Ni Luh Ade Bunga Kris Nanti
22 Nov 2024 at 20:10


Dutadamaibali.id- Bali, merupakan pulau yang dikenal dengan keindahan alam dan budayanya. Selain itu keberagaman budaya, agama dan etnis juga menjadi salah satu hal yang sangat menarik di Pulau Dewata. Namun di tengah perbedaan dan keberagaman yang ada seringkali hal ini menjadi permasalahan. Dalam menanggapi mengatasi permasalahan yang ada sebagai salah satu contoh cemerlang dari praktek toleransi sosial yang mendalam melalui prinsip Menyama Braya. Prinsip Menyama Braya ini merupakan filosofi “Bersaudara Dalam Kesetaraan,” hal ini merupakan fondasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, mencerminkan komitmen mereka terhadap prinsip keharmonisan dan saling menghargai.Menyama Braya sendiri meresap ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Bali, baik dalam konteks agama, adat, maupun interaksi sosial. Dalam masyarakat Bali, yang sebagian besar menganut agama Hindu Bali, konsep ini berfungsi untuk mengeratkan hubungan antara individu dan kelompok, mengatasi perbedaan, dan menciptakan rasa persaudaraan yang kuat. Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang atau perbedaan individu, diperlakukan sebagai bagian dari keluarga besar.


Salah satu manifestasi nyata dari Prinsip Menyama Braya adalah dalam penerimaan dan perayaan keagaman dan keragaman. Misalnya, sebagai suatu contoh dalam perayaan Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari raya utama bagi umat Hindu Bali. Dalam perayaan Nyepi sendiri seluruh masyarakat, termasuk non-Hindu, diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengarakan ogoh-ogoh dan ngembak geni. Tradisi ini bukan hanya menjadi sekedar ritual keagamaan, tetapi juga sebagai simbol toleransi dan persatuan yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat.


Dalam kehidupan sehari-hari, Menyama Braya tampak dalam sikap saling menghormati dan gotong royong. Masyarakat Bali sering kali terlibat dalam kegiatan adat bersama, di mana perbedaan status sosial, agama, dan etnis tidak menjadi penghalang. Gotong royong dalam membangun pura, perayaan upacara adat, atau membantu tetangga dalam kesulitan merupakan bentuk nyata dari bagaimana prinsip ini diterapkan. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan yang mendalam dan menguatkan ikatan sosial di antara warga. Selain itu, Bali juga menjadi rumah bagi banyak pendatang dari berbagai daerah dan negara. Dengan Konsep Menyama Braya mengajarkan masyarakat lokal untuk menyambut pendatang dengan sikap terbuka dan inklusif. Para pendatang, baik untuk tujuan wisata atau tinggal sementara, sering kali merasa diterima dan dihargai berkat sikap toleran masyarakat Bali. Ini merupakan contoh bagaimana konsep ini tidak hanya berlaku dalam interaksi internal tetapi juga dalam hubungan dengan luar. Tentu saja, dengan perkembangan yang ada maka tantangan juga akan semakin bermunculan. Menghadapi arus globalisasi dan modernisasi, prinsip Menyama Braya harus terus dipertahankan dan diperkuat guna untuk tetap menjaga nilai persatuan dan kesatuan serta kedaulatan. Adanya pergeseran nilai dan dinamika sosial yang cepat memerlukan usaha bersama untuk memastikan bahwa toleransi dan kerukunan tetap menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali. Secara keseluruhan, prinsip Menyama Braya merupakan cerminan dari bagaimana toleransi dan persaudaraan dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjunjung tinggi prinsip ini, masyarakat Bali tidak hanya memperkuat keharmonisan sosial di tingkat lokal tetapi juga memberikan teladan bagi masyarakat global tentang pentingnya saling menghargai dan hidup berdampingan dalam keberagaman.


Credit: Divisi Blogger Duta Damai Bali

0