Vitra Yuqadhirza
21 Dec 2022 at 21:38PENERAPAN ILMU TAJWID DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN BAGI ANAK-ANAK DI DESA GAMPONG SIDODADI
ABSTRAK
KKN dilaksanakan di Desa Gampong Sidodadi dalam pelaksanaan program KKN dengan tujuan mmeberikan bantuan kepada pihak yang menjadi tempat kami KKN dalam bentuk ilmu, tenaga, maupun sesuatu yang bermanfaat lainnya bagi warga Desa Gampong Sidodadi. KKN ini mengambil program penyuluhan dalam Penerapan Ilmu Tajwid Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Anak-Anak Di Gampong Sidodadi dengan tuuan agar anak-anak tersebut dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Metode yang digunakan dalam program ini yaitu penyluhan denga memberikan edukasi dan pengajaran kepada anak-anak di Desa Gampong Sidodadi, lebih tepatnya di Masjid Al-Iftah yang terletak di Gampong Sidodadi. Program ini dapat meningkatkan pengethauan anak tentang tata cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar dan diharapkan dapat dilakukan dalam kehidupa sehari-hari.
1.
PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan
perkuliahan intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan tri dharma perguruan
tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) dengan cara
memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan
pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan dan pembembangan ilmu dan
teknologi yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu mekanisme kerja dan
teknologi persyaratan tertentu. KKN Tematik ini juga dilakuakn secara daring
dan merupakan praktek penerapan ilmu yang
bersifat interdisipliner dan dikembangkan oleh seluruh jurusan atau program
studi sebagai bagian dari program pendidikan Institut Agama Islam Negeri Cot
Kala Lngsa secara keseluruhan. Program dari Kuliah Kerja Nyata ini mengangkat
tema “Penerapan Ilmu Tajwid dalam pembelajaran Al-Quran untuk mengembangkan
membaca Al-Quran dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang
tata cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Pada program ini kelompok
memberikan materi penjelasan tentang ilmu tajwid dan mengajarkan bagaimana
membaca yang benar dalam pembacaan AL-Quran, kelompok juga memberikan tiga
pertanyaan terkait materi yang telah diberikan.
Al-Qur’an adalah pedoman hidup seorang Muslim di dunia
ini, terutama di akhirat. Jadi setiap orang percaya bahwa Qur’an memiliki
kewajiban dan tanggung jawab untuk kitab suci ini. Tugas dan tanggung jawab
meliputi belajar dan ajaran Al-Qur’an tersebut. Belajar dan mengajarkan
Al-Qur’an merupakan tugas suci yang cemerlang. Mempelajari Al-Qur’an adalah
kewajiban utama setiap muslim dan harus dimulai sejak usia sangat muda,
sebaiknya pada usia 5 atau 6 tahun, karena pada usia 7 tahun anak diwajibkan
untuk sembahyang (Alfianto, 2017).
Dalam membaca Al-Qur’an berbeda dengan percakapan
sehari-hari, maka dari itu, sebagai seorang muslim kita dihimbau untuk
mempelajari ilmu tajwid untuk memahami tulisan suci dengan benar. Para ulama
sepakat untuk membaca Al-Qur’an dengan cara yang khusus yaitu: Menggunakan
metode tajwid, hukum bagi mereka pelajarilah, hukum mempelajari ilmu tajwid
adalah fardhu ’ain (Periong, 2018). Keaslian Al-Qur’an berbeda dengan keaslian
kitab suci lain yang tidak langgeng karena telah ada perubahan isinya oleh
manusia. Manusia melakukan perubahan dan memasukkan hal-hal yang dipandang
mengandung keraguan. Oleh karena itu, Al-Qur’an tidak cukup hanya dibanggakan
sebagai kitab suci yang masih asli, tetapi hendaknya juga mendorong umat islam
untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Isu permasalahan membaca
Al-Qur’an yang meliputi aspek kemahiran lisan, kelancaran bacaan, kemahiran
fasohah, tilawah bertajwid,dan bacaan secara tadwir dan tartil dalam kalangan
pelajar islam berlaku sama pada peringkat sekolah rendah, menengah atau di
bangku kuliah (Aulia, 2020).
Membaca Al-Qur’an tentunya tidak terlepas dari yang
namanya ilmu tajwid, karena ilmu tajwid merupakan ilmu yang paling utama yang
wajib diketahui oleh setiap muslim. Ilmu tajwid merupakan ilmu tentang cara
baca Al-Qur’an secara tepat, yaitu dengan mengeluarkan bunyi huruf dari asal
tempatnya (makhraj), sesuai dengan karakter bunyi (sifat) dan konsekuensi dari
sifat yang dimiliki huruf tersebut, mengetahui dimana harus berhenti (waqaf)
dan dimana harus memulai bacaannya kembali (ibtida’). Tujuan adanya ilmu tajwid
adalah agar umat Islam bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan bacaan yang
diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, sebagaimana Al-Qur’an diturunkan
(Solikhah, 2019).
Jika seorang muslim tidak memiliki pemahaman terhadap
Al-Qur’an, pasti akan menghadapi kesulitan dan banyak kesalahan saat membaca
Al-Qur’an. Maka dari itu, agar tidak terdapat kesulitan dan kesalahan yang
dilakukan maka mengharuskan kita untuk memiliki pemahaman tentang ilmu tajwid.
Inilah sebabnya mengapa ilmu tajwid selalu dipelajari secara mandiri setiap generasi
umat Islam telah mewariskan dengan penuh semangat dari generasi ke generasi.
(Alfianto, 2017).
Namun dalam kenyataannya di kehidupan masyarakat masih
banyak ditemui kesulitan dalam membaca Al-Qur’an secara baik dan benar. Bahkan
masih banyak buta huruf Al-Qur’an. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, umat
Islam Indonesia yang buta huruf Al-Qur’an ada sekitar 54%. Berdasarkan riset
PTIQ Jakarta, umat Islam Indonesia yang tidak bisa membaca Al-Qur’an ada
sekitar 60-70%. Kalau dibuat ringkasan dari temuantemuan itu, kurang lebih ada
50-60% umat Islam belum bisa membaca Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan belum
menemukan metode yang cepat dan mudah untuk belajar membaca Al-Qur’an sehingga
malas untuk belajar (Purnamasari, 2021).
Oleh karena itu, dengan latar belakang uraian diatas
diperlukan peningkatan pemahaman oleh semua umat islam. Dalam membaca Al-Qur’an
tentunya tidak lepas dari yang namanya ilmu tajwid, karena ilmu tajwid termasuk
ilmu terpenting yang harus diketahui setiap muslim. Tanpa memahami ilmu ini
seseorang muslim pasti kesulitan dan melakukan banyak kesalahan dalam membaca
Kitabullah, Al-Qur’an. Agar kegiatan membaca kita minim dari kesalahan kita
harus mengetahui ilmu tajwid dengan cara mempelajarinya. Karena itulah ilmu ini
selalu dipelajari secara antusias oleh setiap generasi muslim, secara turun
termurun.
2.
METODE
Metode pelaksanaan yang digunakan adalah penyuluhan dan pengajaran terhadap
anak-anak di Desa Gampong Sidodadi tentang Penerapan Ilmu Tajwid dalam
Pembelajaran Al-Qur’an untuk Mengembangkan Bacaan Al-Qur’an. Pelaksanaan
kegiatan ini berbasis online dan Kerja Sosial yang dilakukan di Desa Gampong
Sidodadi. Dengan jumlah peserta kurang lebih 6 orang yang dibimbing langsung
oleh Ustadz Ariyono sebagai guru yang mengajar anak-anak. Metode yang
diperlukan adalah:
1. Diskusi
kelompok terkait teknis kegiatan yang akan dilakukan.
2. Melakukan
persiapan yang diperlukan pada saaat pelaksanaan kegiatan.
3. Pelaksanaan kegiatan dengan pemberian materi dan pengajaran yang
dilakukan kelompok agar dapat membaca dan menulis Al-Qur’an
4.Melakukan tes kemampuan kepada anak-anak Gampong Sidodadi sejauh mana
kemampuan para peserta setelah diberikan pengajaran dan pemberian materi.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam mengukur keberhasilan yang baik dalam pembelajaran ilmu tajwid
ataupun pembelajaran yang lain yaitu bisa dilakukan dengan melihat perkembangan
dan perubahan setelah dilakukan proses kegiatan belajar mengajar. Pada
hakikatnya, orang yang berhasil dalam belajar dan mengalami perubahan yang baik
daripada sebelumnya dapat dilihat secara jelas saat kegiatan belajar mengajar
selesai. Jika orang yang belajar memiliki pengetahuan yang lebih baik setelah
menerima pembelajaran, maka pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Jika tetap
pada pengetahuan awal seperti sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan maka
dikatakan tidak berhasil (Kusuma, 2020).
Hasil kegiatan Penerapan Ilmu Tajwid dalam Pembelajaran Al-Qur’an ini
menjadikan para anak-anak Gampong Sidodadi mengetahui Bacaan Al-Qur’an yang
dilakukan instrumen yang digunakan meliputi observasi langsung.
Materi ini berhubungan dengan keterampilan membaca Al-Qur’an, dimana dalam
ilmu tajwid menjelaskan cara membaca bacaan dalam Al-Qur’an sehingga pelafaan
dan hukum bacaan dapat dibaca dengan benar sesuai dengan benar serta sesuai
dengan kaidahnnya.
Secara komulatif,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini menunjukkan peningkatanan pengetahuan dan
pemahaman dalam membaca Al-Qur’an yang baik dan benar.
4.
KESIMPULAN
Kesimpulan setelah melaksanakan KKNT Kerja Sosial di
Desa Gampong Sidodadi ini menjadikan anak-anank panti lebih mengetahui tentang
apa itu ilmu tajwid dan pembacaan yang baik dan benar saat membaca Al-Qur’an,
ini juga menjadikan sarana dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh
mahasiswa dari pembelajarannya di Institut Agama Islam Cot Kala Langsa. Warga
Desa Gampong Sidodadi kami sangat mendukung dan membantu mahasiswa KKN dalam
melaksanakan program-program kami. Dengan demikin, pelaksanaan program kelompok
kami berjalan dengan baik.
Penulis :
Nama : Yuli Muliani
Nim : 1012019073
Semester/Unit :VII/4
Prodi: : Pendidikan Agama
Islam
Fakultas: : Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan
Nama : Dini Anjani
Nim : 1052019032
Semester/Unit : VII/
Prodi : Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan
0