Riska Yuli Nurvianthi
29 Jun 2022 at 11:15Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk menghijrahkan diri, memperbaiki jiwa dan raga dalam banyak hal sebagamana makna Qs. AlBaqarah 2: 183 yang intinya tujuan berpuasa adalah agar para pelakunya menjadi orang yang bertakwa.
Namun pada kenyataannya, seringkali momen tersebut menjadi sebatas pengulangan proses yang sama dari tahun ke tahun. Artinya nyaris tidak ada pertambahan yang signifikan dalam kuantitas dan kualitas ibadah, dan juga masalah akhlak dan wawasan keberagamaan.
Grafik peningkatan yang lumayan, hanya bisa dirasakan pada momen Ramadhan hingga tak lama setelah Idul Fitri berlalu. Selebihnya, kita kembali menetapi kondisi keberagamaan yang seperti semula, biasa saja bahkan bisa jadi rasa sabar nyaris tidak lagi ada di hati manusia.
Sebagai contoh dari sisi ibadah, Pada bulan Ramadhan, terjadi peningkatan kuantitas jamaah shalat di masjid dan mushala, meski terkadang inipun hanya terjadi di awal-awal saja dan di akhir bulan mulai dirasakan berkurangnya jamaah.
Secara pribadi, kuantitas dan kualitas ibadah tilawah dan tadarus Al-Qur’an juga meningkat. Target satu hari satu juz lebih mudah dilafazkan dengan indah. Pengikut berbagai kajian bertema keislaman pun menjadi ramai, dari yang biasanya juga , jamaah masjid datang dari berbagai tempat.
Sahabat damai, dengan demikian, seharusnya pemahaman keberagamaan tentang fikih, akhlak, dan ilmu-ilmu Al-Qur’an serta keislaman meningkat. Sudah pernahkah kita menguji sejauh mana kita mengalami peningkatan kualitas pemahaman dan pelaksanaan ibadah serta sikap beragama, terutama setelah selesai Ramadhan hingga menuju Ramadhan berikutnya?.
Misalnya dari segi ibadah, sejauh mana kita mempertahankan, atau kalau bisa, meningkatkan tradisi Ramadhan selepas Lebaran? Berapa lama kita bertahan dengan ibadah Qiym Al-Lail dalam seminggu di luar Ramadhan?
Berapa target membaca Al-Qur’an yang mampu kita kejar di hari-hari biasa? berapa kali dalam seminggu kita menyempatkan diri datang ke kajian keIslam-an? Semua dilakukan dengan sungguh-sungguh ikhal dan penuh kesabaran.
Kemudian dari segi Fikih, berapa persen dari pemahaman Fikih ibadah dan muamalat yang mampu kita pertahankan dan tingkatkan selepas Ramadhan?
Masihkah kita mengejar keutamaan ibadah dan muamalah dengan mengambil fikih yang lebih berhatihati, ataukah kita mengambil kembali yang mudah saja karena menghadapi semua kesibukan yang bersifat duniawi?.
Sahabat damai, kita tentu harus ters evaluasi semua itu. Ramadhan yang pada esensinya mengarahkan kita untuk menjadi lebih takwa, lebih meningkatkan kadar kebaikan akhlak dan sikap,meningkatkan kesabaran dan keikhlasan, memberi semangat kepada kita untuk memperbaiki akhlak dan sikap keberagamaan.
Sebut saja tentang sikap kedermawanan, sikap toleran, memperpanjang silaturahim, berbuat baik kepada orang tua, dan memuliakan tetangga. Ramadhan secara umum mengajarkan kita lebih lembut dan menyebarkan banyak pesan damai kepada umat.
Ketika Ramadhan berlalu, masihkah sikap dan perilaku itu kita pelihara, bahkan mendarah daging pada diri kita, melekat utuh pada diri kita? Kadar tentu bisa naik dan turun, namun yang terpenting adalah dan tindakan kita untuk meningkatkan niat, atau minimal mempertahankannya.
Jangan sampai di-benturan setelah Ramadhan membuat kita kembali stagnan dengan dalih iman yang fluktuatif. Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki kesadaran untuk menjadi lebih baik dan lebih baik daripada berdalih “wajar iman turun karena Ramadhan telah berlalu.”
Allah SWT telah mengingatkan kita, “Maka Allah telah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnyalah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Qs. Al-Syams/91: 8-10).
Sahabat damai, pengujian kadar keberagamaan yakni kesabaran dalam beribadah kepada allah SWT berhenti di bulan Ramadhan saja melainkan akan berlangsung seumur hidup hingga kita meninggal.
Semoga laporan pertanggung jawaban kita kepada allah SWT terkait semua ibadah penghambaan yang telah kita lakukan dibulan ramadhan ini akan semakin baik dan terus ditingkatkan hingga bertemu.0