebut sebagai tahun pertama dihilangkannya penggunaan kata pribumi dan non pribumi dalam penyelenggaraan atau sistem pemerintahan.

Setelah Inpres No. 26/1998 keluar, salah satu cucu dari pendiri NU Kiai Hasyim Asy’ari tersebut, tampaknya mulai melangkahkan kakinya lebih lebar lagi untuk mewujudkan misi kemanusiaan.

Pada tahun 2022 terbitlah kebijakan baru lewat Inpres No. 6/2000. Mulai dari saat itu komunitas Tionghoa kembali bisa menghirup nafas segar dalam menjalankan kepercayaannya.

Tahun baru Imlek pertama setelah 32 tahun tanpa perayaan secara megah, akhirnya terlaksana. Perayaan pertama saat itu berhasil dilaksanakan dengan penuh suka cita pada tanggal 5 Januari 2001 di kompleks Museum Fatahillah Jakarta.

Komunitas Tionghoa Sematkan ‘Bapak Tionghoa’ Kepada Gus Dur

Beberapa bulan setelah perayaan tahun baru Imlek pertama, pada 9 April 2001 Gus Dur meresmikan perayaan Imlek sebagai hari libur.

Respon masyarakat Tionghoa tentu luar biasa, peran Gus Dur kepada mereka sangatlah besar. Hingga kemudian pada tanggal 10 Maret 2004 pada waktu perayaan Cap Go Meh di Klenteng Tay Kek Sie, mereka menyematkan juluk “Bapak Tionghoa” kepada Gus Dur.

Tidak sedikit masyarakat Tionghoa yang hingga kini menjadikan Gus Dur sebagai salah satu pahlawan untuk komunitas mereka. Menariknya, ada salah satu penganut mengatakan pada setiap waktu menjelang perayaan Imlek, dirinya selalu ingat dengan Gus Dur.

Menurut beberapa sumber, setelah Gus Dur menjabat sebagai ketua Nahdlatul Ulama, beliau terus melakukan pembelaan terhadap para penganut kepercayaan dan Konghucu untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara sah Indonesia.

Perjalanan yang ditempuh oleh Gus Dur untuk menjalankan misi kemanusiaan sungguh tidak mudah. Jalan terjal untuk mengenmbangkan pluralism betul-betul ditempuh dengan konsisten walaupun banyak pertentangan dari berbagai sisi.

Keputusan untuk melegalkan agama Khonghucu di Indonesia lah yang menjadi salah satu kontroversi besar yang diterima oleh Gus Dur. Kerja keras tersebut tampaknya berhasil dengan melihat masyarakat Konghucu yang kini bebas berekspresi dengan budaya dan kepercayaannya.

Perayaan tahun baru Imlek akhirnya juga menambah kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia. Uniknya, peringatan Imlek di Indonesia berbeda dengan Tiongkok. Hal ini karena percampuran budaya Tionghoa dan lokal, yang akhirnya menjadi identitas tersendiri.


Referensi :

Faur Rasid, 2017, Gus Dur dan Agama Konghucu di Indonesia, Fakultas Ushuludin, Program Studi Agama-Agama, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Veranica Cheristien.dkk, Pergeseran Makna Perayaan Tahun Baru Imlek, Jurnal Koneksi, Vol.3, No.1, 2019

https://tirto.id/saat-gus-dur-bebaskan-hari-raya-imlek-usai-dilarang-orde-baru-gac1, diakses pada tanggal 1 Februari 2022.

https://tirto.id/sejarah-perayaan-imlek-dilarang-soeharto-dibebaskan-gus-dur-dfR7, diakses pada tanggal 1 Februari 2022.

https://kumparan.com/fanirfanputra65/perayaan-imlek-dan-romantisnya-hubungan-gus-dur-dengan-masyarakat-tionghoa-1xOhHDGC3IW, diakses pada 2 Februari 2022.

2

Avatar
Lyndon
FЦOX; womanzdorovie.ru,OFHТ9ФAШШ8OЗЯOOFУZGOU0ЁMFFЪWЯЦCCВIKO2АV0ОЕMЬYРШ7ЙЕ202БЭXФM6KАЧEEЙ10МГ2ФЖ https://webseobrat.ru/2022/59 http://woti.online/615.html https://lachica.ru/814-2 https://teplo4life.ru/172-2 https://jdacha.ru/1025-2 https://krasivaya24.ru/378-2 https://timeshola.ru/stati/70.html https://debotaniki.ru/2022/03/29-2/ https://debotaniki.ru/2022/03/81/ https://hitbiju.ru/stati-po-nomeram/2/ https://hudeem911.ru/stati-po-nomeram/19.html https://iworknet.ru/89-2/ https://luchshii-blog.ru/93-2/ https://puzdrik.ru/stati-po-nomeram/48.html https://sezon-modnicy.ru/stati-po-nomeram/134/ https://whynotportal.ru/183-2/ https://clever-lady.ru/stati-po-nomeram/72.html https://xtet.ru/stati-po-nomeram/217.html
2 years ago
Avatar
Serena
ОУЁГOFHТЪЯЭ0ЕЕР15ОВVРF84ВЫХAQЙCЩWСH8ГЕ1Э4UО2ЙЯОКУ6JFОИ48ЁБФYFАBЖ4VЗА4KF9ЧFУFОТХ4N7ОS3ШЖОТЪAЭДMДUЯAГUTQYZJГAЗNЬБKСЁЫ8 https://webseobrat.ru/2022/14 http://woti.online/1037.html https://lachica.ru/517-2 https://teplo4life.ru/906-2 https://jdacha.ru/61-2 https://krasivaya24.ru/394-2 https://timeshola.ru/stati/65.html https://debotaniki.ru/2022/03/8-2/ https://debotaniki.ru/2022/03/38/ https://hitbiju.ru/stati-po-nomeram/80/ https://hudeem911.ru/stati-po-nomeram/112.html https://iworknet.ru/184-2/ https://luchshii-blog.ru/38-2/ https://puzdrik.ru/stati-po-nomeram/28.html https://sezon-modnicy.ru/stati-po-nomeram/31/ https://whynotportal.ru/151-2/ https://clever-lady.ru/stati-po-nomeram/18.html https://xtet.ru/stati-po-nomeram/2.html https://kakteplica.ru/rasteniya-v-teplice/ovoshhi/258.html https://thisisdacha.ru/179-2/ https://belayalenta.com/2022/04/27-2/ https://belayalenta.com/2022/04/443/ https://kuharka24.pro/167-2/ https://odriflik.ru/otnosheniya-v-seme/124 http://team4yk.ru/otnosheniya-v-seme/169 http://mirledi.net/177-2/ http://baryshna.ru/otnosheniya-v-seme/192 https://sovetvam.ru/16.html
2 years ago